Wang Yi duduk perlahan di kursi di depan Zhou Shi Yu, dengan kepala sedikit menunduk. Ada ketegangan yang tampak jelas dalam setiap gerakannya, seolah seluruh dunia berputar di sekitarnya dengan lambat. Kedua tangannya bertumpu pada pangkuan, dan meski dia mencoba untuk tenang, jari-jarinya masih bergerak gelisah.
Zhou Shi Yu memperhatikannya dengan pandangan penuh pengertian, tetapi juga ada sedikit rasa ingin tahu yang tersirat di wajahnya. "Kamu kenapa?" tanyanya, dengan nada suara yang lembut tapi tegas, mencoba menarik perhatian Wang Yi dari pikiran-pikiran yang tampaknya mengganggu. "Hm? Jangan sedih seperti itu, raut wajahmu terlihat sangat muram." Matanya berbinar, namun tetap serius. Ini adalah cara halus Zhou Shi Yu untuk menunjukkan bahwa dia peduli, tapi tidak terlalu terbuka dengan perasaannya sendiri.
Wang Yi hanya mengangkat kepala sedikit dan tersenyum kecil, senyuman yang terlihat dipaksakan. "Aku... tidak apa-apa," jawabnya sambil menggelengkan kepala, meski jelas ada sesuatu yang ingin dia ungkapkan. Tapi, sepertinya kata-kata itu tidak keluar.
Setelah hening beberapa detik yang terasa lama, Wang Yi mengulurkan sebuah buku kecil dari tasnya. Dia meletakkannya di atas meja di depan Zhou Shi Yu dengan tangan sedikit gemetar. "Ini... buku harianku," ucap Wang Yi dengan suara pelan, hampir seperti bisikan yang malu-malu. "Aku tidak keberatan kalau Anda membacanya."
Zhou Shi Yu terkejut sejenak, namun kemudian tersenyum lembut. "Saling percaya adalah hal yang baik," ucapnya, mengambil buku itu dengan gerakan hati-hati. Dia menatap Wang Yi dengan tatapan yang lebih dalam, ingin memastikan bahwa gadis di depannya benar-benar serius dengan ucapannya.
"Ada yang ingin kamu sampaikan lagi?" tanya Zhou Shi Yu, kali ini nadanya lebih lembut namun penuh harapan. Dia merasa ada sesuatu yang lebih penting daripada sekadar buku harian yang diserahkan Wang Yi.
Wang Yi menarik napas dalam, berusaha mengumpulkan keberanian yang tersisa di dalam dirinya. Ia menggigit bibir bawahnya sebentar, sebelum akhirnya berbicara. "Sejak pertama kali Anda mengucapkan 'selamat malam' ke kamar asrama," kata Wang Yi dengan suara yang masih sedikit bergetar, "sejak saat itu, aku selalu memperhatikan Anda."
Zhou Shi Yu, yang tadinya tenang, kini merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Kata-kata Wang Yi membangkitkan sesuatu di dalam dirinya yang sulit dijelaskan. Namun, dia tetap berusaha untuk tenang. "Aku?" jawab Zhou Shi Yu dengan sedikit kebingungan dalam nadanya, meski tetap berusaha mempertahankan sikap profesional. Tatapannya sedikit mengeras, tapi bukan karena marah, melainkan lebih kepada rasa terkejut dan bingung.
"Anda begitu sulit dijangkau," lanjut Wang Yi tanpa mengangkat wajahnya. "Aku ingin mendatangi Anda, ingin berbicara dengan Anda kapan saja, sesuka hati, tapi... aku tahu itu tidak bisa." Suara Wang Yi semakin kecil saat mengucapkan kalimat terakhir, seolah-olah dia berbicara pada dirinya sendiri.
Zhou Shi Yu merasa canggung, tidak tahu harus merespons bagaimana. Dia berdiri dengan canggung dari kursinya, mencoba mengalihkan fokus dari perasaan yang baru saja muncul di hatinya. Dia mengambil buku harian Wang Yi, membolak-balik halamannya dengan tidak benar-benar membaca, hanya untuk memberi dirinya waktu untuk memikirkan jawaban yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING MISS ZHOU - Wang Yi dan Zhou Shi Yu (sqhy couple) SNH48
FanfictionDi balik tembok disiplin yang mengelilingi kampus elit itu, Wang Yi, seorang gadis pendiam yang selama ini hidup dalam bayang-bayang akan menemukan gairah baru dalam hidupnya. Semua berubah ketika dia bertemu Miss Zhou, guru yang penuh pesona dan sa...