13 - Sleeping Beauty

178 21 0
                                    


Setelah suasana sedikit mereda, mereka semua duduk di sekitar meja sofa di apartemen. Vernon dengan santainya mempersilakan Jaemin untuk duduk lebih dalam agar bisa bersandar pada sofa, di antara dirinya dan Hyunjin. Jaemin merasa sedikit lebih lega saat ia bisa meregangkan tubuhnya, meskipun masih merasa lelah setelah hari yang panjang.

Mereka semua menikmati hidangan yang mereka bawa. Jaemin, yang masih merasa sedikit lelah, namun senang dengan perhatian seniornya, mengangkat sumpitnya dan mencoba beberapa makanan ringan yang Baekhyun pilihkan.

"Thank you, I guess?" Jaemin berkata dengan nada sedikit menggoda. "Aku tidak tahu kalian bisa sebegitu perhatian. Aku rasa kita semua tidak begitu dekat untuk kalian begitu perhatian seperti ini."

Jaemin menyadari bahwa para seniornya mulai menunjukkan perhatian yang agak berlebihan, yang membuatnya sedikit penasaran sejauh mana mereka akan melanjutkannya. Tapi, ia tak bisa menahan senyum kecil yang terbit di bibirnya saat melihat wajah-wajah yang berbeda dari seniornya. Masing-masing dari mereka memiliki cara yang unik untuk menunjukkan perhatian.

Jeno, yang duduk agak jauh di ujung sofa, hanya melirik sekilas, lalu mengangkat bahu dengan ekspresi datar. "Kau baru saja tidur seharian, dan sekarang kau masih ingin tidur lagi?" gumamnya dengan nada dingin. Jeno memang selalu begitu, sedikit tsundere, sulit untuk menunjukkan perhatian secara terang-terangan, meskipun cara dia berbicara menyiratkan bahwa dia cukup peduli.

Jaemin hanya terkekeh, mendengarkan nada suara Jeno yang seperti biasa, tidak terlalu peduli, tapi sebenarnya mengandung rasa khawatir. Ia merasa sedikit lebih nyaman dengan perasaan hangat yang perlahan mengalir dari seniornya.

Saat Jaemin menguap dengan lebar, ia merasa tubuhnya semakin berat. Perlahan ia menyandarkan kepalanya pada pundak Hyunjin yang duduk di sampingnya. Hyunjin, yang selalu terlihat dewasa dan bertanggung jawab, hanya tersenyum lembut, membiarkan Jaemin bersandar dengan nyaman.

Jaemin menggumam, suaranya sedikit pelan karena kantuk yang semakin menghampirinya. "Itu karena kalian semua terasa hangat... sangat nyaman," ujarnya dengan suara serak, matanya perlahan terpejam. Meskipun baru saja terbangun, rasa lelahnya kembali datang begitu tubuhnya merasa aman dalam kehangatan dan perhatian yang diberikan seniornya.

Hyunjin, yang sedikit terkejut dengan kalimat Jaemin, tersenyum lembut dan membiarkan Jaemin tidur dengan tenang di bahunya. "Kau bisa tidur sebentar, Jaemin. Kami akan menunggu," jawabnya, suaranya tenang dan penuh pengertian.

Vernon yang duduk di sebelahnya, dengan gaya santainya, menambahkan, "Ya, tidur saja kalau kamu butuh, tidak usah khawatir. Kita kan masih ada waktu."

Baekhyun, yang tidak bisa diam terlalu lama, mengedipkan mata dengan senyum nakalnya, "Kamu benar-benar mudah sekali tertidur, Jaemin. Mau kita bangunkan? Atau kamu mau tidur lagi sampai besok?"

Tapi tidak ada jawaban dari Jaemin, hanya napas yang semakin teratur, menandakan bahwa ia benar-benar terlelap. Taehyung, yang lebih kekanakan dan ceria, duduk dengan ekspresi pura-pura cemas sambil menyentuh tangan Jaemin, "Eh, jangan bilang kamu tidur selama 3 jam lagi, nanti kita jadi tidak punya teman ngobrol."

Mereka semua tertawa pelan, meskipun Jaemin tertidur dengan tenang di tengah mereka. Momen itu terasa begitu hangat dan penuh perhatian, meskipun tanpa kata-kata yang terlalu berlebihan.

Jeno, yang sejak tadi memilih untuk diam, akhirnya menghela napas dan berkomentar dengan nada yang lebih lembut. "Kau memang sering tidur begitu ya, Jaemin?" tanyanya, meskipun suaranya lebih terdengar seperti sindiran ringan, namun ada kesan bahwa Jeno sedikit khawatir tentang keadaan Jaemin.

Hyunjin menatap Jeno sekilas, sedikit mengangkat alisnya, lalu berbicara pelan, "Jeno, kau tahu kan, kalau Jaemin butuh waktu untuk beristirahat, dia belum sepenuhnya sehat. Jangan terlalu keras padanya."

Jeno hanya membalas dengan anggukan kecil, meskipun ia tetap terlihat sedikit cemberut. "Aku hanya tidak paham kenapa dia begitu mudah tertidur."

Semua tertawa ringan, suasana menjadi lebih santai, dan mereka melanjutkan makan dan berbincang tanpa terlalu memperhatikan Jaemin yang terlelap. Meskipun begitu, setiap gerakan kecil Jaemin tetap diperhatikan oleh mereka semua.

Setelah selesai membereskan bekas makan mereka, kelima pria itu kembali duduk mengitari Jaemin yang masih tertidur nyenyak di pundak Hyunjin. Suasana menjadi lebih santai setelah makan malam, dengan hanya suara-suara halus percakapan ringan yang mengisi ruang. Hyunjin menatap Jaemin dengan wajah lembut, memastikannya tidur dengan nyaman, sementara yang lainnya duduk dengan posisi lebih longgar, seperti biasa.

Vernon, yang duduk di sisi lain, menatap Jaemin dengan sedikit rasa iri dan menggoda. "Aku iri," katanya dengan suara pelan namun penuh sindiran. "Kenapa Jaemin tidak bersandar padaku, ya? Aku juga bisa jadi tempat yang nyaman, kok."

Taehyung, yang duduk di dekatnya, langsung menanggapi dengan tawa kecil. "Ya, siapa tahu kan, mungkin Jaemin cuma lebih suka bersandar pada yang lebih dewasa dan bertanggung jawab," ujarnya dengan nada bercanda, sambil melirik ke arah Hyunjin yang masih memegang posisi sebagai figur paling dewasa di antara mereka.

"Eh, jangan begitu," jawab Vernon dengan sedikit cemberut, meskipun senyumnya tidak hilang. "Aku juga dewasa. Tidak ada yang bilang aku tidak bisa jadi tempat bersandar yang nyaman."

Jeno, yang dari tadi hanya diam dan duduk dengan sikap sedikit dingin, akhirnya ikut bicara dengan nada sarkastik. "Kalian berdua, ya... Tidak ada yang peduli. Jaemin cuma cari kenyamanan, bukan mencari siapa yang lebih dewasa atau lebih santai," katanya sambil memutar matanya, meskipun di balik sikap acuhnya, ia tahu bahwa mereka semua sama-sama peduli.

Baekhyun yang duduk di sebelah Taehyung, ikut menambah bumbu dalam percakapan mereka. "Kalau begitu, apa kita harus bergiliran untuk jadi tempat tidur Jaemin? Bisa-bisa nanti ada yang menangis karena tidak kebagian," godanya dengan senyum nakal.

Mereka semua tertawa ringan, merasa lebih nyaman setelah hari yang melelahkan. Suasana yang semula penuh dengan kecanggungan kini berubah menjadi lebih akrab. Bahkan Jeno yang biasanya terlihat lebih tertutup, tak dapat menahan tawa kecilnya mendengar godaan Baekhyun.

Namun, percakapan mereka berlanjut ke arah yang lebih kocak saat Taehyung tiba-tiba berceletuk, "Apa tim kita sekarang bertambah dengan putri tidur?" Dengan wajah serius namun penuh kelakar, ia menatap ke arah Jaemin yang tertidur di pundak Hyunjin.

Baekhyun langsung tertawa keras. "Aduh, jangan bilang kalau kita mulai punya anggota baru yang tidak bisa bangun kalau tidak ada ciuman pemanis," gurau Baekhyun, membuat yang lainnya ikut tertawa.

Hyunjin, yang dari tadi diam, hanya menggelengkan kepala dengan senyum kecil. "Jangan mulai, nanti kalian malah membuatnya lebih susah bangun," katanya sambil menatap Jaemin yang terlelap. "Tapi, mungkin benar juga... dia sekarang jadi 'putri tidur' kita yang paling manja."

Jeno yang sejak tadi lebih banyak diam, akhirnya ikut berbicara dengan nada serius meskipun masih ada senyum tipis di wajahnya. "Baiklah, jangan ganggu dia dulu. Dia butuh istirahat. Kalian jangan cuma bercanda terus, nanti dia malah terbangun."

Vernon mengangguk setuju. "Iya, iya, kita kasih Jaemin tidur tenang dulu. Lagipula, kalau dia bangun, pasti kita bisa ngelakuin hal-hal yang lebih seru."

Suasana menjadi sedikit lebih tenang saat mereka kembali duduk, memperhatikan Jaemin yang tertidur dengan damai di pundak Hyunjin. Meskipun mereka semua tertawa dan bercanda, mereka tetap memperhatikan Jaemin dengan penuh perhatian. Mereka tahu bahwa meskipun Jaemin bisa tampak lemah di luar, dia adalah teman yang sangat berharga bagi mereka, dan mereka akan selalu ada untuknya—terlepas dari betapa canggungnya kadang-kadang.


To Be Continued..
jangan Lupa Like and Comment nya ya^^

F For Five || MobxJaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang