Happy Reading!
Ethan : Hei, longlast ya sama Alan :)
Aku menghembuskan nafas lega. Setidaknya dia tidak mengirim LINE yang aneh-aneh.
Acelin : Thank you kak :) Sukses jg ya buat pertunangannya minggu depan
Ethan : Iyak :)
Aku hanya membaca LINE terakhir Kak Ethan. Memangnya aku harus membalas apa lagi, coba? Aku menaruh ponselku di samping bantal. Alan belum membalas pesanku tadi. Ck, jangan bilang anak itu sudah tidur.
Tingg
Aku mengambil hp ku lagi dan melihat ada line masuk dari Kak Ethan.
Ethan: Ce
Acelin : Iya kak?
Ethan :Apa lo bahagia?
Aku mengernyit bingung melihat pertanyaan Kak Ethan.
Apa aku bahagia? Tidak.
Tapi sepertinya hatiku tidak sejalan dengan tanganku yang malah mengetikkan sebaliknya.
Acelin : Gue bahagia
Ia membacanya, tapi belum ada balasan hingga lima menit berlalu.
Ethan : Tapi gue nggak bahagia, Cel
Cel
Tapi gue nggak bahagia
Gue nggak bahagia
Cel
Aku mematung sambil menatap kosong ke layar ponsel yang masih memampangkan line terakhir dari Kak Ethan. Aku menghela nafas pelan, keluar dari aplikasi line dan memilih mengetik pesan untuk Alan.
To: Alander
Lo bener. Kak Ethan berubah jd aneh
* * * * * *
''Makasi, pak,'' kataku pada Pak Bono saat mobil sudah berhenti di depan gerbang sekolah.
Aku memasuki sekolah dengan wajah sedikit bersemangat--setidaknya aku tidak boleh terlarut terus dengan kesedihan 'kan?
Lorong-lorong kelas belum terlalu ramai, karena jam baru menunjukkan pukul 06.10.
''Ace!'' panggil seseorang yang membuatku langsung berbalik.
Alan, laki-laki itu berlari ke arahku sambil melambaikan tangan dengan dramatis.
''Ya, kenapa?'' sahutku setelah Alan sampai di depanku.
Dia mengelap beberapa peluh yang muncul di dahinya.
''Nggak papa, cuman pas aja gue ketemu sama lo,'' aku mengangguk.
Kami berjalan beriringan menuju kelas, berhubung kelas kami yang bersebelahan.
Tidak ada yang berbicara. Kami berdua terdiam bisu. Aku sibuk dengan lamunanku, dan sepertinya Alan juga sibuk dengan lamunannya.
Ada sesuatu yang terus mengganjal di hatiku sejak kemarin malam yang membuatku baru bisa tidur jam satu pagi. Dan yeah--aku sekolah dengan kantuk yang menggantung di mata, dan menginginkan ku untuk terlelap di atas kasur sekarang.
Tapi, sayangnya hari ini ada ulangan matematika yang terpaksa membuatku harus sekolah. Kan nggak asix gitu kalau harus nyusul sendiri. Nggak bisa kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
you again ✔
Ficção Adolescente❛❛Kita bertemu lagi. Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan? Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku. Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...