2 // Harry styles

28K 1.4K 7
                                    


Happy reading xoxo




Setelah pekenalan ku kemarin dengan pria bernama Harry, aku jadi mengenalnya sedikit tentang kehidupanya. Ia adalah seorang pengusaha besar seperti ibunya, yang mana seorang CEO di bagian perusahaanya. sebenarnya ibuku menjodohkanku dengan Harry bukan dengan soal harta, mereka melakukanya karna mereka sayang dengan kami, ya itulah yg mereka katakan. Ayahnya meninggalkanya bersama ibunya sejak berumur 5 tahun, tentu ia mempunyai masa kecil yang suram.

Ibunya berkata bahwa Harry adalah pria baik, benarkah begitu? Karna saat aku memandangnya pertama kali bertemu ia hanya memandangku aneh dengan seringai tajamnya yg aku tidak dapat mengerti apa arti dari seringainya, tetapi kurasa ia kurang suka padaku, dari caranya memandangku, berbicara, bahkan menjabat tanganku saja sedetik kemudian ia langsung melepaskanya dengan sangat arogan.

"Kendall, apa kau didalam?" Suara ibu menakhiri aktivitas melukis, ya aku sangat menyukai melukis, aku diajarkan oleh ayahku saat aku berusia sekitar 6 tahun.

Aku segera menaruh kuas dan cat lainya ditempatnya semula "ya? Aku didalam bu." aku membuka pintuku.

Terlihat ukiran senyum yg terpancar dari wajahnya, dan ia sudah berpakaian rapih, Kylie juga "oh, ibu hanya ingin bilang hari ini kau harus pergi untuk fitting baju pernikahan kalian." ujarnya, pantas ia sangat terlihat senang, aku bergerutu didalam hati kenapa harus hari ini? Aku sedang melukis. oh tuhan

"Oleh karna itu kau segera siap siap, kami tunggu di mobil." dengan itu ia berlenggang pergi, padahal aku baru saja ingin membuat alasan agar tidak ikut.

Kylie menghampiriku dan memegang bahu kiriku dengan tatapan kasihan padaku "aku tahu kau tidak menyetujui semua ini Ken, tapi..mau bagaimana lagi? Kita harus membuat ibu senang bukan? Lagipula ia sudah memberikan kita apa saja yg kita mau, bahkan sampai sekarang ia masih sedih atas kepergian ayah." ujar Kylie.

Aku mendengus pasrah, Kylie ada benarnya hanya cara ini memang yg membuat ibuku setidaknya bahagia. "baiklah, aku akan menyusul kalian dimobil."

****

Kami memasuki butik ternama di kota ini, dan terlihat baju baju pernikahan yg sangat menawan terpajang di sana dengam model yg berbeda beda dan motif yg unik, aku menyukainya dan aku sangat suka memilah baju, sebut aku orang yg sangat fashionable.

Disana sudah ada Harry dan ms.Anne yg menunggu kami, ibuku langsung menghampiri ms.Anne dan bercengkrama sebentar sedangkan Kylie memilih untuk berjalan jalan di toko sebelah untuk membeli accsesories, dan..Harry yg sedang berkutat dengan handphonenya tanpa memperdulikan semua orang yg ada disekitarnya.

"Baiklah Kendall, ini baju pernikahanmu, silahkan kau coba." ibuku memberi baju pernikahan berwarna putih tanpa lengan yg berukuran panjang, dan gaun ini menyeret ketika aku berjalan. Di sekeliling dadaku ada motif bunga bunga kecil yg memperindah gaun ini. Aku sangat menyukainya.

Lantas aku berbalik memasuki ruang ganti.

Memasang gaun ini sangatlah susah, aku sampai dibantu oleh 2 pelayan yg ada disini. Setelah itu aku keluar untuk bertanya penampilanku pada ibuku.

Saat aku keluar Harry yg dihadapanku yg juga baru saja keluar dengan baju pernikahanya yg motif dan warnanya seragam denganku. Ia sangat tampan mengenakan jas itu ditambah bungan mawar di kantung sebelah kirinya yg menambah kesan menawan pada dirinya.

Apa aku terlalu banyak memujinya?

Kami saling tatap menatap, entah kenapa aku dibuat terhipnotis olehnya untuk yang pertama kalinya, "hei..kendall...kauu" suara ms.Anne mengagetkanku dan membuyarkan tatapanku dari harry.

Aku melihat ms.Anne yang sekarang menatapku dari atas hingga bawah dengan tatapan yang aku tidak mengerti, pasti gaun ini sangatlah tidak cocok di badanku, huuft aku benci gaun. "kau terlihat mempesona sayang, sangat cantik." ms.Anne tersenyum padaku dan merapihkan rambutku yg panjang.

"Terimakasih." aku tersenyum atas pujian yg diberikan oleh ms.Anne, lalu ibuku menghampiriku dan memeluku "Ah! Kau sangat cantik sayang, ibu tak sabar ingin melihatmu diatas pelaminan nantinya." ujarnya dengan sedikit berbisik, dapat terlihat ekspresi bahagia terukir diwajahnya yg seolah membuatku merasa bahagia juga walau sebenarnya tidak.

Ada rasa kecewa dan sedih atas kejadian ini, aku akan dijodohkan dengan orang yg tak kukenal sama sekali bahkan aku belum pernah berbicara denganya. Tapi..ini semua kulakukan demi membuat ibuku tersenyum, aku hanya dapat tersenyum saat ibuku mengatakanya.

Ketika aku sedang mengedarkan pandanganku ke seisi ruangan, mataku memergoki Harry yg sedang menatapku dari atas sampai bawah yg membuatku merinding entah kenapa. Dan ia mulai tersenyum dengan seringai yg tak dapat kuartikan...

****

Besok adalah hari yg ditunggu tunggu, hari pernikahanku. astaga ini sangatlah cepat mengingat aku yg baru saja menginjak umur 20 tahun oh yatuhan! Padahal aku sangat ingin menikah diumur 23 tahun, tapi takdir berkata lain,


TOK TOK TOK


Suara ketukan pintu membuyarkanku dari lamunanku, aku beranjak dari kasurku dan membukanya, ternyata ibuku.

"Apakah kau sibuk?" Tanya nya sopan. Sepertinya ia sudah ingin tidur, ia sudah mengenakan piyamanya dengan rambutnya yg tergerai bebas.

"Tidak."

"Bolehkah aku masuk?" untuk apa ia ingin masuk kedalam kamarku malam ini? Tidak biasanya. Tak mau berfikir panjang akupun mempersilahkanya masuk, ia terduduk diatas tepi ranjangku dan mengamati seluruh isi kamarku. Ibuku memang jarang masuk kedalam kamarku.

"Kau seperti ayahmu ken." ujarnya dengan senyumanya. Ya dinding kamarku kulukis sendiri yg menyerupai seperti wallpaper pada umumnya. Ayahku dulu mengecat wallpapper ruang keluarga dengan tanganya sendiri yg menyerupai seperti wallpapper. Ia memang luar biasa, itu sebabnya aku sangat menyukai ruang keluarga.

"Kau tahu, setelah semua ini aku pasti akan merindukanmu." ucapnya lagi yg kini pandanganya terarah padaku dengan mata berkaca kaca. Oh, aku merasa bersalah sekarang.

Aku tersenyum dan mulai memeluk ibuku "ya, aku juga bu." terasa bahuku basah, gosh apakah ia menangis? Sejujurnya aku juga tidak ingin meninggalkanya.

Kami melepaskan pelukan,

"Hei.." Aku berusaha menenangkanya dan menghapus air mata yg kini sudah membasahi pipinya.

"aku-aku pasti akan sangat merindukanmu ken." lagi ia memeluku, "aku pasti akan selalu mengunjungimu bu, aku janji."

ia melepaskan pelukanya dan mulai menghapus air matanya, "dengar, maafkan aku jika aku terlalu memaksamu dengan menjodohkanmu dengan Harry, namun kulakukan semua itu karna aku sayang padamu. Kuharap kau mengerti." ia menatapku nanar,

"Tak apa, ku mengerti. lagipula aku juga tidak keberatan, aku senang jika ibu senang." aku tersenyum kepadanya, maafkan aku bu aku berbohong padamu. Perjodohan ini menyiksaku.

"Baiklah, kau beristirahatlah besok adalah hari yg sangat besar bagimu." iapun bernjak dari duduknya, tak lupa ia mencium keningku dan puncuk kepalaku kemudian mengusap pipiku.
lalu keluar meninggalkanku.

"ya..besok adalah hari yg sangat besar bagiku.."






HARRY STYLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang