Jaemin's POV
Aku duduk termenung di kursi tenda medis, memandang kosong ke depan sementara orang-orang di sekitar sibuk dengan tugas mereka. Suasana di tenda cukup sibuk, tapi semua itu terasa seperti latar belakang yang jauh.
"Hey, minum dulu," suara lembut memecah lamunanku.
Aku mendongak dan melihat Baekhyun berdiri di depanku dengan senyum lebar, satu tangan menyodorkan botol air mineral. Aku ragu sejenak sebelum menerimanya.
"Terima kasih," gumamku, membuka botol dan meneguk isinya.
Baekhyun menarik kursi di dekatku dan duduk, masih dengan senyum ramah yang membuatku sedikit gugup. "Jadi," katanya, menyilangkan tangan di dadanya, "kau sudah merasa lebih baik?"
Aku mengangguk pelan, mencoba tersenyum kecil. "Ya, terima kasih. Aku... tidak tahu apa yang akan terjadi kalau aku tetap di sana tadi."
Baekhyun terkekeh pelan, matanya menyipit saat menatapku. "Untung ada Jeno, ya? Dia punya kebiasaan muncul di waktu yang tepat, meskipun kadang sikapnya membuat orang merasa kecil."
Aku tertawa kecil, meski gugup. "Ya, dia memang terlihat... tegas?." Aku tak yakin apakah itu adalah kata yang benar untuk mendeskripsikan Jeno.
"Dia seperti itu pada semua orang," Baekhyun melanjutkan, suaranya terdengar lebih santai. "Tapi kau... sepertinya dia memperlakukanmu sedikit berbeda."
Aku hampir tersedak mendengar kata-katanya. "A-apa maksudmu?" tanyaku, berusaha menyembunyikan kepanikan di wajahku.
Baekhyun mengangkat bahu, senyumnya berubah sedikit jahil. "Hanya mengamati. Kau punya sesuatu yang menarik perhatian, kurasa."
Aku menatapnya dengan bingung, tidak yakin apa maksudnya. Tapi sebelum aku bisa bertanya lebih lanjut, dia melanjutkan dengan nada yang lebih ringan.
"Lagipula, aku juga tidak bisa menyalahkannya," kata Baekhyun sambil menatapku dengan penuh perhatian. "Kau memang... terlalu imut untuk dilewatkan."
Wajahku langsung memanas. "A, apa?" tanyaku, terkejut dengan kata-katanya yang begitu blak-blakan.
"Sudah kubilang, kan?," katanya santai, seolah membicarakan cuaca. "Kulitmu halus, tubuhmu kecil, dan ekspresimu... oh, kau pasti tahu itu memancing orang untuk ingin melindungimu."
Aku tidak tahu harus berkata apa. Kata-katanya membuatku merasa canggung, tapi di sisi lain, aku tidak bisa menyangkal bahwa perhatian itu terasa... baik?
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," tambahnya, melihat wajahku yang jelas-jelas memerah. "Dan jangan khawatir, aku hanya bercanda. Atau mungkin setengah bercanda."
Aku menghela napas, mencoba mengumpulkan diriku kembali. "Thank you.., I guess?"
Baekhyun masih duduk di sebelahku, tampak siap untuk kembali bertugas, ketika tiba-tiba suara langkah cepat menggema dari luar tenda. Aku mendongak, dan seorang pria yang sangat mirip dengan Baekhyun menerobos masuk. Wajahnya sedikit memerah, napasnya terengah-engah seperti baru saja berlari.
"Baekhyun!" serunya sambil mendekati kami dengan cepat.
"Taehyun?" Baekhyun menoleh, alisnya terangkat. "Kenapa kau tergesa-gesa seperti itu?"
"Kenapa lagi kalau bukan karena Jeno!" Taehyun duduk di kursi kosong di sebelah Baekhyun, langsung menjatuhkan tubuhnya seperti kehabisan energi. "Kau lihat sendiri, kan? Betapa seramnya dia saat marah tadi? Aku pikir semua mahasiswa baru di lapangan akan menangis sekaligus!"
Baekhyun terkekeh pelan, terlihat tidak terlalu terkejut. "Itu memang gaya Jeno. Dia tidak pernah setengah-setengah kalau marah."
"Ya, tapi tetap saja!" Taehyun mendesah panjang, mengusap wajahnya. "Lalu ada kelompokku—kau tahu berapa banyak mahasiswa baru yang masuk kelompokku? Dua puluh lima! Dua puluh lima! Dan mereka semua seperti anak-anak kecil yang tidak bisa duduk diam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...