Jeno mengaduk kopinya dengan perlahan, wajahnya penuh pertimbangan. Setelah beberapa saat, ia berkata, "Kalau kita terus seperti ini, kita hanya akan membuatnya bingung dan mungkin malah menjauh. Kalau memang kita ingin sesuatu yang serius, kita harus mulai dengan lebih jujur."
Baekhyun menatap Jeno, alisnya sedikit terangkat. "Jujur seperti apa? Langsung bilang 'Hei, Jaemin, kami berlima suka padamu'? Kau yakin dia tidak akan lari?"
Hyunjin tertawa kecil. "Kalau dia lari, aku rasa kita benar-benar sudah gagal sebagai senior yang bisa membuatnya nyaman."
Vernon menyesap minumannya sebelum menambahkan, "Tapi dia punya poin. Kalau terlalu mendadak, Jaemin pasti bingung, apalagi dia tidak punya pengalaman. Mungkin kita perlu pendekatan yang lebih... bertahap."
"Dan bagaimana caranya?" tanya Taehyung, sedikit skeptis. "Kita sudah melakukan semuanya—mendekatkan diri, skinship ringan, bahkan tidur bersama. Tapi dia masih menganggap semuanya hanya bagian dari interaksi senior dan junior."
Jeno menghela napas panjang, lalu meletakkan gelas kopinya. "Mungkin kita harus mulai dari dasar. Buat dia memahami bahwa perhatian kita berbeda dari sekadar perhatian senior kepada junior. Tapi jangan terlalu memaksanya. Kita harus perlahan, biarkan dia menyesuaikan diri."
Baekhyun mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, memikirkan usulan itu. "Jadi, intinya, kita mulai lebih sering menghabiskan waktu dengannya secara individu, ya? Supaya dia pelan-pelan bisa menangkap sinyal tanpa merasa tertekan."
"Exactly," jawab Jeno sambil mengangguk. "Kita semua punya gaya pendekatan masing-masing. Kalau kita terus bersama-sama, dia mungkin bingung atau merasa semuanya hanya lelucon."
Hyunjin tersenyum kecil, terlihat lebih antusias. "Kedengarannya seperti rencana. Tapi siapa yang mau mulai duluan?"
"Bagaimana kalau undian?" saran Vernon, mengeluarkan beberapa sedotan dari sakunya dan memotong salah satunya lebih pendek. "Yang dapat yang paling pendek mulai duluan."
Mereka semua setuju dengan ide itu. Vernon mengocok sedotan-sedotan itu di tangannya sebelum menyodorkannya satu per satu kepada yang lain. Ketegangan kecil memenuhi udara saat masing-masing menarik sedotan mereka.
Ketika giliran terakhir tiba, Hyunjin menarik sedotan yang tersisa dan melihat panjangnya. Wajahnya berubah menjadi ekspresi tak percaya saat menyadari ia mendapat sedotan paling pendek.
"Ya ampun," gumamnya dengan nada datar. "Kenapa selalu aku?"
Taehyung tertawa terbahak-bahak, sementara Vernon menepuk bahu Hyunjin dengan simpati. "Semangat, Hyunjin. Anggap saja ini latihan."
Hyunjin menghela napas, tapi senyuman kecil muncul di wajahnya. "Baiklah. Aku akan mengatur sesuatu untuk besok. Jangan terlalu berharap banyak dulu, oke?"
Mereka semua mengangguk setuju, sementara dalam hati masing-masing mulai memikirkan strategi mereka sendiri untuk mendekati Jaemin secara perlahan namun pasti.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya~~
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...