Loga mengantar Elang kembali ke sekolah karena motor pemuda itu masih di sana.
"Mau kemana?"
Pertanyaan Loga membuat April yang hendak ikut keluar, kini menoleh.
"Begini, sebenarnya kami mau pergi ke perpustakaan umum, ada buku yang harus kami cari sekalian ngerjain tugas di sana. Ya kan, Lang?"
April menatap Elang dengan kedua mata melotot, membuat pemuda itu yang tadinya bingung kini mengangguk.
"Bukankah mid semester sudah berakhir?"
"Iya memang. Tapi karena nilai fisika kami remedi jadi harus membuat tugas dan harus dikumpulkan besok. Nanti April pulang bersama Elang. Jadi, Papa tidak perlu khawatir. Oke?"
Loga sempet ngelag mendengar sesuatu yang asing keluar dari mulut April.
"Sebentar, tadi Papa tidak salah dengar kan?"
"Salah dengar apa?"
"Tadi April memanggil Papa. Apa Papa... salah dengar?"
"Tidak. Papa tidak salah dengar. Jadi, izinkan April pergi bersama Elang ya!"
Loga ngelag lagi. Masih belum percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Ya?"
"Ah i-iya. Boleh."
Loga sampai tergagap.
"Oke, kalau gitu April pergi dulu. Papa hati-hati di jalan ya. Dah~"
Lalu April turun dari mobil, tak lupa menutup pintu.
Loga menurunkan kaca mobilnya lalu mendekatkan wajahnya ke sana.
"Tapi ingat, jangan sampai malam. Sebelum jam 6 harus sudah sampai rumah. Atau Papa akan menyuruh Alaric untuk menjemput."
"Siap! Papa jangan khawatir."
Loga mengangguk, lalu melajukan mobilnya dengan senyuman mengembang di bibirnya.
"Hati-hati di jalan~"
April masih melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Namun, begitu mobil Loga sudah tak terlihat, wajah April langsung berubah dingin membuat Elang seketika merinding.
"Wah, apa-apaan itu?"
April tak menjawab, malah pergi begitu saja membuat Elang menahan tas punggung gadis itu.
"Mau kemana?"
"Nggak usah kepo! Mending lo ambil motor lo abis itu balik. Kita berpisah di sini. Oke?"
"Eits!"
"Apalagi?"
"Lo mau kemana?"
"Bukan urusan lo!"
"Jelas itu urusan gue. Lo tadi bilang mau pergi sama gue. Dan sekarang lo nggak mau ngasih tau gue mau kemana. Kalau mereka nyariin gimana? Lo sengaja jadiin gue tumbal?!"
"Iya. Emang itu tujuan gue. Lepas!"
"Nggak! Sekarang bilang ke gue apa rencana lo kalo ini?"
April terdiam, lalu menunduk.
"Gue mau nyari Ayah."
Seketika Elang mengerti maksud April.
"Emang lo tahu Om Pram di mana?"
Elang bertanya dengan nada lembut. April menggeleng membuat pemuda itu menghela napas.
"Terus, lo mau nyari kemana gue tanya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...