Happy Reading!
YA TUHAN!
Keterkejutan pasti tercetak jelas di wajahku sekarang. Aku menahan nafasku ketika melihat meja yang ku duduki. Apa yang terjadi? Ke-ke-kenapa mejaku dipenuhi dengan hadiah-hadiah seperti ini?
Tanggal berapa sekarang? 3? 4? 4 MARET! Sebelum otakku sempat berpikir dengan baik. Teman-teman sekelas sudah berjalan menghampiriku.
''Habede yo, Ce!''
''Woey happy birthday ya!''
''Inget traktirannya. Btw, hbd loh.''
''Selamat ulang tahun Acelin.''
''Hbd calon pacar gue yang tertunda,'' aku melirik horror laki-laki ceking yang sedang berada di sampingku—Ranu. Dia hanya tertawa cekikan sebelum mengeluarkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.
''Wah makasi ya semua,'' sahutku kepada mereka semua.
''Iya, inget traktirannya!''
''PU-nya dong Ce!''
''Iya kapan-kapan hahahaha,'' jawabku sambil cengengesan.
Satu persatu dari teman-temanku kembali ke tempat duduknya karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Lavine datang dengan hebohnya tepat saat aku menaruh tasku di meja.
''WOEY BRO! HAPPY BIRTHDAY YA!'' teriaknya sambil menepuk-nepuk pundakku.
''Ah lo telat. Lo gak jadi orang pertama yang ngucapin,'' aku memajukan bibirku. Aish, entah bagaimana aku geli mengatakannya, kalau aku sedang pura-pura ngambek.
''IH ELO YA! GUE UDAH NGUCAPIN JAM 12 TENG! TAPI LINE GUE GAK LO BACA-BACA,'' gerutunya. Aku baru ingat kalau ponselku semalaman mati. Tadi pagi, aku juga tidak sempat melihatnya.
''Hehehe maaf, maaf.''
''Iya gak pa-pa. Mending sekarang beresin dulu ini kado-kado lo yang berserakan di meja,'' aku mengangguk dan membantu Lavine memindahkan semua kado-kado itu ke meja belakang yang kosong.
Diantara semua kado-kado itu, dua buah diantaranya menarik perhatianku. Satu buket bunga mawar pink dan satu lagi adalah setangkai bunga matahari. Aku mengernyit.
Siapa yang memberikannya?
Aku mengambil buket mawar pink itu. Dan menemukan sebuah surat yang diletakkan disela-sela bunganya.
Hai!
Happy Birthday Acelin Bellvania Benette :)
Semoga panjang umur, sehat selalu, jadi kebanggan orang tua, selalu bahagia, sukses buat kelas XI-nya, makin baik dari yang sebelumnya. Semoga cita-cita lo bia tercapai dan nambah cantik, hehehehe....
God Bless You,
Ethan
Aku tersenyum kecil dan memasukkan surat itu kembali ke tempatnya. Sebenarnya, aku sudah mengira kalau Kak Ethan yang memberi mawar pink ini--entah kenapa.
Aku beralih mengambil bunga matahari yang ukurannya lumayan besar. Ada surat juga yang diikat di batangnya. Aku mengambil surat itu dan membacanya perlahan.
WOEY CEWE MENYE!
Ah... sepertinya aku tahu siapa yang memberikan bunga ini.
HEPI BESDEY YA /duhh alay amat gue/
Semoga panjang umur, sehat sentosa lahir dan bathin, makin strong, makin disayang ortu, bisa jadi kebanggan orang tua, makin tinggi /lo terlalu cebol menurut gue/, semoga menye-menye lo ilang, jangan suka nampol orang sembarangan. Apaan lagi ya? Oh iya! Semoga cinta lo terbalaskan /MUEHEHEHE/ semoga cepet jadian dah sama MY HANDSOME COUSIN, ETHAN DOMINIC HAHAHAHA. Kalo kalian jadian, inget PJ YAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
you again ✔
Teen Fiction❛❛Kita bertemu lagi. Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan? Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku. Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...