Annales merasakan ranjangnya bergerak tidak nyaman saat ini. Ia baru ingin berteriak saat membuka kedua mata dan menemukan seorang pria diatasnya, membekap mulutnya dengan tangan saat menyadari Annales terbangun.
Annales menyingkirkan tangan pria itu dengan kening berkerut tidak mengerti. "Apa yang kau lakukan?" Annales berbisik, karena pria ini memberikan kode agar Annales tidak mengeluarkan suara. Annales melihat jam dinding dan mendapati waktu telah menunjukkan pukul tengah malam kini.
"Menculikmu."
Annales membelalak mendengar itu. "Kau serius?"
Annales bangun saat melihat pria itu membuka pintu kamar yang mengarah ke balkon, menatap Annales sebentar sebelum melompat turun. Annales terbelalak melihatnya. Ia ingin menengok kebawah, memastikan pria itu baik-baik saja karena baru saja terjun dari balkon kamarnya tapi sebuah tangan langsung menariknya hingga ikut terjun ke bawah.
Namun Annales tidak sempat berteriak saat pinggangnya diremas oleh pria itu. Pria yang memeluknya dengan satu tangan agar tidak terjatuh. Satu tangan pria itu berpegangan pada pembatas balkon, menahan tubuh mereka berdua agar tetap bergelantungan layaknya sepasang monyet yang sedang kasmaran.
"Apa yang kau lakukan sebenarnya sialan?"
"Sekali lagi kau mengumpatiku, aku akan melepaskanmu terjun ke dalam kolam sendirian."
Annales melihat kebawah. Benar. Dibawah sana adalah kolam. Annales tidak ingin berenang tengah malam. Hanya orang gila yang melakukannya.
"Kau percaya padaku kan?" Tanya Oya.
"Tidak. Terakhir kali aku mempercayaimu kau berbohong."
Oya mengerang jengkel mendengar itu. "Kau pendendam sekali."
"Mr. Yakuza. Sebenarnya apa isi otakmu. Sekarang ini, yang ada dalam pikiranku kau ingin bunuh diri mengajakku karena kau yang frustasi dengan pekerjaanmu."
"Aku hampir berpikir begitu."
"Aku tidak mau. Aku tahu kau cinta mati padaku. Tapi kalau mau mati jangan ajak-ajak aku. Aku masih ingin hidup."
"Berpegangan yang erat. Kita akan terjun."
"Apa maksudmu?" Annales terbelalak panik. Apalagi saat melihat tangan Oya yang berpegangan dengan pembatas balkon mulai melepaskan pegangannya, membuat tubuh mereka berdua yang sebelumnya masih bergelantungan pun terjatuh dengan cepat kebawah. Annales memejamkan mata dan reflek melingkarkan kedua kakinya di sekeliling pinggang Oya, tangannya memeluk punggung pria itu erat saat suara deburan air yang keras terdengar bersamaan dengan tubuh keduanya yang tenggelam kedalam kolam.
Kepala mereka berdua menyembul keluar. Annales megap-megap layaknya ikan dengan jantung berdebar kencang, sementara Oya malah tertawa. Annales langsung memukuli dada bidang pria itu.
"Kau sinting Mr. Yakuza!"
"Airnya hangat kan?" Memang benar airnya hangat jadi mereka berdua tidak kedinginan. Oya sepertinya sudah menyiapkannya sejak awal. Namun Annales masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria Yakuza ini. Sungguh diluar nalar.
"Aku hanya ingin mengajakmu mandi bersama."
"Caramu sangat freak. Ingat aku masih marah padamu."
"Karena itulah aku menggunakan cara freak. Karena istriku masih marah padaku." Dada Annales kembang kempis mendengar Oya menyebutnya istri. Mereka berdua masih berada di dalam kolam saat Oya tiba-tiba meraih pinggangnya hingga tubuh depan mereka berdua menempel. Telinga Annales mendengar suara langkah kaki yang berlarian, tepat saat anak buah Oya muncul dengan perlengkapan senjata mereka masing-masing. Pria Yakuza itu langsung memeluk tubuh Annales di dalam air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.