Malam terus berlalu, tetapi kedekatan yang terasa hangat dan penuh tawa perlahan berubah menjadi momen-momen yang lebih intim. Jaemin masih duduk di lantai, kali ini bersandar lebih santai di sofa di belakangnya, sementara Hyunjin tetap berada di sisinya, posisi kepalanya masih bersandar ringan di bahu Jaemin.
Vernon, yang duduk di sofa di belakang Jaemin, mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan lagi, kali ini menepuk pelan punggung Jaemin. "Kau tidak merasa pegal duduk di lantai terus, Jaem? Haruskah kami pindah tempat, atau mungkin kau mau sandaran di lututku?" tanyanya dengan nada santai, meskipun ada sedikit godaan dalam ucapannya.
Jaemin menggeleng sambil tertawa kecil, tidak menyadari sepenuhnya bahwa Vernon perlahan mengusap punggungnya dengan gerakan ringan, seolah-olah untuk memastikan ia nyaman.
Dari sisi lainnya, Taehyung bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Jaemin. "Sepertinya kita sudahi game malam ini, Jaem. Setelah bermain game seheboh itu, kau butuh lebih banyak istirahat terutama tangan mulusmu ini," katanya sambil dengan kesadaran penuh meraba dan meremas tangan Jaemin ketika mengambil alih console dari tangannya.
Jaemin dengan polos membiarkannya memijat tangannya karena ia merasa nyaman dari pijatannya. Ia benar-benar tidak menyadari intensitas perhatian yang diberikan oleh para seniornya.
Baekhyun, yang sedari tadi tampak menikmati momen ini, memutuskan untuk bergabung dengan Hyunjin. Ia turun dari sofa dan duduk di lantai di sisi Jaemin yang lain. "Lantai ini tidak terlalu keras, kan?" tanyanya sambil menepuk paha Jaemin ringan. "Kalau kau merasa tidak nyaman, kau bisa bersandar padaku."
Jaemin hanya mengangguk kecil, merasa terlalu canggung untuk menolak atau mengomentari tawaran itu.
Sementara itu, Jeno tetap mengamati dari tempat duduknya. Namun, kali ini ia mencondongkan tubuh ke depan, meletakkan sikunya di lutut sambil tersenyum tipis. "Jaem, kau tahu, kau benar-benar berbeda dari kami. Sangat... polos. Tapi itu membuatmu sangat menarik," katanya, membuat suasana menjadi sedikit lebih tenang.
Jaemin mengernyitkan alisnya, bingung dengan perubahan nada itu. "Polos? Apa maksudnya, hyung?"
"Apa kau tidak merasa kalau kami semua terlalu sering menggodamu?" tanya Hyunjin sambil menatap Jaemin dari posisi nyaman di bahunya. "Tapi kau tetap bertahan di sini, dan itu... mengesankan."
Jaemin tertawa kecil, mengangkat bahu. "Aku rasa aku hanya sudah terbiasa. Lagipula, kalian semua menyenangkan."
Pernyataan itu membuat kelima seniornya saling bertukar pandang dengan senyuman kecil, seolah-olah itu adalah jawaban yang mereka tunggu-tunggu. Kini, dengan gerakan yang semakin halus, mereka terus memberikan perhatian yang semakin personal, memastikan Jaemin merasa nyaman, tetapi juga semakin sadar bahwa mereka berlima tidak sekadar memandangnya sebagai adik kelas biasa.
"Jaemin memang yang terbaik." Ujar Baekhyun dan dengan halus meraih pundak Jaemin untuk memeluknya.
Ketika Baekhyun tersenyum kemenangan kepada temannya karena ia yang pertama kali memeluk Jaemin, yang dipeluknya hanya membalas pelukannya karena merasa Baekhyun juga adalah senior yang baik baginya dan tak ada arti apapun dalam pelukan ini. Hanya sekedar pelukan biasa diantara teman lelaki.
Setelah langkah awal mereka bisa dikatakan berhasil, Jeno dan kawan-kawan mulai membersihkan kembali apartemen Jaemin dan kembali ke kamar masing-masing. Namun ada yang berpikiran lain.
Jaemin kembali mendengar bel pintunya ketika ia baru saja hendak masuk ke dalam selimutnya. Ia melihat diluar ada Baekhyun dan Taehyung yang tersenyum melalui peephole nya, ia pun membukakan pintu untuk mereka.
"Jaemin-ah, apa kau mau tidur bersama kami?" Tanya Baekhyun tanpa basa-basi.
Jaemin sedikit terkesiap, tak menyangka pertanyaan itu. Tapi seperti biasa, dia yang tak menyadari maksud lain dari para seniornya hanya mempersilahkan mereka masuk. Ia juga sudah beberapa kali membiarkan mereka tidur di apartemennya, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.
"Apa kalian biasa melakukan hal ini?" Tanya Jaemin.
"Hm, untukku dan Taehyung hal ini sudah biasa karena jarang sekali kami tidur terpisah. Mungkin efek kembaran, atau apapun itu. Tapi aku tidur lebih nyaman bersama Taehyung." Jawab Baekhyun sambil dengan semangat mambawa bantalnya sendiri ke kamar Jamein.
"Kalo untuk dengan yang lainnya, kami pernah tidur di apartemen Hyunjin dan Vernon tapi untuk Jeno... kami tidak berani." Tambah Taehyung.
Jaemin dengan polosnya mengikuti mereka dan kembali pada rencananya untuk masuk selimutnya. Ia melihat Baekhyun dan Taehyung yang bersama-sama ke kamar mandi untuk mencuci kaki, dan mukanya sebelum menemani Jaemin di tempat tidur.
"Bagaimana jika kau di tengah Jaemin?" Saran Taehyung yang diangguki Jaemin karena ia sendiri tidak begitu peduli dengan posisi tidur. Ia bisa tidur dengan kondisi apapun asalkan dia bisa menutup matanya.
Baekhyun dan Taehyung tersenyum simpul dan mengambil posisi di masing-masing sisi Jaemin. Jaemin merasa dibandingkan perasaan tidur bersama teman, ia lebih merasa tidur dengan adik laki-lakinya karena suasana dari Baekhyun dan Taehyung yang begitu energetik mengingatkannya pada kesan anak bungsu.
Mereka berbicara sebentar sebelum akhirnya Jaemin memilih untuk menutup matanya dan jatuh tertidur tak lama kemudian.
Baekhyun dan Taehyung menikmati pemandangan wajah damai Jaemin yang tertidur. Taehyung menelan ludahnya ketika ia mulai merasakan dorongan dalam diriya untuk melakukan sesuatu.
"Apa kau pikir dia akan bangun lagi?" bisik Taehyung.
Baekhyun hanya mengangkat bahunya, namun wajahnya mendekat kearah Jaemin. Dengan lembut ia mengecup pipi Jaemin. Mereka menunggu reaksi Jaemin yang bisa saja terbangun dari tindakannya. Namun, ternyata ia tidak merespon apa-apa.
Kali ini Taehyung yang mencoba untuk menyusup ke dalam sisi leher Jaemin. Ia mengecupnya pelan. Dalam dirinya ia mencoba untuk mengontrol diri agar tidak menghisap kulit itu dan meninggalkan bekasnya.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...