Jaemin terbangun karena suara alarm dari ponselnya. Rasanya tubuhnya masih lemas, tapi tidak seberat tadi malam. Ia menekan tombol snooze di layar ponselnya dan duduk di tepi tempat tidur, mencoba mengumpulkan energinya.
Perutnya tidak lagi terasa perih, meski masih ada sedikit rasa tidak nyaman. Dengan langkah pelan, ia berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air. Namun, begitu membuka pintu kamar, ia langsung berhenti mendadak.
Di ruang tamunya, lima pria tergeletak dalam posisi tidur yang tidak masuk akal. Mereka semua tampak seperti telah bertarung dengan sofa kecilnya dan kalah telak.
Jaemin hampir teriak karena kaget, tapi hanya berhasil terkesiap sebelum akhirnya menyadari siapa yang tertidur di sana. Napasnya terhenti sejenak. Mereka masih di sini? Semalaman?
Dengan hati-hati, Jaemin berjalan mendekati sofa, berjinjit agar tidak membuat suara. Ia berhenti beberapa langkah dari mereka, menatap pemandangan aneh yang entah bagaimana membuat dadanya terasa hangat.
Baekhyun dan Taehyung terlihat berhimpitan di salah satu sisi sofa, masing-masing berusaha merebut ruang kecil yang tersisa. Wajah mereka hampir bersentuhan, dan Baekhyun tampaknya menggunakan bahu Taehyung sebagai bantal tanpa sadar.
Di bawah mereka, Vernon terduduk di karpet, bersandar ke tepi sofa dengan kepala miring ke satu sisi. Mulutnya sedikit terbuka, dan ada dengkuran kecil yang nyaris tidak terdengar.
Hyunjin bersandar pada Jeno, yang juga terlihat tertidur dengan posisi bersandar pada sandaran sofa. Lengan Jeno terlipat di dadanya, sementara kepala Hyunjin bersandar di bahu Jeno.
Jaemin menggigit bibir bawahnya, menahan senyum kecil yang muncul tanpa sadar. Mereka semua terlihat sangat tidak nyaman, tapi tetap tertidur lelap.
Kenapa mereka tidur di sini? Padahal apartemen mereka juga hanya beda lantai. pikir Jaemin, perasaan bersalah mulai merayap dalam dirinya. Ia tidak pernah membayangkan mereka akan tinggal semalaman hanya untuk memastikan dirinya baik-baik saja.
Ia berjongkok pelan di samping sofa, memperhatikan mereka satu per satu. Meskipun ada rasa terharu, Jaemin juga merasa geli melihat posisi tidur mereka yang kacau. Mereka seperti anak-anak yang kelelahan bermain seharian.
Namun, di balik semua itu, ada rasa hangat yang memenuhi dadanya. Mungkin aku benar-benar tidak sendirian di sini.
Dengan hati-hati, Jaemin berdiri dan berjalan ke dapur. Ia mengambil gelas air dan meminumnya perlahan, mencoba menenangkan pikirannya. Setelah itu, ia kembali ke ruang tamu, mengambil selimut tipis dari lemari kecil di sudut ruangan.
Satu per satu, ia menyelimuti mereka dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang terganggu dari tidurnya. Bahkan saat melakukannya, Jaemin tidak bisa menahan senyumnya. Ia kemudian kembali ke kamarnya untuk membiarkan mereka tidur lebih lama.
**
Sudut Pandang Ketiga
Cahaya matahari pagi mulai menembus jendela apartemen Jaemin, perlahan-lahan menghangatkan ruangan. Sinar terang itu mengenai wajah Baekhyun dan Taehyung yang masih berhimpitan di sofa kecil. Panasnya membuat Taehyung sedikit menggerakkan bahunya, tanpa sadar mendorong Baekhyun ke sisi sofa.
"Ah!" Baekhyun terguling ke lantai dengan suara keras, jatuh tepat di karpet di sebelah Vernon yang masih tertidur pulas.
"Aduh..." rintih Baekhyun, mengusap pinggulnya yang terbentur karpet. Ia perlahan membuka matanya, meringis kesakitan.
Bunyi jatuh itu cukup keras untuk membuat Jeno, yang bersandar di sofa, membuka matanya perlahan. Ia menyipitkan mata, terganggu oleh cahaya matahari yang langsung menerpa wajahnya. "Apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya masih berat karena baru bangun tidur.
"Taehyung mendorongku!" keluh Baekhyun sambil menatap Taehyung, yang masih tertidur tanpa rasa bersalah.
Jeno mengabaikan keluhan itu, tangannya meraba-raba meja kecil di dekat sofa untuk mengambil ponselnya. Begitu ia membuka layar, matanya melebar saat melihat waktu yang terpampang jelas di sana: 7:33 pagi.
"Hah?!" Jeno langsung duduk tegak, membuat Hyunjin yang bersandar padanya terpaksa bangun. "Kurang dari 30 menit lagi sebelum orientasi dimulai!"
"Kita hampir terlambat!" potong Jeno tajam. "Orientasi dimulai 30 menit lagi, dan kita semua masih di sini!"
Kata-kata Jeno langsung memecah keheningan pagi. Baekhyun dengan cepat bangkit dari lantai, sementara Hyunjin langsung berdiri, wajahnya berubah serius dalam sekejap.
"Vernon, bangun!" Baekhyun mengguncang bahu Vernon, yang hanya menggumam tidak jelas dan mencoba menggeliat lebih nyaman di karpet.
"Taehyung, cepat bangun! Kita terlambat!" tambah Baekhyun mendorong bahu kembarannya yang masih terlelap.
Taehyung perlahan membuka mata, mengerjap bingung sebelum menyadari ekspresi panik di wajah saudara-saudaranya. "Apa... apa yang terjadi?"
"Kita terlambat, bodoh!" jawab Baekhyun sambil mulai merapikan dirinya.
Saat itu, Vernon akhirnya terbangun sepenuhnya, mengusap wajahnya dengan tangan sambil bergumam, "Kenapa kalian berisik sekali di pagi hari..."
Jeno, yang sudah berdiri dan memeriksa ponselnya lagi, menatap mereka semua dengan ekspresi tegas. "Kita hanya punya waktu kurang dari 20 menit untuk bersiap dan sampai di kampus. Tidak mungkin aku terlambat setelah ceramah tentang disiplin kemarin."
Kata-kata itu langsung menyadarkan semua orang. Mereka saling bertukar pandang sebelum akhirnya bergerak cepat untuk mengatur diri masing-masing.
Di tengah kekacauan pagi itu, Hyunjin mendesis pelan, "Ssst... Jangan berisik."
Semua mata langsung tertuju padanya. Dengan jari telunjuk di bibir, ia melirik ke arah pintu kamar Jaemin yang masih tertutup. "Jaemin kemungkinan masih tertidur," lanjutnya dengan nada lebih rendah.
Mereka semua secara kolektif menoleh ke pintu kamar Jaemin, lalu menunduk melihat tubuh mereka sendiri. Barulah mereka menyadari bahwa masing-masing dari mereka telah diselimuti dengan selimut tipis yang tidak ada sebelumnya.
"Apa dia bangun dini hari hanya untuk ini?" bisik Baekhyun, menyentuh selimut yang menutupi tubuhnya dengan ekspresi campuran antara bingung dan terharu.
Taehyung menyeringai kecil, meskipun masih berusaha menjaga suaranya tetap pelan. "Dia bahkan menyelimuti Vernon yang tidur di lantai. Siapa yang tidak akan luluh melihat ini?"
Hyunjin menghela napas dan memandang mereka semua dengan tajam. "Baiklah, jangan ribut. Biarkan dia tidur. Aku yang akan mengurus izinnya hari ini," bisiknya tegas.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya^^
![](https://img.wattpad.com/cover/384967045-288-k678779.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...