part 13

93K 4.5K 63
                                    

HAPPY READING!

"Githa cantik banget!'' puji Mama, orang pertama yang kami temui saat menginjak ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Githa cantik banget!'' puji Mama, orang pertama yang kami temui saat menginjak ruang tengah.

''Makasi Tante," sahut Githa malu-malu.
''Kamu itu loh kalau pake dress tambah cantik hehehe,'' lanjut Mama dengan ujung matanya yang melirik ke arahku.

Oke, aku tahu kalau ia sedang menyindir anak pertamanya ini. Tapi salahkah kalau aku menolak menggunakan dress?

Perlu kalian ketahui kalau aku bukan salah satu dari ribuan anak perempuan yang mau direpotkan dengan menggunakan benda itu.

''Hah biasa aja kok, Tan,'' lalu setelah percakapan singkat itu, Mama meninggalkan kami berdua menuju dapur. Ingin membantu menyiapkan bahan-bahan untuk memanggang barbeque, katanya.

Kami sampai di halaman belakang yang sudah ramai dipenuhi keluarga besar dan teman-teman dekat Kakek. Githa, gadis itu langsung meninggalkanku untuk menemui sepupu-sepupu kami.

Aku memilih berjalan dengan santai ke arah meja yang dipenuhi berbagai macam hidangan. Mengabaikan untuk sementara keluarga-keluarga besar yang jarang kutemui demi segelas sirup dingin yang menggoda dahagaku.

Ting tongg

Bel rumah berbunyi, menandakan ada tamu yang datang. Aku yang hendak mengambil minum terhalang oleh teriakan Tante Meli yang menyuruhku membuka pintu.

''Ace tolong buka pintu! Ada tamu tuh,'' tapi belum sempat kujawab. Bagas, sepupu laki-lakiku yang tengil  sudah lebih dulu menyahut.

''Biar Bagas aja, Tan,'' sahutnya lalu berlari ke depan dengan semangat.

Aku bingung, diantara banyaknya orang yang sedang bersantai, kenapa harus aku yang disuruh membuka pintu? Huh Tante Meli itu.

Aku meraih gelas untuk kedua kalinya, dan berharap tidak ada lagi yang akan menghambatku.

"Hai!"

Sapaan itu membuatku menurunkan gelas yang setengah isinya sudah mengalir ke tenggorokan.

Siapa sih?

Aku berbalik, masih dengan gelas yang kugenggam di tangan kanan.

''Kak Ethan?'' ucapku sedikit tidak percaya.

"Hai!'' sapanya lagi, seakan sapaannya yang pertama belum cukup membuatku yakin dia ada di depanku.

''Eh kak, kok bisa disini?'' tanyaku sambil meletakkan gelas sirup.

''Gue kesini sama---''

''Woy!" seruan itu memotong ucapan Kak Ethan.

Dan disana, laki-laki aneh itu---Alan, berdiri di belakang Kak Ethan sambil cengar-cengir.

''Gue kesini bareng Alan sama keluarga gue,'' sambung Kak Ethan sambil memutar bola matanya, jengkel.

''Eh ketemu lagi gue sama lo,'' tukas Alan setelah ia berdiri di samping Kak Ethan.

you again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang