Chapture 23

7.3K 406 6
                                    

Annales pikir, Oya akan mengajarinya dengan cara yang sweet seperti di film-film atau drama yang pernah ia tonton.

Namun sesampainya di lapangan tembak ini Annales berakhir duduk di salah satu kursi dengan buku panduan 'cara menembak pistol dengan benar' yang judul tiap halamannya berisi tentang ; cara memegang pistol, posisi menembak, membidik pistol, menekan pelatuk, meningkatkan tembakan dan lain sebagainya.

Demi apapun, Annales malas jika harus memahami setiap kalimat yang tertulis di dalam buku itu.

"Menembak bukan hanya sekedar memegang pistol. Olahraga menembak bisa melatih konsentrasi, ketepatan dan ketelitian, karena pada olahraga ini memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk bisa menembak tepat pada sasaran." Annales menatap seorang pria yang tiba-tiba bicara dan mendekatinya lalu mengulurkan tangan.

"Kazuo Taoka. Aku yang mengelola tempat ini."

Annales baru ingin membuka mulut saat pria itu kembali menambahkan. "Bisa dibilang, aku masih kerabat dekat Oya. "

Annales tidak membalas jabatan tangan itu namun langsung berdiri dan meninggalkan buku tadi di atas kursi. "Aku lebih suka action daripada teori."

Tao tersenyum melihat semangat yang terpancar di kedua bola mata Annales. "Persiapkan dirimu. Aku akan mengajarimu action."

"Yes!" Annales berseru—-mengepalkan tangan.
Bahkan tidak berpikir untuk meminta persetujuan terlebih dahulu dari Oya. Annales sendiri tidak tahu dimana pria Yakuza itu sekarang. Sejak tiba di area terbuka ini, Oya langsung pergi meninggalkan Annales karena harus menjawab telpon penting.

Annales sudah siap dengan menggunakan amunisi juga pelindung telinga dan matanya.

"Sebelumnya, perhatikan aku." Pinta Tao.

Annales mengangguk. Ia memperhatikan pria bernama Kazuo Taoka itu yang memberinya contoh secara detail dan pelan-pelan. Lalu suara tembakan terdengar...

Dor!

Pria itu menembak tepat sasaran. Adrenalin Annales terpacu melihat itu. Asap mengepul di ujung moncong lubang pistol di tangan pria itu. Dengan wajah sombong, Tao meniupnya dan mengulurkan pistol di tangannya ke arah Annales.

"Cobalah."

Annales mengambil pistol itu. Sebenarnya ini bukan kali pertama Annales memegang pistol. Annales pernah mencuri-curi kesempatan, mengambil pistol milik Ayahnya yang di simpan di dalam laci ruang kerja Simon beberapa kali dulu. Secara diam-diam tentu saja. Sebab selama ini Ayahnya tidak pernah membiarkan Annales memegang senjata itu, mungkin takut Annales akan menggunakannya untuk mencoba kabur melarikan diri dari rumah dan menghabisi seluruh anak buahnya.

Tiba-tiba Annales kepikiran. Kenapa Oya tiba-tiba malah mengajarinya cara menggunakan senjata. Memangnya pria itu tidak takut Annales akan kabur setelah mahir menggunakan senjata api.

"Perhatikan posisi kakimu, Nyonya."

Annales tersadar dari lamunannya. Saat ini ia sudah memegang pistol dengan kedua tangannya, kakinya agak terbuka.

"Pegang pistol di dengan jari tengah, jari manis, dan jari kelingking setinggi mungkin pada pegangan di bawah pelindung pelatuk, dengan celah antara ibu jari dan jari telunjuk setinggi mungkin di bawah bagian belakang slide tanpa menghalangi gerakan mundur slide. Jari telunjuk harus berjalan di sepanjang slide, dan ibu jari harus bersandar di sepanjang rangka pistol, dengan ujung ibu jari menunjuk ke arah yang sama dengan laras." Jelas Tao panjang lebar.

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang