Chapter 67 - Ketakutan Reine

164 36 18
                                    

"Eh? Ada apa ini? Kenapa aku tiba-tiba terjatuh?". Tembakan yang di terimanya barusan membuat Miku belum menyadari alasan dirinya terbaring di tanah.

Ia mendengar suara langkah kaki seperti mendekati dirinya.

Badannya mulai diangkat oleh seseorang secara perlahan hingga memperlihatkan sosok yang sedang menahan tubuhnya.

"Miku!! Miku!!!". Terdengar suara seseorang memanggil namanya dengan nada yang sangat panik.

"Ahh.... Kalian rupanya...". Berambut silver dan satunya lagi berwarna merah. Tidak salah lagi, kedua orang yang sedang berada di dekatnya tidak lain adalah pacar tercintanya.

"Aku gagal lagi ya?". Ucap Miku dengan nada lesu

Reine memeluk kekasihnya dengan erat, membiarkan Miku bersandar pada badannya. Sementara tangan kirinya sedang menekan bekas luka tembakan agar bisa menghentikan pendarahan.

"Tidak mau berhenti!". Reine melihat tangannya penuh dengan darah yang masih mengalir keluar sedikit demi sedikit. Perasaan takut mulai menghantui dirinya perlahan-lahan.

*Srek (Suara robekan kain)

Ollie merobek beberapa bagian dari pakaiannya, membuat gumpalan dari kain tersebut.

"Pakai ini Rei!". Gumpalan kain tadi mulai digunakan menutup bagian luka. Lalu Mereka berdua mulai bersama-sama menekan luka tersebut dengan harapan kali ini dapat menghentikan pendarahan yang terjadi.

Api sudah mulai melebar ke seluruh bagian gudang, mereka berdua membawa Miku menjauh dari area dalam mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.

*Wiu Wiu (suara sirine mobil Secrutor)

Renata dan Obelia sedang mengeluarkan semua pelaku kejahatan satu persatu. Secrutor yang baru saja tiba di lokasi juga turut membantu mengeluarkan semua orang yang sudah mati maupun cedera ke lapangan luar.

"CEPAT KELUARKAN SEMUA ORANG!!". teriak salah satu Secrutor

"HEY!!! BANTU AKU MENGANGKAT BESI INI!".

"TOLONG!! AKU TERJEBAK!!".

"BERI PERTOLONGAN PERTAMA UNTUK YANG CEDERA!!".

"PISAHKAN YANG SUDAH MATI DI AREA SANA!".

Suara ricuh dari orang-orang yang sedang berada di dekat gudang mulai terdengar dari kejauhan. Mereka sedang sibuk mengevakuasi korban terlebih dahulu sebelum gudang itu sepenuhnya runtuh.

Rasa sakit pada punggungnya semakin terasa, akhirnya Miku ingat kalau dia baru saja tertembak oleh seseorang yang tidak ia ketahui.

Tiba-tiba Miku merasakan sebuah tetesan air jatuh pada pipinya. Ia melihat ke arah atas, terlihat reine tidak kuat menahan tangis melihat kekasihnya terbaring lemas di dalam pelukannya.

"Kena... pa... Ka... Mu... Mena... ngis?". Tanya Miku dengan nada lesu sambil memegang pipi Reine.

Mendengar kekasihnya bertanya, Reine tidak mampu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Padahal Miku sudah terlihat lemas, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda sedang kesakitan. Melainkan, gadis kecil itu memberikan sebuah senyuman manis kepada Reine.

*TIT!!! (Suara klakson mobil)

"Reine! Ollie! Gunakan mobil ini". Suara teriakan nyaring renata terdengar dari belakang mereka. Beberapa menit yang lalu Renata meminjam sebuah mobil dari para Secrutor untuk digunakan sebagai alat transportasi agar bisa membawa Miku ke rumah sakit.

Renata tidak menyangka akan melihat anaknya sedang menangis dengan wajah yang sangat sedih sambil menggendong Miku. Selama ini, Reine selalu menunjukkan sosok wanita yang kuat dan tegas ketika berada dimanapun. Ini pertama kalinya ia melihat Reine begitu ketakutan. Renata langsung tersadar betapa berharganya Miku bagi anaknya ini.

A Girl Who Loves The Sky | Hololive x Female [Fan Fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang