"please, Daffa. ayo mau."
Memang benar kata Erik, sulit untuk menolak pesona Yuan. Pesona raut melas dengan suara halusnya membuat Daffa mematung untuk beberapa saat. Ia bahkan tak sadar tangannya digenggam oleh Yuan penuh harapan.
"bentar, kak. ngomong Erik dulu," balas Daffa kemudian. Melepaskan tangan Yuan pelan. Ia mengambil ponselnya di saku celana.
Yuan mengerutkan kening bingung. "kenapa harus ngomong ke Erik?" Padahal permintaan tolongnya ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan pacarnya itu.
✧✧✧
"apaan, Daf?"
Erik di kantin, dengan laptop menyala di meja. Ia tak sendirian, bersama si teman perjuangan—Haru, tentu saja.
Begitu nama Daffa dipanggil-panggil, Haru menoleh sewot. Hampir 2 minggu ini mereka jarang bertemu dan jarang berkirim chat. Ya, tapi kan mereka hanya teman. Tidak ada ketetapan untuk harus saling memberi kabar.
"kak Yuan kapan putus sama lu, ya? gua mau antri paling depan."
"anjing."
Bukan Erik yang menyahut dengan begitu refleks ini, melainkan Haru. Erik hanya tertawa mendengarnya—sudah biasa. Ia berikan ponselnya pada Haru kemudian.
Haru mendengus. "ngapa lu kasih ke gua?" kesalnya.
"dimatiin." Erik menunjukkan layar ponselnya. Ia menyimpan lagi di atas meja. "talent band yang dipegang Yuan, bassist-nya kecelakaan."
"UHUK!" Haru yang tengah meneguk air minumnya, terkejut.
"lu tau gak apesnya apa?" Erik kembali memulai padahal raut Haru belum tenang. "balik nge-club kecelakaan mobil 4 orang, 3 orang anak band semua. talent lain kelabakan, ada yang keyboard, ada yang nyanyi," lanjutnya.
"anjir, mabok?"
Anggukan diterima oleh Erik.
Haru berdecak, bisa-bisanya.
"goblok semua. udah lanjutin aja punya Yuan. ga usah pake bass juga jalan," sahut Haru.
"iya. Yuan pengen Daffa gantiin."
Sontak manik Haru berbinar. "Daffa mau?!!"
"lah itu. kayaknya Daffa mau kalo Yuan mau jadi pacarnya dulu."
"monyet."
Erik tertawa, lagi-lagi.
Haru ingin melihat Daffa bermain musik lagi secara langsung. Alasan Daffa berhenti karena—Ayahnya tidak suka ia bermain-main dengan kuliahnya dan lebih sibuk pada kegiatan di luar itu. Namun, sekarang Ayahnya sudah tidak ada.
Mungkin Daffa ingin menyenangkan Ayahnya di sana. Padahal menurut Haru, jika Daffa bisa mengambil kesempatan pulang kembali ke negara ini karena Ayahnya sudah tidak ada, kenapa tak digunakan juga untuk bermusik lebih bebas?
Seringkali, pemikiran Daffa dan Haru bertolak belakang. Dan Haru selalu menjadi bagian yang "tidak mengerti kenapa".
"kalo batal tampil gitu gimana?" tanya Haru usai diam begitu lama.
Aktivitas Erik dengan tugasnya tertunda lagi. "kasihan, bego. udah banyak prepare, latihan," balasnya.
Betul juga. Haru manggut-manggut setuju. Ia biarkan Erik melanjutkan agendanya. Sementara ia sendiri sibuk menelisik seisi kantin fakultas, tidak terlalu ramai. Dalam 5 menit hening di antara mereka berdua, akhirnya manik Haru menemukan sesosok yang membuatnya sebal beberapa saat tadi.
Tangannya melambai, hingga si empu melihatnya, lalu menghampiri meja mereka.
"sibuk banget maba," komentar Haru.
Daffa tertawa pelan, duduk di samping Erik—di depan Haru. "gak ada maba univ ini yang gak sibuk," lanjutnya.
"tawarannya Yuan diiyain apa enggak?" Kali ini Erik yang bertanya, sambil matanya masih fokus pada laptop.
"fifty fifty. tabrakan harinya sama jadwal wawancara gua sama narasumber buat project. masalahnya gua ga tau jamnya jam berapa," sahut Daffa.
"yaelah kelompok lu ada banyak, harus elu yang wawancara?" celetuk Haru.
Membuat yang disewoti berdecak sebal. "tugas kelompok. semua kudu kontribusi."
Haru mendengus. Padahal, ia hanya kesal jadi jarang bertemu dengan Daffa.
"emang bikin project apa?" tanya Erik penasaran.
"ada deh, isu kekerasan seksual di kampus."
Berhubung mereka semua sudah free, tidak ada kelas, percakapan mereka mengalir selama lebih dari 1 jam. Membicarakan proyek Daffa, spoiler praktikum jurusan angkatan tua dari Haru dan Erik, kemudian Haru yang memprovokasi meyakinkan Daffa agar lebih memilih ikut acara malam dies natalis bersama talent yang dipegang Yuan daripada wawancara itu, berakhir Haru mendapatkan tendangan maut dari Daffa.
Dan, semuanya terhenti setelah Revan datang mengajak Erik ke lapangan futsal karena terkunci.
"kenapa gak minta Pak Agus?" kesal Erik, merasa terganggu.
"gak berangkat, lagi sakit," jawab Revan santai.
"etdah semoga cepet sembuh."
"ya ayo buru, anjing! ditunggu anak-anak!"
Dengan malas dan ogah-ogahan, Erik menutup laptopnya. Sekalian menjemput Yuan, katanya. Sepeninggalan Erik dan Revan, tentu menyisakan keheningan baru antara Haru dan Daffa.
Topik mereka berubah lagi.
"liburan semester pulang?" Daffa membuka percakapan.
Haru mengangguk singkat. "iya lah. lu ga balik emang?"
"kayaknya balik juga, sih. ntar kalo balik, bareng ama gua."
"buka jasa antar jemput rute sini ke Cirebon aja."
Daffa sebal, memandang Haru sinis.
"khusus buat elu doang," sahutnya ketus.
"lumayan cuan."
"lu ga mau berduaan ama gua, ya?"
Waduh. Haru terkekeh. "iya, mau."
Sore ini, percakapan mereka kembali lanjut. Bedanya, lebih membahas hal-hal yang hanya dipahami oleh mereka, dan orang-orang di masa sekolah. Ketika Daffa banyak berkomentar jika Haru berubah, Haru membantah dengan alibi jika ini yang ditinggalkan Daffa untuknya.
Perilaku Haru sekarang, seperti Daffa dulu, katanya.
"geli dengernya," gumam Daffa. Padahal, yang berbeda hanya tak jauh dari cara Haru mengontrol emosi yang lebih payah sekarang.
"ikut ya, malem dies natalis besok," ucap Haru, beralih lagi topiknya. "kasihan Yuan, dia kena semprot sama panitia lain."
Ia berbohong kali ini. Haru hanya ingin melihat Daffa bermain musik secara langsung lagi.
"lah iya?" Manik Daffa khawatir mendengarnya. Seperti ia sudah terkena pelet oleh Yuan, Haru harus siaga 1.
"iya, lu harus bantu dia," sahut Haru. Ia sambil membereskan barang-barangnya, seperti bersiap untuk pulang.
"kalo udah bantu dapet apa coba?"
"dapet gua."
"tai."
✧✧✧
welcome leader junkyu n asahi!! thank you sm leader hyunsuk n jihoon🫶🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/378028498-288-k183344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
dunia (a story after highway)
Fanfictionisi dunia berjalan sesuai takdir, dan tidak pernah bisa ditebak, bahkan oleh Haru sekalipun. ⚠️tw // bxb ⚠️lanjutan dari buku sebelumnya yang berjudul, highway. ✧06/10/24