❛❛Kita bertemu lagi.
Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan?
Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku.
Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pelajaran hari ini adalah Bahasa Indonesia, dan sangat membosankan karena Buk Intan terus menjelaskan materi dengan suara lemah-lembutnya. Serius, bahkan duarius, benar-benar mengantuk dan tidak mood belajar. Entah kenapa, kejadian kemarin di Mama's Bakery terus menggelayuti pikiranku.
Dia menyukainya
Iya, Githa menyukai Kak Ethan. Mungkin memang bukan masalah besar, hanya Githa yang menyukai orang, yang juga kusukai. Tapi mereka dekat, ingat mereka dekat! Itu tidak menutup kemungkinan kalau mereka bisa pacaran 'kan?
Bisa saja, Kak Ethan suka sama Githa. Siapa sih laki-laki yang nggak suka dengan gadis berperawakan tinggi, putih, manis, cantik dan supel seperti dia?
Dari dulu Githa selalu menjadi primadona, setiap laki-laki yang melihatnya akan selalu terpesona dengannya. Bahkan kalau mereka mau, mereka bisa langsung bilang "gue suka sama lo," atau "gue cinta sama lo," kalau memang menyatakan perasaan semudah itu.
Githa? Gadis dengan tawa malaikat yang menyejukkan hati. Kalau saja aku adalah seorang laki-laki, mugkin aku juga akan terpesona dengannya, dan rela melakukan apa saja demi mendapatkan cintanya.
Huhhhhh
Aku menghembuskan nafas cukup keras, dan sepertinya Lavine mendengarnya. Ia merobek kertas kecil dari buku tulis yang sedari tadi digunakannya untuk mencatat materi, lalu menuliskan sesuatu entah apa itu.
Lo kenapa?
Tulisannya yang rapi itu mengisi lembaran kertas yang disobeknya tadi.
Ga pa-pa
Tulisku dan mendorong kertas itu ke arahnya.
Gue tahu lo lagi ada masalah. Cerita deh sama gue
Engga ada Vine
Lo tahukan kalau lo ada masalah lo bisa cerita ke gue? Karna nyimpen masalah sendirian itu ga baik. Setidaknya kalau gue gak bisa ngasi solusi buat itu, lo bisa tenang dengan nyeritainnya ke gue
Aku menghembuskan nafas perlahan melihat jawaban yang diberikan Lavine. Ia selalu begini, saat aku tidak ingin membicarakan masalahku dengannya. Maksudku, tidak semua hal bisa dikatakan pada sahabat 'kan?
Tapi, Lavine. Dia akan selalu berusaha, tapi tidak mendesak. Dan pada akhirnya, aku akan luluh dan menceritakan segalanya padanya.
Al, dia Kak Ethan
Huh? Serius?
Iya dan gue gak tahu harus apa, karna Githa suka dia
Lo masih suka sama dia ya?
Lavine mendorong kertas itu ke arahku dan aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.