Malam itu berlanjut dengan menyenangkan bagi Jaemin. Sebagai anak tunggal, semua hal yang ia rasakan saat ini adalah hal yang sepenuhnya baru baginya. Dan ia sangat berterima kasih pada seniornya untuk memberinya kesempatan merasakannya.
Namun, yang merasakan suasana sebatas menyenangkan di ruangan itu hanyalah Jaemin sedangkan lima pria lainnya sedang dalam mode mengintai mangsanya. Setelah mereka yakin bahwa Jaemin sudah nyaman, mereka pun mulai mendekatinya.
Posisi Jaemin yang duduk di lantai bersandarkan sofa bersama Hyunjin membuatnya membelakangi Vernon, Baekhyun, dan Taehyung yang duduk di atas sofa di belakangnya. Sedangkan Jeno hanya mengamati dari sofa lainnya.
Hyunjin yang duduk di sebelah Jaemin mulai bergerak lebih dekat, menyandarkan siku di atas lutut Jaemin seolah-olah hanya mencari posisi yang nyaman. "Jaem, kau benar-benar serius tadi. Aku bahkan tidak tahu kau bisa sefokus itu," katanya dengan nada menggoda sambil menepuk ringan bahu Jaemin.
Dengan polosnya Jaemin tersenyum kecil, mengangkat bahu seakan menyombongkan diri. "Kalau serius, aku yakin bisa dengan cepat mengalahkan kalian semua."
Dari belakang, Baekhyun menyeringai sambil menjulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Jaemin yang sedikit berantakan. "Yeah, our baby can do anyhing... tapi rambutmu ini, astaga, benar-benar seperti anak kecil habis bangun tidur," ucapnya sambil pura-pura merapikannya.
"Hyung!" Jaemin protes kecil sambil memiringkan tubuhnya, namun ia tidak benar-benar menjauhkan diri.
Vernon, yang duduk di sisi kanan Baekhyun, mencondongkan tubuhnya ke depan. "Dia benar, kau harus lebih perhatian dengan penampilanmu, Jaem. Bagaimana kalau aku ajarkan cara menata rambutmu nanti?"
Taehyung menambahkan dengan nada jenaka, "Atau mungkin kami semua bisa membantu. Kami punya banyak waktu, kan?"
Jaemin tertawa pelan, menggelengkan kepala. "Aku tidak butuh kursus menata rambut, terima kasih."
Sementara itu, Jeno tetap mengamati dari sofa lain, senyum tipis menghiasi wajahnya. Ia memutuskan untuk bergabung, mendekati Jaemin sambil membawa segelas air. "Minum dulu, kau terlihat haus setelah berteriak sepanjang permainan tadi," ujarnya sambil menyerahkan gelas itu.
"Terima kasih, Jeno-hyung," kata Jaemin dengan nada tulus sambil mengambil gelas itu. Ketika jari mereka bersentuhan singkat, Jeno tidak segera melepaskannya, membuat Jaemin melirik singkat sebelum kembali fokus pada airnya.
Keintiman yang terasa ringan tetapi konsisten ini perlahan-lahan membangun suasana yang lebih hangat di antara mereka. Hyunjin, yang masih di sisi Jaemin, kini menyandarkan kepala di bahu Jaemin, membuat pemuda itu sedikit terkejut. "Hyung...?"
"Capek," jawab Hyunjin singkat, seolah itu alasan yang cukup.
Vernon tertawa kecil sambil memiringkan kepala untuk melihat ekspresi Jaemin. "Biarkan saja, Jaem. Hyunjin memang suka begitu kalau sudah nyaman."
Jaemin tidak membalas, tetapi ia tidak menolak posisi Hyunjin. Ia hanya merasa ini baru baginya, namun anehnya, ia tidak merasa terganggu.
Baekhyun, yang sedari tadi memperhatikan, memutuskan untuk menggoda lagi. Ia mengulurkan tangannya, menekan pelan sisi pipi Jaemin. "Kau tahu, Jaem, pipimu ini empuk sekali. Apa kau makan banyak camilan saat sendirian?"
Jaemin mundur sedikit, wajahnya memerah. "Hyung, kau benar-benar memperlakukanku seperti anak kecil..."
Namun, tawa mereka semua membuat Jaemin ikut tersenyum, meski dia sedikit gugup. Atmosfer itu semakin terasa intim, namun tetap penuh canda dan kehangatan. Mereka semua terlihat puas dengan perkembangan malam itu, terutama dengan bagaimana Jaemin mulai membiarkan dirinya lebih terbuka terhadap perhatian mereka.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya~~Sorry update singkat doang guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...