part 1

459K 14.6K 789
                                    

Happy Reading!

I love those random memories that make me smile no matter what is going in my life right now

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I love those random memories that make me smile no matter what is going in my life right now.

* * * * * *

Ini adalah masalah besar, sangat besar. Ok, memang sedikit berlebihan. Tapi, apa mungkin aku harus melewati lorong kelas XII dengan santai?

Bukan, ini bukan tentang aku malu atau takut melewati lorong yang dipenuhi anak kelas XII itu. Ini tentang laki-laki dengan seragam basket yang berdiri tak jauh di sana.

Kalau bukan karena Buk Trisna menyuruhku membawa lembaran tugas ini ke kelas Kak Mia, aku tidak akan mau ke tempat ini. Ah... jika saja laki-laki itu tidak ada di sana, ini semua akan menjadi lebih mudah.

Duh? Ngapain di sana, sih?

Pergi dong!

Aku melirik jam tangan hitam yang melingkar manis di tanganku. Jam 11.20 dan aku sudah berdiri seperti orang bodoh disini selama 20 menit, parahnya 5 menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi.

MAMPUS

Segerombolan kakak kelas berjalan ke arahku, salah satunya adalah 'DIA'. Makin buruk, aku harus pergi dari sini. Dengan sigap aku berbalik dan mulai berjalan cepat meninggalkan lorong kelas XII.

"Dik!"

Panggilan itu membuatku membeku di tempat. Aku mengenal suara ini, dan tidak mungkin aku salah. Ini suara Kak Ethan. Jangan bilang kalau dia memanggilku.

Satu

Dua

Tiga

Empat

Li-

Hei!

Kenapa tidak terjadi apa-apa? Maksudku, bukankah tadi Kak Ethan memanggilku?

Penasaran dengan apa yang terjadi, aku sedikit mengintip ke belakang dan mendapati Kak Ethan bersama teman-temannya sedang mengobrol dengan salah satu anak kelas XI, Reyhan.

Jadi, yang dipanggil tadi bukan aku? Sialan.

* * * * * *

"Vine, perpus yok!" aku menarik-narik tangan Lavine, berusaha membuatnya sadar bahwa aku ada disampingnya.

Ini menyebalkan, dari tadi dia sibuk dengan novel yang baru dibelinya kemarin bersamaku. Alhasil, dia tidak mengacuhkanku dan membuatku merasa jadi obat nyamuk dari kencan butanya dengan novel itu.

"Mager ah... " balasnya malas masih sambil membaca.

"Vine ayo! Gue males banget disini, panes!" ucapku sambil mengipas-ngipaskan tangan ke wajah.

you again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang