Malam itu terasa begitu tegang di sekeliling Hao Jing Yi. Ruangan kantornya yang biasanya tenang kini diselimuti aura amarah yang membara. Di tangannya tergenggam surat yang telah menyalakan bara di hatinya.
Sebuah surat yang kembali dikirim ke kampus karena alamat yang tidak lengkap. Dia berdiri mematung dengan sorot mata dingin yang menusuk, menatap tajam pada surat itu—surat yang ditulis oleh Wen Rou Qi, salah satu muridnya, tanpa sepengetahuannya.
Eliwa, yang saat ini berdiri di hadapannya, menggigil ketakutan. Rasa dingin merayap di tubuhnya, bukan karena suhu ruangan, melainkan dari amarah yang terpancar dari Hao Jing Yi.
Wajah Eliwa memucat, keringat dingin mulai mengalir di dahinya. Dia tahu apa yang akan terjadi. Hao Jing Yi, yang biasanya tenang dan penuh wibawa, kali ini tampak berbeda. Matanya memancarkan kemarahan yang nyaris tak tertahankan.
"Miss Eliwa," suara Hao Jing Yi terdengar rendah, namun penuh dengan ancaman yang tersembunyi. "Bagaimana ini bisa terjadi? Aku sudah mempercayakan semua pengawasan padamu. Bagaimana bisa ada surat seperti ini yang sampai hampir keluar dari kampus tanpa sepengetahuan kita?"
Hao Jing Yi membantingkan surat itu ke meja di hadapan Eliwa, suaranya terdengar keras dan menggema di dalam ruangan. Eliwa tersentak, tubuhnya gemetar semakin parah. Perlahan-lahan, dia meraih surat itu dengan tangan yang bergetar. Matanya beralih dari surat ke wajah Hao Jing Yi yang penuh murka, sebelum akhirnya dia memberanikan diri membaca isi surat tersebut.
Surat itu dipenuhi keluhan Wen Rouqi tentang kondisi di asrama. Di dalamnya tertulis bagaimana Wen Rouqi merasa tertekan dengan peraturan yang terlalu ketat, bahkan pada hari Minggu, yang seharusnya menjadi hari istirahat, mereka justru lebih lapar daripada hari-hari biasa. Dia mengeluhkan betapa jahatnya orang-orang di asrama, terutama Miss Hao dan Miss Eliwa. Wen Rouqi juga meminta keluarganya untuk mengirim makanan enak setiap hari, seolah hidup di asrama tak layak untuknya.
Eliwa bisa merasakan darahnya berdesir. Tangannya semakin bergetar saat dia melanjutkan membaca, takut pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tahu bahwa Hao Jing Yi tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja.
Hao Jing Yi memijat dahinya yang terasa berat. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu lagi, Miss Eliwa? Kamu seharusnya menjaga semua hal ini tetap terkendali. Dan sekarang? Sekarang kita menghadapi situasi yang memalukan seperti ini. Apa yang akan dikatakan keluarga murid? Dimana harus aku letakkan mukaku?"
Eliwa terdiam, tidak berani menatap langsung ke mata Hao Jing Yi. Dia tahu tak ada kata maaf yang akan cukup untuk meredakan kemarahan wanita itu.
"Berikan hukuman pada Wen Rouqi," kata Hao Jing Yi tegas, suaranya seperti baja yang dipalu. "Pastikan dia jera dan tidak pernah mencoba hal ini lagi."
Eliwa mengangguk cepat, merasa ketakutan akan lebih besar jika ia tak segera melaksanakan perintah itu. Tanpa berkata apa-apa, dia berbalik dan meninggalkan ruangan dengan langkah tergesa-gesa. Setiap langkah yang dia ambil terasa berat, seolah beban tanggung jawab yang menghimpitnya tak terhingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING MISS ZHOU - Wang Yi dan Zhou Shi Yu (sqhy couple) SNH48
FanfictionDi balik tembok disiplin yang mengelilingi kampus elit itu, Wang Yi, seorang gadis pendiam yang selama ini hidup dalam bayang-bayang akan menemukan gairah baru dalam hidupnya. Semua berubah ketika dia bertemu Miss Zhou, guru yang penuh pesona dan sa...