Hari ini adalah hari kepulanganku dari rumah sakit menyebalkan ini, disini membosankan dan aku sangat tidak menyukai rumah sakit, sebenarnya hari kepulanganku masih sehari lagi, namun aku memaksa Harry agar bisa pulang. atas persetujuan dokter pun akhirnya aku dibolehkan pulang.
Lagipula aku sudah merasa jauh lebih baik.
Baru sedikit yg aku ingat tentang Harry. Aku percaya ia adalah suamiku namun bagaimana hubungan aku dengan Luke? Entahlah, disisi lain aku juga mencintainya, Aku juga harus mencintai Harry sebagai suamiku, itulah yg dikatakan ibuku.
Selama aku dirawat disini Luke juga jarang menjengukku ataupun menghubungiku, tak biasanya ia seperti ini. "Kendall, apa kau ingin diam diri disitu saja?" Harry membuyarkan lamunanku.
"Maaf, jadi kita pulang sekarang?" Tanyaku kembali
"Tidak, kau tetap disini sedangkan aku pulang." Aku membuka lebar mulutku mendengar perkataan dari Harry. Apakah dokter itu berubah pikiran lagi?
"Ya tentu saja sekarang, sayang." entah kenapa pipiku bersemu merah mendengar Harry memanggilku dengan sebutan 'sayang'
"Pipimu memerah, apa ingin kuhilangkan?" Belum sempat aku bertanya bagaimana ia menghilangkanya, ia terlebih dahulu mencium pipiku.
Sialan, ia bukan menghilangkanya namun semakin membuatnya memerah.
"Harry!" Aku jengkel padanya karna selalu membuat pipiku memerah.
Ia hanya tertawa geli melihatku tersipu.
**
"Dimana ini?" Tanyaku sesampai didepan rumah yg bergaya modern dan minimalis ini, ini cukup indah. Rumah siapa ini?
Atau jangan jangan ini rumah...
"Taraa! This is our house. Remember?" Apa? Ini rumah miliku dan Harry? Sudah kuduga, Aku tinggal disini? Wow mengagumkan.
"Ayo. Aku tahu pasti kau sudah merindukan kamar kita." mengapa aku merasa menjadi pengantin baru?
Akupun turun dengan dibukakan pintu oleh pria kriting ini. Ia melingkarkan tanganya di pinggulku sambil membantuku berjalan karna memang jalanku masih kurang baik karna luka dibagian kaki itu tidak dapat hilang begitu saja, pasti membutuhkan proses.
Aku memasuki rumah bergaya Minimalis ini dengan mata berbinar binar. Dari mana Harry dapat uang sebanyak ini sehingga ia dapat membeli rumah sebesar ini? Oh itu tidaklah penting.
"Nah! Bagaimana? Kau suka?" Mendengar pertanyaan Harry akupun mengangguk mantap. "Ya! Aku suka rumah bergaya modern dan minimalis!"
"lihat disana!" Ia menunjuk sebuah ayunan dan oh! Disana juga tersapat trampilone! "Disana tempatmu bermain jika bosan." Harry selalu berusaha mengingatkanku pada kebiasaan kebiasaanku-Hal itu tentu saja membuatku mudah mengingat kembali.
"Aku-sedikit dapat mengingatnya! Aku selalu membawa novel jika sedang berada di ayunan itu." sekelebat ingatanku melayang layang difikiranku- aku ingat ketika aku sedang marah dengan Harry namun aku tidak tahu sebabnya. Lalu ia membawakanku jus strawberry, dan kami membicarakan sesuatu yg aku tidak dapat kuketahui banyak.
"Aku mengantuk, dimana kamarnya?" Tanyaku pada Harry, aku sudah merasa pegal berkeliling rumah ini dan terlebih aku memang sangat mengantuk-padahal ini masih jam 11.34
"Ikuti aku." Harry membawaku menaiki tangga, sungguh. Aku membenci tangga! Walaupun tangga adalah salah satu alat berolah raga bukan? Jika kita menaik turun tangga kita juga sama saja berolah raga, tapi tetap saja aku membenci tangga karna melelahkan.
"Disini." kami berhentu didepan pintu bercat putih. Harry pun membukanya dan nampa ruangan bergaya elegan dan berwarna gold memenuhi seisi ruanganya.
Kasur king size juga ada disana dibalut dengan sprei dan bedcover berwarna hijau muda yg memperindah suasana kamar ini.
"Ini bagus. Siapa yg merancangnya?" Tanyaku pada Harry yg sedari tadi kerjaanya hanya mengikutiku dan mengamati setiap gerak geriku.
"Kau." aku? Wow! Aku memang hebat bukan? Rasanya aku sangat bangga pada diriku sendiri walau sebenarnya aku masih tidak ingat apa apa tentang kamar ini.
"Aku mengingat sesuatu tentang kasur itu." ujarku yg membuat Harry tertawa kecil.
"Jelas kau ingat. Mana mungkin kau melupakan malam pertama kita, eh?" Sontak, aku langsung menoleh padanya yg sekarang sudah tertawa tawa.
"Stop it. Its not funny." aku berkacak pinggang kesal menunggunya sampai berhenti tertawa.
Akhirnya ia berhenti "Baiklah, sebaiknya kau tidur." akupun menurutinya untuk tidur.
**
" Wake up mom, makan malam sudah siaap." ugh! Siapa itu? Mengganggu sekali. Aku masih enggan untuk membuka mata walaupun aku sudah sadar untuk bangun.
"Kendall, bangun. Ini sudah jam makan malam, apa kau tidak lapar? Bagaimana dengan bayinya?" Ah! Sudah kuduga. Siapa lagi jika bukan pria keriting itu?
"Okay okay, give me a sec." ucapku masih enggan membuka mata. Sejujurnya aku tidak lapar, namun belum tentu bayiku ini juga merasakan apa yg kurasa bukan?
Harry sudah dibawah menungguku sambil memainkam ponselnya, sepertinya ia cukup serius sampai sampai tidak tahu akan keberadaanku disini
"Taruh ponselmu saat sedang dimeja makan Harry." komentarku, aku memang paling tidak suka jika seseorang memainkan gadgetnya ketika sedang dimeja makan. Itu tidak sopan.
"Maaf." ia memamerkan deretan giginya yg tertata rapih itu.
"Apa menu makan malam kali ini?" Tanyaku sambil bertopang dagu.
"Aku membuat fettuchini, kau suka?" Fettuchini adalah makanan faforitku yg ketig setelah pizza.
"Tentu saja aku suka!" Harry pun mengambilkanku sepiring fettuchini. Akupun segera memakanya dengan penuh perasaan #Kendallpenuhperasaan.
Aku terdiam sebentar merasakan rasanya "bagaimana? Enak tidak?" Tanya Harry menunggu komentar dariku.
"Hm, ini enak! Namun kau kurang menambahkan lada hitamnya." Komentarku, terlebih memang aku lebih menyukai fettuchini yg memakai lada hitam yg banyak.
"Baiklah, lain waktu aku akan buatkan speciall untukmu fettuchini dengan lada hitam." mendegar ucapanya aku tersenyum cukup lebar.
Seketika, aku mengingat Luke. Sedang apa ia sekarang? Apakah ia sedang memikirkanku juga? Aku juga tidak tahu bagaimana hubungan kami karna setiap aku menanyakan tentang hubungan kami, ia hanya menjawab 'itu terserah padamu Kendall' hal itu justru membuatku semakin bingung.
Terlebih sekarang aku mempunyai Harry dan aku juga sudah mengandung anaknya, apa aku harus mengakhiri hubunganku dan Luke? Hati kecilku juga mengatakan bahwa Harry lah yg terbaik dibanding dengan Luke secara, Harry juga adalah suamiku. Sedangkan Luke?
"Kendall? Kenapa melamun? Cepat habiskan sebelum Niall datang." Niall? Siapa dia?
"Hm? Siapa dia?"
"Teman temanku akan datang malam ini untuk menginap lagi. Bersiap siaplah, akan kuperkenalkan kembali kau pada mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARRY STYLES
FanfictionTerjadinya Cinta yg rumit didalam suatu kehidupan, Masa lalu yg datang secara tiba tiba. akankah mereka dapat menyelesaikan masalah demi masalah yg mereka hadapi?