Suasana malam semakin tenang. Hanya terdengar dengkuran halus dari beberapa orang di ruangan itu. Jeno tetap di tempatnya, punggung bersandar di sofa, sementara Jaemin terlelap di pangkuannya. Jari-jarinya mengetik pelan di keyboard, mencoba menyelesaikan laporan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Namun, sesekali matanya melirik ke arah Jaemin. Wajah damai itu membuat perasaan di dadanya bergejolak.
Perasaan lega karena Jaemin sudah pulih dari kelelahan bercampur dengan sesuatu yang lebih sulit dijelaskan.
"Bagaimana kau bisa tidur tenang dengan lima pria yang hanya kau temui dua kali, haah..." gumam Jeno sambil mendesah pelan, suaranya hampir tak terdengar.
Detik-detik berlalu, dan Jeno menyelesaikan pekerjaannya. Ia menutup laptop dengan hati-hati, berusaha tidak mengganggu Jaemin yang masih tidur pulas. Pandangannya mengedar ke arah teman-teman mereka yang juga tertidur di berbagai posisi aneh. Suasana ini terasa menenangkan, meskipun Jeno tahu kedamaian ini tidak akan bertahan lama.
**
Jaemin menggeliat pelan, mencoba mengubah posisinya tanpa membuka mata. Namun, ia segera menyadari wajahnya terhalang oleh sesuatu yang terasa hangat, empuk, dan mengeluarkan aroma maskulin yang entah kenapa membuatnya nyaman. Tanpa banyak berpikir, ia membenarkan posisinya, menenggelamkan wajahnya lebih dalam sambil menghirup aroma itu dengan perlahan. Sensasi itu memberinya rasa tenang yang sulit dijelaskan, seperti menemukan tempat beristirahat yang sempurna.
Di sisi lain, Jeno yang terlelap bersandar pada sofa mulai merasakan gerakan di sekitar pahanya. Mata lelaki itu terbuka perlahan, pandangannya tertuju pada sosok Jaemin yang menyandarkan wajahnya di perut Jeno. Napas Jaemin terasa hangat, dan posisinya membuat tubuh Jeno sedikit kaku karena canggung.
"Jaemin...," panggil Jeno pelan, mencoba menghentikan Jaemin untuk mengusel hidungnya pada perutnya seperti kucing. Namun Jaemin tidak menjawab. Ia tampaknya masih setengah tertidur, hanya bergerak sedikit seperti mencari posisi yang lebih nyaman.
Jeno mendesah, mencoba menggerakkan tubuhnya tanpa membangunkan Jaemin. "Kau benar-benar harus belajar tidur di tempat yang benar," gumamnya pelan, lebih pada dirinya sendiri. Namun, melihat wajah Jaemin yang tampak begitu damai membuat Jeno enggan membangunkannya. Ia akhirnya memilih untuk tetap diam, meskipun posisinya jauh dari nyaman. Terutama pada kenyataan bahwa ia merasa sesak di bagian celananya.
Senyum kecil muncul di wajah Jeno ketika ia melihat Jaemin menarik napas panjang, seolah sedang bermimpi indah. "Kau beruntung aku masih bisa menahan diri...," ujar Jeno sambil melirik ke arah jam, memastikan mereka masih punya banyak waktu untuk membiarkan Jaemin tertidur.
Tepat ketika Jeno berpikir untuk bergerak, Jaemin menggeliat lagi, kali ini dengan suara pelan seperti gumaman. Wajahnya akhirnya terangkat sedikit, tetapi matanya masih tertutup. Perlahan, Jaemin membuka matanya, menatap Jeno dengan pandangan bingung.
"Eh...?" Jaemin tampak kebingungan, menyadari posisi mereka yang sangat dekat. Ketika otaknya mulai menyambungkan kejadian, wajahnya langsung memerah. "Hyung..."
Jeno hanya mengangkat alis, senyum kecil masih tersisa di bibirnya. "Apa pahaku lebih nyaman daripada bantal tidurmu yang biasa? Kau bahkan sangat nyaman menenggelamkan wajahmu di perutku."
Jaemin terdiam, malu setengah mati. Ia mencoba bangkit dengan cepat, tetapi kepalanya malah terbentur meja kecil di belakang mereka. "Ah!" serunya sambil memegangi kepalanya.
Seruan Jaemin membangunkan keempat pria lain yang segera terbangun dari tidurnya kecuali Baekhyun.
Hentakan kepala Jaemin pada meja kecil memecah keheningan. Hyunjin adalah yang pertama merespons, mengusap matanya sambil memandang ke arah Jaemin dengan wajah setengah mengantuk.
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini?" gumamnya malas, masih mencoba mengumpulkan kesadaran.
Taehyung menguap lebar, meregangkan tangannya dan melihat situasi di depannya. Matanya menyipit sejenak sebelum sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman menggoda.
"Apa yang kita lewatkan di sini? Kenapa Jaemin memerah seperti tomat dan Jeno terlihat seperti... sedang mencoba menyembunyikan sesuatu?" Vernon terkekeh kecil, matanya menyiratkan rasa ingin tahu.
"Apakah ini salah satu tradisi baru orientasi yang tidak ku dokumentasikan?" tanyanya dengan nada penuh guyon.
Jaemin, yang masih memegangi kepalanya, hanya bisa melirik Jeno sejenak sebelum membuang muka, berusaha mengendalikan rasa malunya.
"B-Bukan seperti itu! Aku... aku hanya—" ia tergagap, mencari alasan yang masuk akal tetapi gagal menemukannya.
Jeno, yang masih bersandar di sofa, hanya menghela napas panjang, menenangkan suasana. "Dia tertidur di sini. Aku membiarkannya karena dia terlihat lelah. Tidak ada yang perlu kalian pikirkan." Namun, kalimat itu justru memancing tawa kecil dari Taehyung dan Vernon. Hyunjin hanya menggeleng pelan, mendekati meja kecil untuk menuang air.
"Kalian ini terlalu pagi untuk mulai menggoda orang. Biarkan Jaemin bernapas dulu."
"Apa aku bilang sesuatu yang salah?" Taehyung menoleh ke Vernon dengan ekspresi pura-pura bingung, membuat yang lain menahan tawa.
Sementara itu, Jaemin mencoba mengalihkan fokus dengan merapikan rambutnya yang acak-acakan. Namun, tatapan hangat Jeno yang melirik ke arahnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Jaemin merasakan wajahnya memanas lagi.
"Sudahlah, lebih baik kalian segera mandi dan bersiap ke kampus," ujar Jeno akhirnya, berdiri dari sofa sambil meraih jaketnya. "Kita tidak mau kejadian kemarin terulang."
Jaemin mengangguk cepat, bergegas ke kamar mandi untuk menenangkan dirinya. Ketika pintu kamar mandi tertutup, Vernon mendekat ke arah Jeno dengan senyum lebar.
"Kau pasti punya banyak cerita nanti." Jeno hanya menatapnya datar, tetapi wajahnya menunjukkan sedikit senyuman.
"Kalian terlalu banyak bicara. Cepat siapkan semuanya."
Hyunjin, yang akhirnya terlihat sepenuhnya sadar, melirik ke arah kamar mandi dengan alis terangkat. "Kau tahu, orientasi tinggal dua hari lagi. Apa yang akan terjadi setelah orientasi nanti? Apa kita masih punya alasan untuk menemui Jaemin seperti ini?."
"Apa kita butuh alasan?" Tukas Jeno.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Commentnya ya~~
Sesi curhat,
Bukan niat menghilang kemarin guys.. Cuma adekku pamer soal skripsinya dibantu kakakknya, eh malah ditanyain serius aku buka joki atau ngga, jadilah kemarin joki dadakan, aku ngerjain 4 skripsian tuh anak2 dalam waktu 2 minggu gegara mereka ngejar penutupan sidang. Mana skripsi mereka pada masih stuck di bab 3... Hadeeh..
So, aku kembali nulis setelah selesai sama mereka, soalnya kalo dibarengin, gaya tulisannya campur2, wkwk, skripsi kek cerita, cerita kek laporan, ehehe~~
![](https://img.wattpad.com/cover/384967045-288-k678779.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
F For Five || MobxJaemin
Fanfiction🔞🔞 "Lima? Kalian serius? Bagaimana mungkin kalian semua bisa menyukaiku bersamaan? Aku bahkan tidak memberikan alasan untuk kalian menyukaiku? Dan lagi bagaimana bisa kalian membiarkan orang yang kalian sukai bersama orang lain?" Jaemin tidak perc...