M | 07

34 7 0
                                    

.

.

.

" Ke rumahnya ah! Gabut juga di rumah " Neva beranjak dari tempat duduknya, naik ke atas mengambil tas dan ponselnya yang di cas

Sebelum berangkat dia terlebih mengirim pesan kepada teman Magma yang nomornya dia dapat sewaktu kemarin bertemu di kantin.

..

Putra.

Putra, rumah Magma di mana? |

| knp cri rmh Magma?

pengen kesana |

buruan ih! |

| 📍. Location

makasihh! |

| 👍🏼

..

Langsung saja dirinya memesan taxi online, dirinya menunggu seraya menggunakan sepatu agar kakinya tak terkena dingin walaupun hanya main ke rumah Magma.

Tak lama dari itu mobil hitam berhenti di depan rumahnya. " Atas nama Neva? " Neva mengangguk. Dirinya masuk dan mobil perlahan di jalankan.

Beberapa menit perjalanan dirinya berhenti tepat di titik lokasi yang di kirim oleh Putra. Tak lupa membayar dan berterimakasih.

Senyum manis tercipta di wajahnya, sedari dirinya melewati pagar yang terbuka sampai di depan pintu rumah Magma, terlihat terbuka apakah teman-teman Magma main kerumahnya?.

" SEKARANG SIAPA YANG RUGI? KAMU SENDIRI KAN? BUAT APA IKUT-IKUT PERGAULAN BEBAS ANAK SMA BEBAN NEGARA KAYA GITU? GENG-GENGAN NGGAK JELAS! KELUAR MALEM! BIKIN ONAR SANA SINI! NGASIH CONTOH BURUK KE SEMUA YANG LIAT KAMU TAU NGGAK?! "

Neva mematung di tempat. Dirinya tidak berani masuk, alhasil berhenti di samping pintu yang masih belum di buka.

" SEKARANG KAMU PILIH! Tinggalin geng-geng mu itu atau cabut perhatian dari ayah? " Suasana semakin panas, Magma yang hanya diam berdiri di hadapan sang ayah yang memarahinya perkara kemarin kecelakaan kecil.

Hal itu bisa tahu hingga ke ayahnya di karenakan salah satu dokter memberitahu ayahnya bahwa dirinya kecelakan dan sobek pelipis. Entah juga kapan ayahnya itu kembali ke kota ini, sedikit terkejut mendengar sebuah pangkuan dari sang dokter bahwa dia adalah teman semasa SMA ayahnya.

" Magma sampai kapanpun itu nggak bakal ninggalin temen-temen Magma. Magna lebih milih cabut perhatian dari ayah daripada harus pisah sama temen-temen Magma. "

" Oh! Berani ngelawan kamu ya? Kenapa semenjak kamu main sama anak-anak sialan beban negara itu kamu berani sama ayah? Ngebentak ayah? Ngelawan semua perkataan ayah? -

- di pengaruhi apa kamu sama mereka ha? DI KASIH PENGARUH BURUK APA SAMA MEREKA? "

PLAKK

" HONEY! "

Semuanya mematung begitupun dengan Neva yang berada di samping pintu depan. Badannya bergetar mendengar sebuah tamparan lolos mengenai pipi Magma.

Papa Magma dengan sigap langsung memeluk badannya erat. Magma tidak tau harus membalas atau melakukan apa sekarang. Badannya terkunci, suaranya tercekat di tenggorokan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐌𝐀𝐆𝐌𝐀 [𝐁𝐗𝐁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang