"Bagaimana rasanya menjadi Nyonya Yamaguchi?"
Annales terkejut saat pintu kamarnya tiba-tiba dibuka dari luar oleh seorang perempuan yang Annales tidak tahu siapa namanya. Perempuan itu kini bersandar pada kusen pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada, menatapi Annales yang tengah duduk diatas lantai untuk membereskan tumpukan belanjaannya hari ini.
"Apa kau guru yang diminta Oya untuk mengajariku bahasa Jepang?" Tanya Annales. Sebenarnya Annales asal menebak saja, apalagi melihat kerutan di kening perempuan itu, sudah pasti bukan. Namun sayangnya, jawaban perempuan itu berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Ya. Aku guru bahasa yang dipilih langsung oleh Oya."
Annales mengedipkan kedua mata, antara percaya dan tidak. Cantik, putih dan langsing. Annales terbiasa menilai penampilan saat bertemu dengan orang baru dan perempuan yang dilihatnya kali ini sepertinya lebih lembut dari perempuan yang tadi.
Namun saat melihat perempuan itu tiba-tiba melangkah masuk kedalam kamarnya dan duduk atas kasurnya, Annales menatap kesal dan sinis.
"Jadi, bisa kita mulai belajar sekarang."
"Hei, kau!" Annales buru-buru berdiri dan berkacak pinggang di hadapan perempuan itu. "Siapa yang mengizinkanmu duduk diatas kasurku. Turun sekarang."
"Kasurmu?"
"Ya. Ini tempat tidurku. Area privasiku. Tidak seorang pun boleh menginjakkan kaki ke dalam kamar ini apalagi menempati kasurku. Apalagi kau hanyalah wanita asing yang berprofesi sebagai guru."
"Aku bukan guru biasa. Oya memilihku karena aku spesial."
Kata spesial itu, Annales malah semakin kesal saat mendengarnya. Entah kenapa semua perempuan Jepang yang ia temui hari ini, semuanya menyebalkan.
"Apa semua perempuan Jepang pernah tidur dengan Oya?"
"Tentu saja, dia bos Yakuza... Semua perempuan menginginkannya."
"Keluar dari dalam kamarku."
"Kau tidak sopan pada seorang tamu."
"Kaulah yang tidak sopan, jalang."
Brak!
Izumi terdiam saat pintu didepannya terbanting tepat di depan kedua matanya. Sesaat setelah tubuhnya di dorong keluar oleh wanita Rusia yang dibawa pulang oleh kakaknya itu. Sejujurnya Izumi tidak menyangka kalau ia akan mendapatkan kesan pertama seperti itu. Seharusnya Izumi marah dan kesal, tapi entah kenapa Izumi justru tertarik dengan kakak iparnya itu.
"Kesan pertama yang buruk ya, Izumi ku."
Izumi melangkah mundur saat Daigo ada dihadapannya saat Izumi berbalik hendak pergi dari sana. Melihat keberadaan adik iparnya itu, Izumi jelas terkejut. "Apa yang kau lakukan disini?"
"Memanggilmu." Daigo tiba-tiba seperti hendak membuka handle pintu kamar Annales, namun Izumi langsung menahan tangan pria itu. "Kau memanggilku karena kita harus pulang kan? Ayo, aku tidak mau Sohei lama menunggu."
"Aku ingin menyapa kakak iparmu dulu."
"Oya tidak akan senang melihatmu berkeliaran di dalam rumah ini. Please, Daigo. Jangan membuat ini menjadi rumit." Menatap wajah Izumi sebentar, Daigo akhirnya mengangkat kedua tangannya ke udara pertanda menyerah kemudian merangkul bahu Izumi. Keduanya pun beriringan melangkah pergi meninggalkan depan pintu kamar Annales.
***
Toyama mengangkat panggilan telpon dari Annales, saat dilihatnya wanita itu tengah berdiri di balik jendela kamar, menatap kearahnya dari atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.