Melihat taxi yang ditumpangi Elang sudah menjauh dan hilang di tikungan, Mbok Kasih mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Den Jayden... ini Mbok Kasih. Boleh Simbok meminta bantuan?"
...
Mbok Kasih langsung menangis sesenggukan mendengar berita pesawat rute Jakarta-New York mengalami kecelakaan. Apalagi dalam kecelakaan tersebut tidak ada penumpang yang selamat.
Mbok Kasih pasti akan sangat menyesal jika tadi tidak nekat menemui Elang. Pasti sekarang Elang sudah menjadi salah satu korban tersebut.
Sebenarnya, ini bukan waktu yang tepat untuk merasa bersyukur atas berita yang memakan banyak korban jiwa itu, namun tidak dapat dipungkiri, Mbok Kasih merasa lega, karena dengan adanya kejadian tersebut Tuan dan Nyonya Shankara pasti akan mengira Elang sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat. Dengan begitu, kesempatan Elang untuk terlepas dari keluarga Shankara semakin besar.
Berkat bantuan Jayden yang membersihkan semua rekaman cctv yang menangkap Elang di bandara, membuat Mbok Kasih semakin lega. Setidaknya, dia sudah berusaha untuk menghapus jejak Elang yang keluar Bandara dan pergi menaiki taxi.
Seminggu setelah kejadian kecelakaan pesawat, Mbok Kasih memutuskan untuk berhenti dan berniat keluar dari kediaman Shankara. Apalagi sudah tidak ada Elang di kediaman tersebut, jadi tidak ada alasan untuk wanita tua itu tetap tinggal.
Saat ini, suasana kediaman Shankara terasa semakin sunyi. Baik Nyonya mau pun Tuan Shankara tidak terlihat di mana pun. Sedangkan Tuan Muda, akhir-akhir ini sering menghabiskan waktunya di luar.
Mbok Kasih berjalan menuju ruang kerja Tuan Shankara seraya membawa koper, bertujuan untuk berpamitan. Karena wanita tua itu tahu jika Sang kepala keluarga pasti ada di sana. Karena seminggu ini, Tuan Shankara terlihat enggan keluar dari ruang kerjanya.
Tentu saja Mbok Kasih tahu karena setiap jam makan, wanita tua itu yang mengantar makanan ke ruang kerja Tuannya. Itu pun, belum tentu di sentuh. Seringkali Mbok Kasih mendapati makanan itu masih utuh, dan hanya beberapa kali melihat berkurang hanya sedikit. Seminggu ini, Tuannya itu seperti kehilangan selera makan.
Mbok Kasih hendak mengetuk pintu, namun suara dari dalam ruangan membuat Mbok Kasih mengurungkan niatnya. Pintu ruang kerja Tuan Shankara tidak tertutup rapat, sehingga tanpa sengaja Mbok Kasih bisa mendengar pembicaraan yang sedang berlangsung.
"Elang... dia adalah putra kita, Madira. Dia anak kandungmu!"
Kedua mata Mbok Kasih melebar. Apa aku salah dengar?
"Di situasi seperti ini kau malah mencoba bercanda denganku?"
"Aku juga belum lama mengetahuinya."
"A-apa maksudmu, Saga?"
"Karina menukar bayi kita."
"A-APA?!!!"
Mbok Kasih membekap mulutnya tak percaya. Karina? Tentu saja Mbok Kasih mengenal wanita itu.
Mbok Kasih sudah mengabdi selama lebih dari lima puluh tahun di kediaman Shankara. Dirinya bekerja di sini sejak berumur dua puluhan. Bahkan, bisa dibilang, Mbok Kasih adalah pengasuh Tuan Shankara sedari bayi. Hingga pria itu menikah dan memiliki putra, Mbok Kasih masih setia di kediaman Shankara, hingga beralih mendapat tugas mengasuh Elang, sempat menetap di Yogya selama delapan tahun. Setelah itu, kembali lagi ke kediaman Shankara atas perintah Sang Tuan.
Setahu Mbok Kasih, Karina adalah wanita yang dekat dengan Nyonya Shankara, istri dari majikannya. Bisa dibilang, Karina sudah seperti adik bagi Nyonya Shankara. Bahkan, dulu sebelum terjadi insiden, wanita itu sering datang ke kediaman Shankara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...