35 - A Little Awareness

55 13 0
                                    


Setelah makan siang yang penuh tawa dan kehangatan, Baekhyun dan Taehyung mengusulkan ide spontan untuk melanjutkan hari mereka dengan menonton film di bioskop. Jaemin, yang mulai merasa nyaman bersama mereka, setuju tanpa banyak berpikir.

"Bagaimana kalau kita menonton film yang sedang hits itu?" saran Baekhyun, menunjukkan poster film drama epik yang terkenal dengan durasinya yang panjang. "Aku dengar ceritanya sangat menyentuh."

"Dan durasinya," tambah Taehyung dengan seringai kecil, "cukup panjang untuk kita benar-benar menikmati waktu bersama."

Jaemin, yang tidak menyadari maksud tersembunyi mereka, mengangguk antusias. "Terdengar menyenangkan. Ayolah."

**

Di dalam bioskop, mereka memilih kursi di barisan tengah yang strategis, dengan Jaemin duduk di tengah, diapit oleh Baekhyun di sebelah kiri dan Taehyung di sebelah kanan. Begitu film dimulai, suasana perlahan menjadi hening, hanya terdengar suara film yang mengisi ruangan.

Awalnya, Baekhyun dan Taehyung tampak serius memperhatikan layar, sesekali melontarkan komentar kecil yang membuat Jaemin tertawa pelan. Namun, seiring berjalannya waktu, energi mereka yang biasa ceria mulai meredup. Baekhyun, yang duduk di sebelah kiri Jaemin, mulai menguap kecil, sedangkan Taehyung terlihat berusaha keras menahan matanya yang semakin berat.

"Baekhyun hyung," bisik Jaemin pelan, "kau mengantuk?"

"Tidak... Aku baik-baik saja," gumam Baekhyun dengan suara malas, meskipun matanya mulai tertutup.

Di sisi lain, Taehyung juga mulai terlihat kehilangan fokus. "Film ini... indah sekali," katanya dengan suara yang semakin pelan, sebelum akhirnya kepalanya perlahan bersandar ke bahu kanan Jaemin.

Jaemin menoleh ke kanan, terkejut melihat Taehyung sudah tertidur dengan tenang. Sebelum sempat berkata apa-apa, ia merasakan berat di bahu kirinya—Baekhyun juga telah menyerah pada kantuknya dan kini bersandar di pundaknya.

Jaemin terpaku di tempat, tak tahu harus tertawa atau merasa canggung. Namun, melihat wajah damai kedua kembar itu, ia hanya bisa menghela napas kecil dan mencoba kembali fokus pada film. Meski begitu, kehangatan dari dua kepala yang bersandar di pundaknya perlahan membuatnya merasa nyaman.

Beberapa penonton yang duduk di barisan belakang melirik ke arah mereka, beberapa tersenyum simpul, mungkin mengira mereka adalah trio sahabat dekat. Jaemin hanya bisa tersenyum kecil, membiarkan kedua seniornya menikmati tidur siang tak terduga di tengah bioskop.

Saat film mendekati akhir, suara musik melankolis memenuhi ruangan bioskop yang gelap. Jaemin masih duduk diam, berusaha tetap tenang meskipun kedua pundaknya sudah cukup pegal akibat menyangga kepala Baekhyun dan Taehyung yang tertidur di sisinya.

Baekhyun mulai terbangun lebih dulu, perlahan mengangkat kepalanya dari bahu kiri Jaemin. "Astaga," gumamnya pelan, menyadari situasinya. "Maaf ya, Jaemin. Pundakmu pasti sakit."

Jaemin hanya menggeleng sambil tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, hyung. Aku baik-baik saja."

Namun, di sisi kanan, Taehyung masih tampak tertidur pulas. Posisi kepalanya bersandar pada leher Jaemin, rambut lembutnya menyentuh kulit Jaemin dengan ringan. Jaemin mencoba mengabaikannya, fokus pada layar di depan, tetapi perasaannya mulai tidak karuan.

Tiba-tiba, Taehyung menggerakkan tubuhnya sedikit, mencoba memperbaiki posisi tidurnya tanpa benar-benar bangun. Dalam proses itu, kepalanya bergeser lebih dekat, dan rambutnya dengan lembut menggesek sisi leher Jaemin.

Sentuhan itu membuat tubuh Jaemin menegang seketika. Ia tidak tahu kenapa, tetapi sensasi halus itu menimbulkan rasa geli yang bercampur dengan sesuatu yang sulit ia jelaskan. Hatinya berdebar lebih cepat, dan ia merasa pipinya mulai memanas.

"Kenapa... aneh sekali rasanya?" pikir Jaemin dalam hati, berusaha memahami apa yang terjadi pada dirinya. Ia baru menyadari bahwa lehernya ternyata sangat sensitif terhadap sentuhan, terutama sentuhan selembut itu. Sensasi tersebut seperti mengirimkan gelombang kecil ke seluruh tubuhnya, membuatnya gugup.

Taehyung bergumam kecil, setengah sadar. "Hmm... nyamannya..." katanya tanpa membuka mata. Kepala Taehyung bergerak lagi, kali ini sedikit lebih dalam, seperti seekor kucing yang mencari posisi nyaman di pelukan pemiliknya. Sekali lagi, rambutnya menyapu lembut leher Jaemin.

Jaemin menggigit bibir bawahnya, mencoba mengendalikan dirinya. "Hyung," bisiknya pelan, suara sedikit bergetar. "Kau... sudah bangun?"

Taehyung membuka matanya sedikit, terlihat masih setengah mengantuk. "Huh? Sudah selesai?" Ia akhirnya mengangkat kepalanya perlahan, sambil mengucek matanya. Namun gerakan itu, tanpa disengaja, membuat rambutnya menyentuh leher Jaemin sekali lagi.

Jaemin menghela napas panjang, merasa perlu meluruskan punggungnya untuk meredakan ketegangan yang ia rasakan. Taehyung yang akhirnya sepenuhnya terbangun, tidak menyadari dampaknya. "Maaf ya, Jaemin," katanya dengan senyum kecil, meskipun terlihat masih setengah sadar. "Aku pasti terlalu berat."

"Tidak masalah, hyung," jawab Jaemin cepat, berusaha menormalkan nada suaranya. Ia tidak ingin ketahuan bahwa detak jantungnya masih belum stabil.

Ketika mereka akhirnya meninggalkan bioskop, Jaemin tetap diam. Ia tidak bisa melupakan momen itu—bukan karena beban di pundaknya, tetapi karena bagaimana sentuhan sederhana itu mempengaruhinya. Sesuatu dalam dirinya mulai berubah, sesuatu yang ia belum siap untuk sepenuhnya hadapi. Ia kemudian teringat dengan perilaku Hyunjin kemarin dan entah dugaan darimana, ia mulai mengira bahwa Baekhyun dan Taehyung juga memiliki perasaan yang sama dengan yang disampaikan Hyunjin kemarin.


To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya~~
 

F For Five || MobxJaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang