Sesampainya di kampus, kelompok itu mulai berpencar menuju kelas masing-masing. Jaemin melambaikan tangan kecil kepada Vernon sebelum berjalan menuju gedung fakultasnya. "Semangat, Jaemin!" teriak Vernon sambil mengacungkan jempol.
Jaemin tersenyum tipis dan terus melangkah. Pagi itu berjalan lancar, jadwal pertama di ruang kuliah umum terasa cukup nyaman meski ia hanya duduk diam mendengarkan dosen menjelaskan kontrak kuliah mereka. Ia masih terlalu canggung untuk berbicara dengan teman-teman sekelasnya, tapi itu tidak mengganggunya.
Saat menuju jadwal kedua, Jaemin berjalan sendirian di koridor yang mulai ramai. Ia sedang memeriksa jadwal di ponselnya ketika tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang. Kopi yang orang itu bawa tumpah sedikit ke lantai, meskipun tidak mengenai mereka.
"Ah, maafkan aku! Aku tidak melihat!" Jaemin buru-buru meminta maaf, wajahnya memerah karena malu.
Orang yang ia tabrak, seorang pemuda berkulit cerah dengan rambut cokelat yang sedikit acak-acakan, hanya tertawa kecil. "Hei, santai saja. Tidak apa-apa," katanya sambil menepuk bahu Jaemin ringan.
Jaemin mengenali wajah itu—ia pernah bertemu dengannya saat orientasi, meski hanya sepintas. "Kau... yang waktu itu, kan?" tanyanya ragu-ragu.
Haechan mengangguk sambil tersenyum. "Benar, dan kau pasti Jaemin, mahasiswa baru yang banyak dibicarakan karena dekat dengan para senior. Aku ingat, aku sempat membantumu waktu itu."
Jaemin menggaruk tengkuknya, merasa canggung. "Ah, iya. Terima kasih untuk waktu itu."
"Ah, itu hal kecil. Kau beruntung karena aku sangat baik hati," kata Haechan sambil menyeringai. "Tapi apa yang membawamu ke sini? Jadwalmu apa selanjutnya?"
Jaemin menyebutkan nama mata kuliahnya, yang membuat Haechan mengangkat alis. "Oh? Kita satu kelas! Kalau begitu artinya kita satu arah, tapi kenapa kau justru berjalan kesana? Bukannya ruangannya ke gedung B? Jangan bilang kau bahkan tidak ingat penjelasan struktur gedung kampus saat orientasi kemarin."
Jaemin mengangguk, mengakui kebenarannya tanpa banyak kata.
"Baiklah, kau bisa berjalan denganku. Aku tidak keberatan menemani mahasiswa baru yang kebingungan," ujar Haechan santai sambil melangkah ke arah ruang kelas mereka.
Selama kelas berlangsung, Haechan sesekali berbicara pelan kepada Jaemin, menjelaskan beberapa istilah yang mungkin terdengar asing bagi mahasiswa baru. Ia melakukannya tanpa nada menggurui, justru dengan cara yang membuat Jaemin merasa lebih santai.
Setelah kelas berakhir, mereka berjalan keluar bersama. Haechan memasukkan tangannya ke saku celana, menatap ke arah langit biru. "Jadi, bagaimana kampus sejauh ini? Menakutkan?"
"Sedikit," jawab Jaemin jujur, meski ia tersenyum. "Tapi aku rasa aku akan terbiasa."
"Kau harus. Kampus ini penuh dengan kejutan. Oh, dan satu lagi," Haechan berhenti sejenak, menatap Jaemin dengan ekspresi serius yang tidak biasa. "Kalau kau butuh sesuatu, apa pun, jangan ragu untuk mencari aku. Mungkin aku tidak akan menyelesaikan masalahmu, tapi setidaknya aku bisa mendengarkan."
Jaemin tertegun sesaat sebelum tersenyum. "Aku akan mengingat itu."
"Aku serius," tambah Haechan, sebelum senyum khasnya kembali menghiasi wajahnya. "Baiklah, aku harus pergi. Ada jadwal lain. Semoga kita masih ada kelas yang sama nanti."
Jaemin tertawa kecil, melambaikan tangan saat Haechan pergi. Meski interaksi mereka singkat, Jaemin merasa pertemuan ini memberinya semangat baru untuk menghadapi hari-hari ke depan di kampus.
Jaemin menghela nafas karena sekarang ia tak tahu kemana. Ia kurang beruntung saat pemilihan jadwal karena ia tidak tahu apa-apa. Akibatnya jadwal kelasnya sangat berantakan, dan sekarang ia tidak ada kelas untuk hari ini dan ia bingung apa ia langsung pulang saja namun ia datang bersama para seniornya, apa ia harus menunggu mereka? Tapi ia tidak tahu jadwal seniornya. Bisa saja mereka ada kelas malam atau kegiatan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...