part 28

76.2K 3.9K 140
                                    

Happy Reading!

Untuk banyak alasan yang ku katakan pada Mama dan Papa tadi siang, nyatanya sama sekali tidak berhasil membuatku tidak datang malam ini. Ya, aku datang, ke acara perjodohan Githa dan Kak Ethan yang diadakan di rumah Kakek.

Dengan segelas sirup di tangan kanan, aku berdiri di tengah-tengah ruangan menghadap panggung kecil yang dibuat sebagai tempat pertukaran cincin mereka nanti. Memandang kosong ke arah MC yang sedang berceloteh ria di depan sana, mengundang gelak tawa para tamu yang hadir.

Aku tidak tahu pasti berapa orang yang datang malam ini. Mungkin sekitar 1000 orang? Ah entahlah, yang jelas jumlah mereka mampu membuat lantai bawah rumah Kakek yang besar ini terisi penuh. Mereka-mereka yang datang kebanyakan adalah teman bisnis para orang tua, diikuti dengan beberapa teman sekolah Githa dan Kak Ethan.

Ngomong-ngomong, aku belum bertemu dengan Lavine, Alan dan Gio. Mereka juga datang ke pesta ini--tentu saja.

''Selamat malam,'' aku menoleh ke kiri ketika sapaan lembut itu terdengar.

Alan tengah berjalan menghampiriku dengan senyum manisnya. Dia terlihat sangat tampan dengan setelan jas hitam yang dipakainya. Rambutnya seperti biasa--berantakan, dengan jambul yang tidak begitu kentara.

''Selamat malam juga,'' balasku ketika dia sudah berdiri bersisian di sampingku.

Aku meneguk sirup yang hanya tinggal seperempat gelas. Ketika seorang pelayan melintas di depan kami sambil membawa nampan berisi gelas-gelas kosong, aku menaruh gelas itu disana, membiarkannya bergabung dengan gelas-gelas lain untuk dicuci.

''Gue kira lo nggak dateng,'' celetuk Alan yang kini memasukkan kedua tangan ke saku celana hitamnya, memandang lurus ke arah panggung di depan.

''Gue dateng, karena gue nggak sepayah yang lo bayangin,'' ujarku pelan, membuat Alan menoleh ke arahku sambil tersenyum.

Untuk beberapa menit, kami saling berpandangan. Jujur saja, aku nyaman dengan mata itu.

Tiba-tiba riuh rendah para tamu membuat kami berdua mengalihkan pandangan ke arah panggung. Aku bisa melihat Kak Ethan dan Githa di depan sana.

Githa yang bergelayut manja di lengan laki-laki itu, dengan senyum yang memperlihatkan bahwa dia benar-benar bahagia saat ini.

Bahagia

Bagaimana dengan ku?

''Jadi dimulai lah acara tukar cincin!'' kata MC yang membuat para tamu mulai bersorak lagi.

Aku menegang di tempat, menatap nyalang ke arah Kakek yang kini sudah berdiri di di depan sana.

Mengepalkan kedua tangan di sisi tubuh, menahan teriakan yang sudah mengganjal di ujung tenggorokan ku untuk menghentikan semua ini.

Aku sakit.

Dan sakitnya makin menggerogotiku ketika Kakek mengambil kotak merah itu dari saku jasnya. Kotak merah tempat cincin pertunangan mereka yang sempat di perlihatkan padaku.

Dan aku menyesal.

Sangat menyesal.

kenapa tadi tidak kubuang saja cincin itu? Mungkin pertunangan ini tidak akan terjadi. Mungkin PERTUNGANGAN INI AKAN BATAL!

Aku menyaksikannya, semuanya, dengan mata dan kepalaku sendiri. Saat Githa memasukkan cincinnya ke jari Kak Ethan. Lalu, laki-laki itu yang kini tengah memasukkan cincin ke tangan Githa.

Hati perempuan siapa yang tidak sakit ketika melihat orang yang dicintainya bertukar cincin dengan orang lain?

Suara tepuk tangan dan teriakan itu menyadari ku dari lamunan. Aku menoleh ke kiri dan mendapati Alan yang kini menatapku lekat-lekat. Matanya. aku bisa melihat sorot sedih dan menenangkan disana. Lalu, ketika aku kembali menatap ke depan sana.

you again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang