part 27

78.1K 4K 220
                                    

Happy Reading!



''Nyari sensasi banget hujan-hujanan', ' katanya sambil berlalu dari hadapan kami.

Aku terdiam, dan bisa merasakan tangan Alan yang terkepal di sisi tubuhnya.

Dia melemparkan belati untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari dua jam ini, apa yang Kak Ethan mau dari ku?

Membuat ku sakit hati?

Sedih?

Marah?

Membenci dirinya?

Sekarang silahkan beri standing applause pada laki-laki itu sekeras-kerasnya. Karena dia sudah berhasil membuat hatiku luluh-lantak.

Alan melepaskan genggaman tangan kami, dia hendak menghampiri Kak Ethan. Dengan sigap aku menahan lengannya, seketika ia mengurungkan niatnya menghampiri laki-laki itu.

''Gak pa-pa,'' kataku pelan.

Aku bisa melihat amarah yang memenuhi kedua matanya, namun perlahan mata itu kembali melembut, menatapku dengan sorot yang tidak bisa diartikan.

Alan tersenyum kecil (dia terlalu banyak tersenyum hari ini) dan aku membenci senyum kecil itu yang seakan berteriak bahwa aku gadis yang perlu dia kasihani. Kenyataannya, aku memang perlu dikasihani sekarang.

Dia kembali menggenggam tanganku, menarikku lagi keluar dari kantin. Sebelum pintu itu menutup setelah dibuka Alan, aku memanfaatkan celah yang masih tersisa.

Melihat ke arah Kak Ethan yang sedang bersandar di tembok dengan sebelah tangannya yang menggenggam botol air mineral dengan erat. Dia menatap tajam ke arah kami, dan disisa celah kecil itu, aku bisa melihat senyum mirisnya.

* * * * * *

Jika ada yang bertanya padaku, berapa skala yang bisa menunjukkan kesedihan yang dialami gadis payah ini (aku akan menyebut diriku sementara begitu) jika dilihat dari skala 0-15. Aku akan menjawab 20, karena sekarang aku benar-benar merasa kesedihan telah memenuhi diriku.

Setelah di campak 'kan berhari-hari, lalu menerima perlakuan seperti itu, siapa yang tidak sedih?

Siapa yang tidak hancur?

Jika ada, aku akan memberi mereka sebatang emas murni sebagai hadiah atas keteguhan hati yang mereka miliki. Dan kalau boleh mungkin aku akan meminta sedikit keteguhan itu, agar aku tidak perlu dikasihani oleh laki-laki yang kini sedang menyetir serius di sampingku.

Dalam perjalanan menuju rumah, aku dan Alan hanya terdiam. Membiarkan atmosfir di dalam mobil ini sedikit tegang. Hanya ada lantunan lagu dari radio yang sengaja dinyalakan Alan agar suasana tidak sepi. Di luar masih gerimis, dan titik-titik air itu mengalir damai di kaca mobil yang sedang ku amati.

My mind is gone, I'm spinning round

And deep inside, my tears I'll drown

I'm losing grip, what's happening

I stray from love, this is how I feel

This time was different

Felt like, I was just a victim

And it cut me like a knife

When you walked out of my life

Now I'm, in this condition

you again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang