M | 03

61 9 2
                                    

haii haii! jangan lupa tekan vote dan komen all!! My first story!
mohon kerjasamanya!
jangan lupa follow juga akun Chii!

Happy reading! 🐤

..
..



Wajah pemuda manis itu nampak gelisah, langit petang sekali padahal belum memasuki malam hari.

Dirinya di landa kepikiran antara laju untuk pulang atau berdiam diri terlebih dahulu seraya menunggu hujan tiba dan hujan reda. " Kalo aku ambil laju kayanya di tengah jalan bakalan keujanan.. " Gumamnya.

Dirinya berjalan kaki ketika pulang, karna menurut jarak rumahnya dan sekolah tak begitu jauh maka dari itu pemuda ini memutuskan untuk berjalan saja, terkadang berangkat naik ojek ataupun di jemput oleh Darel. Untuk pulang Darel tidak selalu menjamin bahwa bisa mengantarkan pemuda itu pulang, karna setelah pulang Darel langsung menuju ke cafe dan mulai bekerja di sana.

Jika pulang dia akan berjalan maka melawati gang-gang yang satu arah dengan gangnya, jika menaiki motor maka melewati jalan besar yang semakin dekat dengan rumahnya. Walaupun dia jalan tapi menurutnya tak apa karna juga sehat. Sebenernya dia punya motor di rumah, hanya saja malas untuk mengisi bensin dan mengeluarkan dari garasi mini di rumahnya. Jadilah dia jalan kaki.

Neva, memilih untuk menunggu hujan di halte samping sekolah. Perasannya tidak tenang sekali, rasa takut mulai menjalar dengan perlahan di seluruh tubuhnya, dia memiliki trauma akan hujan dan langit yang gelap atau katakan saja dirinya itu takut hujan.

" Udah pake cardigan masih aja dingin " Keluhnya.

Neva masih berdiam diri di halte. Melihat air yang perlahan turun lebih banyak membuat dirinya semakin gusar dan tak nyaman, jiwanya ingin menerobos namun dia takut akan hujan.

.

Kepala Neva mendongak ketika mendapati pemuda lain yang ikut menepi dari hujan di halte ini, sedikit tenang melihat dirinya tidak lagi sendiri.

Pemuda itu lantas turun dengan segera dari motornya sebelum hujan semakin lebat dan membuatnya semakin basah, jaket kulitnya tidak mampu untuk menolak air hujan yang terus-terus turun mengguyur bumi sore ini.

Lantas dia memutuskan untuk duduk dengan orang asing di sebelahnya, helm belum sama sekali pemuda itu lepas entah apa alasannya.

" Aku nggak asing sama motornya " Neva membatin. Melihat motor berwarna hitam dengan sedikit corak merah juga helm full face hitam yang di gunakan oleh pemuda sampingnya itu.

" Nggak mungkin ah! Masa bener? " Neva penasaran namun sedikit ragu untuk membuka suara.

" Shh.. " Neva mendesis, dia semakin melipat kakinya ke bawah; kakinya kedinginan. Luka itu belum cukup kering, juga kaku di kakinya semakin menjadi-jadi ketika terkena dingin.

" Jangan kumat dulu plis baru di luar " Ucapnya sendiri. Pemuda yang ada di samping Neva menolehkan kepalanya.

" Kenapa? " Pertanyaan singkat itu membuat badan Neva menegang seketika. Sudah dingin semakin di buat dingin, aduhh.

" Gapapa hehe " Neva tersenyum memperlihatkan senyum manisnya.

" Hm? " Neva sudah tidak kuat jika hm hm seperti ini.

" Um.. Itu a-aa jatoh iya! Nggak sengaja keserempet sama orang! " Mendengar pengakuan dari Neva pemuda itu teringat akan srempetan beberapa hari lalu.

Pemuda itu membuka jaket yang melekat di badannya dan memberikan jaket itu pada Neva. " Buat? "

𝐌𝐀𝐆𝐌𝐀 [𝐁𝐗𝐁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang