🌻58

10 4 0
                                    

"Maaf sebelumnya, bukan kah Anda Mr. Landro pemilik L Group yang terkenal itu? Logasenan Landro?" Tanya Pak Jamal seraya mencermati wajah Loga yang duduk di hadapannya.

"Anda mengenal saya?"

"Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal presdir hebat seperti Anda? Apalagi wajah Anda sering muncul di sampul majalah Forbes. Wah, saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini. Rasanya saya ingin mengeluarkan ponsel saya sekarang lalu mengajak Anda berfoto."

"Anda bisa melakukannya nanti. Sekarang, bisakah saya menerima raport anak saya? Saya yakin orang tua lainnya sudah menunggu."

"Ah benar. Maafkan saya. Sebentar..." Tiba-tiba Pak Jamal tersadar sesuatu. "Tadi Mr. Landro---

"Panggil saja Loga. Saya merasa tidak nyaman dengan panggilan tadi."

"Ah, maafkan saya, Pak Loga. Oh ya, tadi... Anda mengatakan apa? Anak saya? Apa anak Pak Loga ada yang bersekolah di sini? Siapa?"

"Aprilina Nirwana."

"Heh?!"

Sontak Pak Jamal kaget. "Bu-bukannya April adalah anaknya Pram?"

"Tentu bukan. April adalah anak kedua saya. Anak kandung. Sedangkan Pram adalah adik kandung saya. Jadi, bisakah berikan raportnya sekarang?"

"Ah, baik."

Dengan tangan gemetar, Pak Jamal memberikan raport milik April.

"Silakan tanda tangan di sini, Pak Loga."

Pak Jamal memberi instruksi. Namun dalam hatinya masih penasaran dan banyak pertanyaan muncul memenuhi kepalanya.

Mungkin, hubungan Pram dengan keponakannya sedekat itu sampai April memanggilnya Ayah. Aku sempat heran, Pram yang belum pernah menikah tiba-tiba memiliki anak. Pantas saja selama ini biodata April tidak lengkap, jadi ini alasannya? Supaya tidak ada yang tahu kalau April adalah anak Mr. Landro? Semacam privacy?

Tapi tetap saja! Kenapa Pram tidak pernah mengatakan padaku kalau dia adiknya Mr. Landro? Padahal aku dan Pram kan seakrab itu, dia juga tahu kalau aku fans beratnya Mr. Landro. Aish, dasar engineer licik!

"Jika Pak Loga tidak keberatan, saya minta tanda tangan di sini juga."

Pak Jamal mengeluarkan sapu tangannya yang masih bersih, meminta Loga untuk menandatanganinya sapu tangan tersebut. Tanpa protes, Loga menuruti saja. Pria itu sudah ingin bergegas pergi.

"Terimakasih, Pak Loga."

Loga mengangguk, lalu beranjak.

"Ah, jika Anda tidak keberatan, Anda bisa datang ke acara pesta penyambutan putri saya besok malam."

Loga memberikan kartu undangan resmi kepada Pak Jamal. Sengaja. Agar wali kelas April tahu kalau Loga lah Papa kandung April. Bukan Pram. Lalu berharap, Pak Jamal akan menyebarkannya kepada warga sekolah dengan berita tersebut.

"A-Anda mengundang saya?"

Pak Jamal merasa tidak percaya. Bahkan pria itu menerima kartu undangan tersebut dengan tangan gemetar.

"Itu jika Anda tidak keberatan."

"Tentu tidak! Saya merasa sangat terhormat."

Saking semangatnya, Pak Jamal berseru seraya berdiri. Membuat para wali murid di kelas itu terkejut.

"Saya minta maaf Bapak dan Ibu sekalian karena saya tiba-tiba berbicara dengan nada tinggi. Maaf, karena saya terlalu bersemangat bertemu dengan fans saya."

Sontak Pak Jamal langsung meminta maaf, lalu pamer kartu undangan di tangannya kepada wali murid.

"Tidak apa-apa, Pak Jamal. Kami mengerti. Kami juga tidak percaya, ternyata anak Kami satu sekolah dengan anaknya Mr. Landro yang terkenal itu."

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang