happy reading!
.
.Magma dan Neva berujung pergi ke pasar malam kota yang di adakan secara besar-besaran. Awalnya tidak ingin tapi Neva menyeletuk ingin ke sana pada esok hari tapi Steven sudah ribut ingin ke sana, ingin tau apa pasar malam itu.
Mata Steven tidak berhenti untuk mengedar ke seluruh sudut pasar malam. Tangannya di gandeng oleh Neva dan Magma mengikuti mereka dari belakang.
" Mau kemana? "
" Stev mau itu! Mau yang warna merah! " Steven menunjuk salah satu stand penjual jus.
" Mas mau jus strawberry satu " Mas penjual mengangguk.
" Lo nggak mau? " Neva menggeleng, dirinya sedang tidak mau yang berbau dingin bahkan sekarang saja dirinya memaka pakaian serba panjang.
Setelah membeli jus mereka melanjutkan jalan mereka. Entah yang akan menuju ke mana yang terpenting jalan terlebih dahulu. Steven juga diam dalam jalannya yang membawa jus strawberry.
Sampai di mana ada permainan lempar cincin. Boneka di jejerkan di dinding yang sudah di beri penyangga lalu di depan para pemain terdapat kerucut yang berwarna-warni, jika kalian bisa memasukkan sepuluh kali tanpa gagal maka kalian mendapatkan satu boneka.
" Stev mau cow! " Tangan kecilnya menujukan ke salah satu boneka yang di jejerkan.
Neva mencoba pertama namun gagal kini bergantian Magma yang mencoba permainan tersebut.
" Terimakasih sudah bermain dan selamat " Mas-mas pemilik permainan memberikan boneka yang Steven mau.
Steven di gendong oleh Magma dan Neva membawa boneka serta jus strawberry milik Steven, pemiliknya sudah mengeluh kenyang meminum jus itu dengan terus-terusan. Jus nya juga kental maka dari itu.
" Mau kemana lagi? " Magma bertanya pada Steven. Anak itu seperti sudah tidak berdaya. Kepalanya di taruh pada pundak Magma.
Dia menggeleng, kepalanya menyender dengan nyaman pada pundak Magma.
" Mau kemana? "
" Aku nggak tau, Stev juga udah cape kayaknya. Gimana kalo pulang? "
" Nggak mau jajan dulu? Ada roti bantal "
Magma menunjuk ke arah penjual roti bantal dengan dagunya. Neva awalnya tidak tertarik tapi setelah beberapa detik berdiam diri Neva mengangguk dengan seru lalu tanpa sengaja menggandeng tangan Magma yang menyangga bobot Steven.
Neva membeli dengan jumlah yang dia inginkan, Magma sudah di tawari namun menggeleng. Neva bingung dengan makanan kesukaan Magma itu apa, melihat semua jajanan dia tolak.
Beberapa menit kemudian mereka memutuskan untuk pulang ke rumah juga Steven yang sudah tertidur di gendongan Magma.
Sampai di parkiran Steven di pindahkan pada gendongan Neva, barang-barang akan di bawa oleh Magma.
.
.Magma berhenti tepat di depan rumahnya, begitu pintu di buka sudah ada Nathaniel (papa Magma) yang menyambut kedatangannya.
Dia tersenyum manis melihat Neva datang kembali, dia seperti melihat dirinya pada masa belasan tahun sangat cantik dan manis.
" Papa.. " Sapa lirih dari Neva. Dia di paksa Nathaniel untuk memanggil Nathaniel dengan sebutan papa tidak boleh uncle, om atau semacamnya lagi. Harus papa.
" Di tungguin taunya main ke pasar malem " Nathaniel sudah mahir dengan bahasa Indonesia nya karna sering di ajarkan oleh William supaya nanti dia tidak kesusahan ketika ada di indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐆𝐌𝐀 [𝐁𝐋 𝐋𝐎𝐊𝐀𝐋]
Dla nastolatkówMagma Raynald Sebastian, laki-laki yang terkenal karena sifat nakal dan most wanted di sekolahannya, mendapat rumor jika dirinya adalah pemimpin sebuah geng motor yang tidak terlalu di kenal banyak orang, atau hanya orang tertentu yang tahu siapa se...