❛❛Kita bertemu lagi.
Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan?
Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku.
Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir-akhir ini Kak Ethan semakin dekat denganku. Setiap kami berpapasan, dia selalu menyapaku dan tersenyum. Dia sering bergabung bersamaku dan Lavine makan di bukit hijau ataupun di kantin. Dia juga sering ikut membaca buku di perpustakaan bersama kami. Kedekatan kami ini membuat Lavine menjadi bingung dan aku pun juga bingung akan hal itu.
"Kok lo sekarang bisa deket sama Kak Ethan?" tanya Lavine sambil mencomot biskuit yang baru saja kuletakkan di meja.
Saat ini ia sedang berada di rumahku, tepatnya di dalam kamarku. Kami sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang benar-benar sangat banyak.
"Gak tahu."
"Lah elo! Gue bingung banget tahu gak, tiba-tiba pas gue masuk lo sama Kak Ethan udah deket kaya gitu. Padahal kemarin-kemarinnya lo berdua kaya orang yang saling gak kenal," Lavine berkata begitu, sambil memainkan Bobo, boneka monyet kesayanganku.
"Apa pas gue gak masuk waktu itu, ada kejadian gitu antara lo sama dia? Sampe kalian bisa deket setelahnya?"
"Gak ada Vine. Hmm... tapi kita sempet ngobrol dikit di kantin," aku mengisi tanda titik di akhir kalimat yang sedang kusalin. Akhirnya pr Bahasa Indonesia ini selesai. Aku langsung ikut bergabung dengan Lavine di kasur, dan berbaring di sebelahnya yang masih asyik memainkan Bobo.
"Trus gimana?'' ia tampak tertarik dengan jawabanku tadi dan langsung berbaring miring menghadapku.
"Ya gitu, padahal kita ngobrol dikit banget. Tiba-tiba besoknya pas gue papasan sama dia di gerbang. Dianya nyapa trus ya lo tahu selanjutnya kan? Dia ngajak makan siang bareng," aku tidak perlu memperjelasnya lagi, karna Lavine juga ada disana ketika Kak Ethan menyapaku dengan senyum hangatnya.
Lavine terdiam, ia sibuk melempar Bobo lalu menangkapnya dan terus seperti itu hingga lima menit berlalu tanpa suara diantara kami berdua. Tidak ada tanggapan apapun darinya setelah aku menjelaskan semua itu.
"Ce?" panggilnya memecahkan keheningan diantara kami berdua. Aku menoleh ke arahnya, mendapati ia yang tengah memandangku dengan serius.
"Lo masih suka sama dia?"
Lo masih suka sama dia?
Lo masih suka sama dia?
Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.
Lo masih suka sama dia?
"Kalaupun iya, semuanya gak akan sama kaya dulu lagi, Vine," jawaban yang cukup menohok hatiku.
* * * * * *
Salah satu mata pelajaran yang paling tidak kusuka adalah Penjas. Kenapa? Ada banyak alasan kenapa aku tidak menyukainya.
1. Aku harus bangun pagi-pagi sekali agar bisa sampai di sekolah sebelum jam enam.
2. Mimpiku menikah dengan Calum Hood harus terpotong(untuk yang satu ini kalian bisa mengabaikannya).