• waktu

279 43 3
                                    

"lah aneh. kenapa jadi lu yang dimarahin dah?"

"perasaan Yuan dari kemarin dimarahin mulu."

Erik mendengus, menyenggol lengan Haru di sampingnya kesal. "diem, nyet."

Haru mana peduli, ia hanya mengedikan bahu. Lalu kembali fokus pada ponselnya entah apa yang ia lakukan. Walau begitu, ia cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada Yuan.

Mereka bertiga, sedang duduk di depan kost Haru tengah malam ini.

"kayaknya dia kesenengan nonton futsal. gua ga tau soalnya izinnya ke kamar mandi tadi," balas Yuan.

"emang ga boleh nonton futsal doang?" cibir Haru.

Yuan menoleh pada Haru, sebal. Ia menghela napas berat. "bukan gak boleh. gua udah bagi biar semua kedapetan nonton ukm yang dipengenin, futsal udah. harus satu kelompok terus gak boleh mencar."

"ya, sabar. resiko."

"udah minta maaf kan anaknya?" Sebelum kembali memulai perdebatan, Erik lebih dulu bertanya.

"udah. dia baik kok anaknya. dari luar negeri," jawab Yuan.

"anak inter?" Lagi-lagi Haru penasaran.

"gak. dia asli sini. emang sebelumnya tinggal di luar. kalo ga salah sempet kuliah juga? gua lupa."

"lah kenapa gak ambil kelas inter?"

"mana gua tau. kepo banget lu lagian."

"tanyain dong, kan elu kakak pembimbingnya."

"gak mau."

"pergi lu dari kost gua."

Erik memijit keningnya lelah. Ia menengahi lagi, menarik Yuan agar memundurkan badannya supaya tidak melihat ke arah Haru.

Kost Haru cukup nyaman, menempel dengan kampus—kata orang-orang. Jadi Erik yang notabenenya warga lokal, rumahnya lumayan jauh, sering menumpang di sini.

Kalau Yuan sendiri, kostnya tidak sedekat itu untuk ditempuh dengan jalan kaki.

"masih hidup aja kalian bertiga."

Suara Aldo—mengejutkan keheningan mereka. Muncul dari dalam, dengan muka bangun tidurnya. Aldo dan Haru ada di kost yang sama walau tidak 1 kamar, mereka berdua menyepakati.

"serius lu jam 11 baru bangun?" cebik Haru.

"daripada lu kaga tidur. tidur, bro. nikmat."

Aldo duduk di samping Haru. Memandang muka 2 orang lainnya yang juga tengah menatapnya.

"udah ada jadwal praktek," sahut Haru malas.

"apa korelasinya sama tidur?" heran Erik.

"gak ada. gak mau tidur aja. ntar lu berdua gua tinggalin gitu?" Haru menatap sinis Erik dan Yuan bergantian.

"gua di sini kan gara-gara lu gak mau tidur," sahut Yuan.

"masih ada 2 hari tuh ngapain aja, Yu? bikin macet jalan, serius." Aldo mengalihkan pembicaraan. Sebagai korban terlambat kelas pagi seminggu ini karena jalan menuju parkiran sangat ramai.

Ia pun sempat memprotes pada Yuan, kenapa mahasiswa baru diperbolehkan menggunakan kendaraan walau yang diprotes tak tahu apa-apa karena bukan ranahnya.

"sisa sehari doang. besok penutupan."

"guest star-nya siapa, Yu?'

"Tulus—"

"pret. kaga percaya."

Yuan tertawa kecil usai mendapat tatapan kesal oleh Aldo dan Haru. "emang ga usah percaya, ga penting. kan lu berdua ga nonton juga.'

dunia (a story after highway) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang