Chapture 21

7.9K 371 130
                                    

"Kita pulang, Kazuma."

Kazuma yang duduk diatas kap mobil, tengah menghisap rokok bersama Asahi—- anak buah Oya yang lain langsung berdiri saat melihat Oya akhirnya keluar sambil membopong tubuh Annales.

Kazuma kemudian membukakan pintu untuk bosnya setelah membuang puntung rokok dan menginjaknya dibawah kakinya.

Kazuma lalu mengkode mobil dibelakangnya, beberapa anak buah Oya yang lain untuk kembali ke Narita.

Selama dalam perjalanan, Oya menyibukkan dirinya dengan kembali berkutat dengan pekerjaan. Sementara Annales duduk disebelahnya, tertidur pulas dengan kepala mendongak keatas, sedikit membuka mulutnya. Kazuma yang duduk disamping sopir juga membuka laptopnya sendiri. Mereka menggunakan kesempatan selama dua jam perjalanan untuk bekerja.

"Bos, Anda menyuruh Kim menghabisi Akihiko?" Tanya Kazuma saat ia menemukan berita yang sedang hangat-hangatnya dibahas media.

Oya berdehem membalas pertanyaan Kazuma. Sementara Kazuma yang masih membaca berita tersebut, mengerutkan kening.

"Apa ada masalah?"

"Disini dituliskan, Akihiko mati di dalam sel tahanan karena overdosis obat. Bukankah kematiannya malah semakin mengancam bisnis Kelab kita di Osaka."

"Kelab itu sudah terbakar habis."

Kazuma terbelalak mendengar itu. "Serius bos? Anda membakarnya?"

"Untuk menghilangkan jejak." Oya mengeluh saat satu kaki Annales nangkring di atas pahanya. Sementara kedua mata wanita itu masih terpejam.

"Bukannya polisi akan semakin curiga ada dalang utama dibelakang Akihiko."

"Sejak kapan kita takut pada polisi."

Kazuma bungkam mendengar itu. Benar. Seharusnya tidak ada yang perlu ditakuti. Namun, tetap saja kalau mereka—-para polisi bisa menemukan banyak bukti sindikat kejahatan Yamaguchi, Oya beserta seluruh antek-anteknya tetap bisa terjerat kasus hukum dan dipenjara.

Sejauh ini, beberapa polisi itu sudah memakan uang suap dari mereka selama ini. Namun tetap saja akan ada polisi lain yang jauh lebih licin, menginginkan lebih.

"Tujuanku membakar Kelab itu untuk melindungi orang-orang yang bekerja di dalamnya. Mereka akan dipindahkan ke Kelab kita yang lain."

***

Annales membuka kedua matanya saat merasakan ranjang empuk menyapa punggungnya. Ia mengernyit, kemudian membuka mata, reflek ingin menendang orang yang berani-beraninya menyentuh tubuhnya. Namun Oya dengan sigap langsung menahan kaki mulus itu.

"Sudah bangun, sleeping beauty?"

Annales langsung berguling-guling diatas kasur Queen Size itu. Menjauhkan diri dari Oua. Ini adalah kamarnya. Annales masih bisa melihat sex toys serta rantai yang waktu itu Oya gunakan untuk menyiksanya ada diatas nakas sana.

"Bersihkan tubuhmu sebelum tidur," kata Oya, ingin pergi meninggalkan kamar itu.

"Mr.Yakuza!" Annales menarik satu lengan Oya. Menahan pria itu. "Rebahan disini." pinta Annales menepuk ranjang itu. Oya menaikkan satu satu alisnya melihat itu.

"Aku ingin memberimu hukuman."

Annales berpegangan pada kedua bahu Oya untuk turun dari atas kasur. Wanita itu kemudian membantu melepaskan pakaian yang Oya kenakan, sengaja berlama-lama di bagian depan celana pria itu. Saat sudah sepenuhnya telanjang, Annales langsung mendorong tubuh pria itu hingga terbaring telentang diatas ranjangnya.

Oya tersenyum tertarik melihat tingkah wanita mabuk itu. Lalu keningnya mengernyit saat Annales mengambil rantai diatas nakas dan berjalan ke arahnya.

Annales menyeringai puas melihat bagaimana Oya yang terlihat begitu tidak berdaya dibawah kendalinya. Kedua tangan pria itu telah terborgol di masing-masing sisi ranjang dengan keadaan Oya yang kini telah telanjang sempurna.

Annales tersenyum menggoda menggigit bibirnya saat dengan perlahan dirinya mulai merangkak menaiki ranjang mewahnya dan mendudukkan tubuhnya di atas tubuh kekar pria itu.

Melihat bagaimana Oya yang pasrah di bawah kendalinya berhasil membuat Annales tersenyum lebar.

Kedua tangannya dengan lihai mulai mengelus sensual dada bidang Oya saat ia kembali menurunkan wajahnya tepat pada dada bidang suaminya itu, memberikan kecupan-kecupan ringan disana.

"Annales."

"Diam Oya, jangan ganggu aku."

Oya mendengus.
Bibir ranum Annales masih sibuk memberikan kecupan-kecupan basah di leher Oya, menghisapnya dengan sensual sebelum semakin turun menuju dada bidang suaminya.

Annales menarik sudut bibirnya saat manik kedua matanya kembali berhadapan dengan puting coklat Oya yang begitu menggugah selera.

Tangan Annales langsung mencubit gemas puting Oya, membuat si empunya menggeram tertahan dan melemparkan tatapan tajamnya kepada Annales.

"Ini menggemaskan, Mr. Yakuza." Ujar Annales lalu terkekeh pelan tanpa mempedulikan tatapan tajam yang Oya lemparkan untuknya.

"Sayang, hentikan ini."

Annales menggeleng, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Oya dengan lidahnya yang mulai terjulur menjilat sensual puting coklat suaminya, berhasil membuat geraman rendah keluar dari bibir tipis pria Yakuza itu.

Annales menyeringai dengan satu tangannya yang lain kini ikut memberikan cubitan sensual pada puting Oya yang lain yang tidak terjamah oleh mulutnya.

(Lanjutan hukuman untuk Oya ada di karyakarsa🥵 link Karyakarsa ada di bio profil wattpad ku)

(Lanjutan hukuman untuk Oya ada di karyakarsa🥵 link Karyakarsa ada di bio profil wattpad ku)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO BE CONTINUED.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang