Malam perlahan tiba. Staf dapur yang sejak pagi gelisah karena kedatangan Direktur Utama kini bisa bernapas lega. Badai yang menghantam mereka seharian telah berlalu.
Di sudut dapur, beberapa staf berkumpul dan berbincang ringan.
"Aku tak habis pikir," kata seorang koki sambil menata piring-piring, "Betapa baiknya Direktur Utama itu. Tapi auranya, sungguh membuatku merinding."
"Benar," sahut yang lain, mengusap keringat di dahinya. "Dia memang baik, tapi satu langkah salah, kita bisa habis."
Tiba-tiba, seorang pelayan yang bertugas mengantarkan makanan ke gedung pengasingan duduk dengan berat di kursi. Raut wajahnya penuh kegelisahan. "Celaka!" ujarnya tiba-tiba, membuat rekan-rekannya menoleh penuh penasaran.
"Ada apa?" tanya salah satu temannya.
"Miss Zhou sekarang dipanggil ke kantor Miss Hao," jawabnya sambil menghela napas panjang.
Mereka terdiam, lalu salah satu dari mereka mengucapkan dengan cemas, "Jangan-jangan kita yang selanjutnya?"
"Bagaimana dengan Wang Yi?" tanya pelayan yang lain, suaranya terdengar serius. "Dia belum makan atau minum apapun selama hampir empat hari sekarang. Haruskah kita membiarkan seseorang meninggal di kampus ini, terlebih di gedung pengasingan?"
Mereka saling pandang, rasa khawatir tampak di mata masing-masing. Situasi semakin pelik, dan tampaknya tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu.
Di kantor Miss Hao, suasana tegang menyelimuti ruangan.
Hao Jing Yi duduk dengan anggun di kursinya. Di sampingnya berdiri Eliwa, asisten kepercayaannya yang selalu setia dan tidak kenal kompromi. Zhou Shi Yu duduk di depan mereka, tubuhnya tegap meskipun dia tahu dirinya sedang diadili.
Hao Jing Yi menyesap teh yang ada di tangannya, lalu memandang Zhou Shi Yu dengan sorot mata penuh kekecewaan. "Aku kecewa padamu, Miss Zhou," ujarnya pelan namun tajam.
Zhou Shi Yu tetap tenang. "Aku tidak melakukan apapun yang salah," jawabnya, suaranya stabil. "Semua yang kulakukan sesuai dengan aturan. Aku memperlakukan setiap murid di asramaku sama, tidak ada yang dibeda-bedakan."
Eliwa, yang sejak tadi diam, kini menyela dengan nada menyindir. "Bagaimana dengan Wang Yi? Apakah memberikan barang padanya dan memperlakukannya lebih baik dibandingkan yang lain itu termasuk menyamakan perhatian? Dan bagaimana dengan cium–" kalimatnya terhenti ketika Zhou Shi Yu segera membalas.
"Aku tahu siapa yang membutuhkan perhatian lebih di antara murid-muridku. Kamu hanya memerintah, sedangkan aku yang mendidik mereka. Kamu tidak memiliki hak untuk menghakimi kinerjaku, Miss Eliwa yang terhormat," ujar Zhou Shi Yu dingin, tatapannya tegas.
Eliwa hanya mendengus pelan, tapi tidak membalas. Sementara itu, Hao Jing Yi menaruh cangkir tehnya dengan hati-hati, lalu berkata, "Wang Yi telah mengembangkan ketertarikan yang tidak wajar padamu, Miss Zhou. Aku hampir saja mengeluarkannya dari kampus ini, tetapi Direktur Utama memintaku untuk memperhatikan Wang Yi lebih baik lagi. Jadi, aku tidak bisa melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING MISS ZHOU - Wang Yi dan Zhou Shi Yu (sqhy couple) SNH48
FanfictionDi balik tembok disiplin yang mengelilingi kampus elit itu, Wang Yi, seorang gadis pendiam yang selama ini hidup dalam bayang-bayang akan menemukan gairah baru dalam hidupnya. Semua berubah ketika dia bertemu Miss Zhou, guru yang penuh pesona dan sa...