Chapture 7

10.6K 428 23
                                    

Izumi berpapasan dengan Oya dan para anak buahnya yang baru kembali dari pekerjaannya. Melihat wajah Izumi yang merah padam, Kazuma sempat ingin bertanya namun tertahan karena Izumi yang tiba-tiba melangkahkan kaki lebar-lebar menghampiri Oya dan menampar pria itu.

"Sekali bajingan tetaplah bajingan." Setelah mengatakan kalimat itu, Izumi pun pergi. Oya mengepalkan kedua tangan kemudian berlalu meninggalkan semua orang di di lorong pintu mansion itu.

"Annales!" Annales yang masih berada di kursi sofa tersentak kaget mendengar teriakan Oya yang ditujukan untuk dirinya itu. "Apa yang kau katakan pada Izumi?"

Annales mengernyit saat Oya tiba-tiba meraih lehernya, seperti ingin mencekik Annales. Namun saat melihat mata Annales yang sembab, Oya tiba-tiba mengendurkan cekikannya itu. "Kau menangis?"

Annales berkedip. Air matanya yang masih tersisa di pelupuk mata jatuh membasahi pipi. Oya kemudian menarik Annales keatas pangkuannya, memeluk dan mengelus punggung perempuan itu. Sejujurnya Annales belum bisa mencerna apa yang terjadi. Oya yang tiba-tiba datang memarahinya, bahkan hampir mau mencekiknya tiba-tiba malah jadi lunak saat melihat sisa air mata buaya Annales berakting tadi.

"Apa Izumi mengatakan sesuatu yang menyakitimu?"

Annales bingung harus merespon apa. Sebenarnya Oya ini kenapa sih?

"Apa dia menamparmu?" Oya kali ini bahkan menangkup wajah Annales dan mengusap pipi pink perempuan itu. Annales hanya terdiam menerima segala perlakuan itu. "Katakan sesuatu Annales?"

"Izumi tidak bilang apapun." Malahan, Annales yang bicara macam-macam tentang Oya pada adiknya itu. Sekarang Annales sedikit banyak mulai mengerti kalau ada yang tidak beres mengenai hubungan kakak adik yang terjalin di antara Oya dan Izumi. "Aku sudah mengerti beberapa bahasa Jepang berkat Izumi. Tapi kalau bicara, sepertinya masih harus banyak belajar lagi."

Oya mengangguk mengerti. Kali ini, Oya mencium kening Annales. Terkadang Annales penasaran dengan kepribadian Oya dan bertanya-tanya apa jangan-jangan Oya memiliki kepribadian ganda. "Aku yang akan mengajarimu besok."

"Kenapa? Aku sudah tidak keberatan dengan Izumi."

"Aku yang keberatan sekarang."

Annales menghela napas, pasrah.
Perempuan itu bersikap seperti kelinci lagi saat Oya menggendongnya di depan layaknya anak kecil. Annales melingkarkan kedua tangannya di leher Oya agar tidak jatuh dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang sang suami.

"Kenapa tiba-tiba kau ingin menjauhkan Izumi dariku? Bukankah Izumi adikmu?"

Sambil melangkahkan kedua kakinya menggendong Annales menuju kamar, Oya mengecup bibir Annales. "Dia berpotensi menjadi pengkhianat seperti suaminya."

Annales tercengang mendengar itu. "Suami? Jadi, Izumi sudah menikah?"

"Hm. Hari ini Sohei membuat Yamaguchi mengalami kerugian yang tidak sedikit. Bahkan beberapa anak buahku harus berurusan dengan aparat hukum karena kebodohan si brengsek itu."

Annales tidak peduli dengan kerugian yang dialami klan Yamaguchi. Karena kini yang ada dalam pikiran Annales malah tentang Izumi dan Kazuma yang berciuman hari ini.

Jadi Izumi sudah bersuami tapi memiliki hubungan khusus dengan tangan kanan kakaknya sendiri. Entah Annales harus mengatakannya pada Oya atau tidak, tapi untuk sementara ini Annales akan menyembunyikannya untuk diri sendiri dulu.

"Tolong redakan amarahku, Annales."

Klik.

Annales turun dari atas gendongan Oya saat ruangan yang Annales yakini sebagai kamar Oya itu terang dengan lampu penerangan. Sebelumnya gelap gulita sekali. Dan seingat Annales dia baru pertama kali masuk ke dalam kamar ini.

"Buka pakaianmu," suruh Oya sambil melucuti pakaiannya sendiri. Annales bahkan tidak sadar Oya sudah telanjang bulat kini. "Annales."

"Apakah malam ini akan jadi malam pengantin kita? Kau melewatkannya waktu itu?"

Oya memeluk Annales dari arah belakang dan menciumi tengkuk leher istrinya itu. "Aku sedang malas bicara. Tapi yang pasti, malam ini aku tidak akan menyia-nyiakan dirimu lagi."

"Ah!" Annales terkesiap saat Oya meremas kedua buah dadanya. Memain putingnya sambil terus menciumi tengkuk leher Annales. Membantu Annales melucuti pakaiannya itu, dengan posisi berdiri Oya menyusu dan memainkan milik Annales dibawah sana dengan jari.

Annales lalu berjongkok dibawah kaki Oya dan mengulum kejantanan pria itu. Menjilatnya layaknya es krim dan meremas bolanya dengan ekspresi gemas. Oya menengadahkan kepala saat gairahnya semakin terbangun dan mulai menumpuk di ujung kejantanannya.

Namun, Oya tidak membiarkan gairahnya itu meletup di dalam mulut Annales. Dengan kesadaran penuh, Oya menarik Annales untuk berdiri dan merebahkan perempuan itu di atas kasur dengan hati-hati. "Katakan padaku, apakah ini yang pertama untukmu?"

Annales menggigit bibir dan mengangguk. Sejak kemarin, apa yang Oya lakukan bersama Annales lakukan memang sebatas foreplay. Tidak sampai bersetubuh. Annales tidak tahu apa alasan Oya menunda hal itu. Annales ingin tahu alasannya tapi terlalu malu untuk mengungkit masalah itu. Tapi sepertinya malam ini, Oya benar-benar serius dengan perkataannya yang tidak akan menunda lagi.

Annales tiba-tiba jadi gugup dan sedikit takut. Apalagi mengingat Oya selalu buas saat memuaskan Annales.

"Apakah aku boleh request?" Annales menahan tangan Oya yang tengah memposisikan ujung kejantanannya di pintu vagina Annales yang telah berlendir.

"Hm?" Oya menaikkan satu alisnya, menunggu kelanjutan dari perkataan Annales dengan sabar. Meskipun gairahnya sudah diujung tanduk, demi mendapatkan sensasi gila bercinta bersama Annales, Oya bersedia menunggu. "Katakan."

"Pelan-pelan dan hati-hati, please."

"Kau takut?"

(Karena ini mengandung adegan dewasa(21+) khusus untuk adegan dewasa aku upload di karyakarsa [Sengaja gak di upload di sini karena banyak pembaca dibawah umur]
Link Karyakarsa ada di bio profil wattpad ku)

(Karena ini mengandung adegan dewasa(21+) khusus untuk adegan dewasa aku upload di karyakarsa [Sengaja gak di upload di sini karena banyak pembaca dibawah umur] Link Karyakarsa ada di bio profil wattpad ku)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang