36// Harry styles

10K 639 16
                                    

Luke's pov

Ketika mendengar suaranya, aku seperti mengenalinya. Sepertinya gadis itu sedang dalam masalah dengan pria tadi dan mencoba meminta tolong. Kutengokan lagi kepalaku kebelakang pria itu semakin merapatkan pergelangan tanganya pada pinggang gadis itu.

Perasaanku mulai tak enak, namun aku teringat akan makanan yg kubawakan ini untuk Tiffany dan Anna, pasti mereka sudah menungguku. Dengan ragu akupun melanjutkan perjalananku kembali kerumah dengan perasaan ganjal.


Kendall's pov

"Sekarang kau ikut aku!!" Shawn melepaskan ikatan dipergelangan tanganku, aku segera memijit tanganku yg terasa sakit akibat ikatan itu yg sangat erat. Shit! Tanganku sampai merah. Aku bersumpah tidak akan memaafkanya.

Lagi, ia menarik tanganku dengan paksa, "mau kemana kita?!" Aku berusaha mencegahnya dengan menarik kembali tanganku. "Berhentilah bersikap seperti anak kecil atau kau akan kubunuh sekarang juga." teriaknya didepan wajahku yg membuatku memutuskan untuk diam.

Ia memakai jaket dengan beaninya dengan rapih, setelah itu ia memegang pinggangku dan berbisik "apapun yg kaulakukan jangan menjerit dan mendongakan kepala atau pisau ini akan menusukmu secara tiba tiba." kurasakan benda tajam tersebut berada dipinggangku siap untuk menusukku jika peraturan tadi kulanggar.

Dimana Harry?



Rumah dora!




"Ayo jalan!" Kami-maksudku aku dan Shawn, menelusuri jalan setapak ini yg masih sepi, dan aku terpaksa menundukan kepalaku dengan rambut panjangku ini atau sebilah pisau akan menusukku.

Yg ada difikiranku kali ini adalah dimana Harry? Aku berharap keajaiban datang kepadaku. Aku menangis, bagaimana keadaan Darcy dan Daisy? Apakah mereka baik baik saja tanpaku disana? Sungguh aku merindukan mereka termasuk. "Apakah kau bisa diam?!" Bisik Shawn dengan tajamnya, namun aku tidak mendengarkanya dan masih tetap menangis.

aku tidak tahu ia ingin membawaku kemana namun sepertinya aku mengenal jalan ini, sekilas aku dapat melihat jalan ini dari balik helai rambutku-tunggu! Hei, ada seseorang. Mungkin ia dapat menolongku. Kukeraskan isakan tangisku agar orang tersebut dapat mendengarku. Perlahan ia nampak bingung dengan kami.

Namun sialnya, pisau milik Shawn semakin menusuk kedalam yg mambuatku meringis kesakitan.

Aw

Aku tak memperdulikan goresan dari pisau ini, yg kufikirkan sekarang adalah bagaimana caranya orang ini dapat menyelamatkanku! Semakin dekat jarak diantara kami dengan orang tersebut.

Ketika bahuku bersenggolan dengan bahunya, aku berbisik padanya "Help me....." siapa tahu ia mendengarnya, namun kurasa dewi fortuna tidak berpihak padaku kali ini. Orang tersebut tidak menolongku sama sekali bahkan melihatku saja tidak.

Aku tidak tahu sekarang harus berbuat apa selain menuruti perkataan perkataan Shawn jika aku masih ingin tetap hidup, sepertinya takkan ada yg menolongku kali ini mengingat Shawn sangat pandai menutupi jejaknya.

Akhirnya kami sampai disebuah gang kecil dan disana ada sebuah pintu. Shawn melepaskan pergelangan tanganya dari pinggangku, aku bisa bernafas lega karna pisau itu tidak menempel lagi pada pinggangku, namun Shawn telah menggoresnya dan ini terasa sangat sakit.

"Ayo masuk." ujarnya sambil menariku secara paksa dan kasar. Bisakah ia lebih pelan sedikit?!

Ruangan ini gelap, baiklah-aku mulai takut sekarang, aku masih memikirkan perkataan Shawn tempo lalu, ia ingin menjualku ke las vegas. Aku semakin takut. Jika hal itu terjadi aku tidak dapat membayangkan bagaimana nasibku selanjutnya.

Lampu dinyalakan dan ada seseorang sedang duduk didepanku dengan memalingkan badanya. Aku cukup terkejut.

"Boss, aku sudah membawakanya untukmu." ujar Shawn pada seorang wanita yg didepanku ini yg masih tidak ingin menampakan wajahnya. Aku semakin takut dan bingung.

Ia membalikan badanya dan dapat kulihat wajahnya,

Briana!

Ia adalah orang yg selalu membully-ku sewaktu SMA dulu, ia selalu mencaci makiku karna ia tahu aku dan Luke memiliki berhubungan khusus, dan ia tidak terima karna ia mencintai Luke, ya memang Briana sendiri adalah gadis terpopuler disekolah maka dariitu siapapun takut padanya. Dan apa? Sekarang? Shawn menjualku pada Briana? Yg benar saja!

Briana tersenyum penuh kemenangan padaku "Kendall. Well well, kita bertemu lagi. right? Sudah beberapa tahun lamanya, aku sangat merindukanmu, ur still remember me, right?" Aku menatapnya penuh amarah, kenapa ia masih mengusik hidupku nyatanya sekarang aku sudah tak ada hubungan apapun dengan Luke-dan ya, aku tidak tahu dimana ia sekarang. Dan mengapa ia masih saja menangkapku.

"Apa maumu? Kenapa kau kembali mengusik hidupku? Bahkan aku sudah tak berhubungan lagi dengan Luke."

Ia menghampiriku "well, aku yg akan menjualmu sayang. Yeah! Aku dan Shawn sama sama membalas dendam padamu karna masa lalu kami yg menyedihkan dan kau tahu? Aku sangat membencimu mungkin sampai sekarang. Aku tak perduli kau masih berhubungan atau tidak dengan Luke." ia menghentikan perkataanya dan mendekatkan wajahnya pada wajahku, "yang aku inginkan adalah kau enyah dari sini... dan kau akan kujual ke Las Vegas untuk dijadikan jalang temanku disana. Apa kau senang?"

Air mataku sudah tak dapat kubendung lagi kali ini. Apa salahku sampai mereka tega berbuat seperti ini? Bahkan aku sama sekali tak pernah menyakiti mereka. Sama sekali tidak.

Kulihat Shawn yg hanya terdiam diambang pintu sambil menatapku iba-oh atau aku saja yg salah lihat? Mana mungkin ia kasihan padaku.

"Shawn, bawa ia kekamar dan suruh ia beristirahat. Dalam 3 hari, akan kukirim ia ke Las Vegas." ujar Briana dengan tawa liciknya dan berlalu pergi.

Shawn mendekatiku dengan wajahanya yg datar dan membawaku masuk kedalam sebuah kamar. "Kuharap kau tidur nyenyak." ujarnya lalu menutup pintu kamar. Aku terduduk diatas kasur ini dan menekuk lututku sambil menenggelamkan wajahku.

Harry, aku takut. Apa kau dapat mendengarku? Aku tak suka berada disini. Mengapa semua begitu rumit?




Ceritanya juga rumit kaya hubungan kita.

HARRY STYLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang