Happy Reading!
Jam kosong adalah salah satu hal yang paling membahagiakan bagiku, terutama pada mapel MATEMATIKA. Dan hari ini kelasku benar-benar terbekati dengan tidak hadirnya Pak Gana, yang harus mengikuti seminar di luar kota untuk seminggu ke depan.
Dan ya, kalian tahu bagaimana reaksi anak-anak di kelas? Heboh! Heboh banget! Semua anak langsung menjerit senang, bahkan beberapa anak cowo menaiki kursi mereka dan saling berjoged ria (mereka memang sedikit tidak waras).
Untung saja keributan itu hanya beberapa saat, kalau tidak, pasti guru di kelas sebelah akan datang dan memarahi kami. Parahnya, kami bisa saja dihukum menghormat ke bendera sampai bel pulang berbunyi.
Untuk mengisi jamkos matematika yang akan sangat membosankan. Aku dan Lavine memutuskan pergi ke perpustakaan.Karena setidaknya, disana kami bisa memperoleh ketentraman lahir dan bathin.
Maksudku, ini akan lebih baik dibandingkan berdiam diri di dalam kelas yang penuh ocehan gosip-gosip murahan, juga tingkah konyol anak-anak cowok yang akan mengundang tawa atau teriakan anak lain. Kelas akan terasa seperti neraka dengan semua kegaduhan itu.
Saat aku dan Lavine memasuki perpustakaan, di meja paling barat yang hanya diduduki empat orang murid, laki-laki itu sedang asyik dengan laptop menyala di depannya. Dia Kak Ethan.
"Ada dia tuh,'' Lavine menyenggol bahuku saat kami berjalan ke arah rak novel.
"Iya gue tahu," aku membalasnya sambil melirik Kak Ethan dengan ujung mataku.
"Jodoh kali lo sama dia," ujarnya sambil terkekeh geli. Aku memutar mata mendengar pernyataannya yang mengada-ngada itu.
"Palalu jodoh."
"Yee bisa aja tau, soalnya tiap lo kemana-mana selalu ada dia. Kan jodoh namanya?'' Lavine menaik-turunkan alisnya, tak lupa dengan cengiran jahil yang membuatku dongkol.
"Basi banget!" Aku lalu menimpuk kepalanya dengan novel yang baru saja kuambil.
Kukira ia akan marah atau balik menimpukku dengan novel tebal yang baru saja ia ambil. Tapi ternyata? Gadis dengan rambut yang dipangkas pendek itu hanya terkikik geli lalu melenggang pergi ke arah meja yang diduduki Kak Ethan.
Wah rese
Lavine kenapa kesana?
"Kalian lagi jamkos juga?" tanya Kak Ethan setelah aku menyusul Lavine duduk di meja yang sama dengannya.
"Iya jamkosnya Pak Gana lagi," jawab Lavine. Kak Ethan berdecak kagum.
"Wahh enak dong, seumur-umur gue waktu kelas XI belum pernah dapet jamkosnya Pak Gana. Tuh guru rajin banget masuk wkwk. "
"Wkwk iya, ini juga kelas gue beruntung banget. Lo jamkos apa, kak?" tanyaku mencoba untuk nimbrung diantara percakapan Kak Ethan dan Lavine.
"Gue Bahasa Indonesia.''
KAMU SEDANG MEMBACA
you again ✔
Teen Fiction❛❛Kita bertemu lagi. Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan? Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku. Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...