part 7

112K 5.5K 187
                                    

Happy Reading!

"Iya iya terus?" aku berguling ke kanan dan menghadap ke arah Lavine yang asyik bermain game di laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya iya terus?" aku berguling ke kanan dan menghadap ke arah Lavine yang asyik bermain game di laptop.

"Ya gue senenglah Ce!"  seru Githa diseberang sana.

Aku sedang bertelpon ria dengan gadis kasmaran yang telah memotong acara santaiku bersama Lavine dengan obrolannya yang tak jauh dari cowok ganteng di toko roti.

"Hmm..." aku menjawabnya dengan malas, sambil menarik guling yang ada di bawah kakiku.

Githa menghela nafas, sepertinya dia jengke karena responku yang ogah-ogahan.

''Ace ah!''

"Iya, gue kenapa?"

"Aceku tersayang yang cantiknya bikin meleleh tapi jonesnya berkarat, gak asik banget deh!" dan setelahnya akulah yang jengkel dengan ucapannya.

"Tai emang!" aku membalasnya dengan sinis, tawa iblis pun terdengar dari gadis itu.

"HAHAHAHAHA."

"Masih ada yang lo omongin gak?''

''HAHAHAHAHAHAHA."

"Monyet, ada yang lo omongin lagi gak nih?!" aku tambah jengkel dengan Githa.

"HAHAHAHA JONES HAHAHAHA."

''Jingan!'' aku menutup telpon dan langsung menaruhnya di bawah bantal dengan kesal.

Tak lama kemudian, dering panggilan masuk terdengar. Kupastikan itu telpon dari Githa, tapi maaf, aku tidak ingin mendengar ocehan gadis gila itu sekarang.

''Kenapa tuh Githa?" tanya Lavine tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop di depannya.

''Biasa tentang cowok yang dia temuin di toko roti itu," aku turun dari kasur, dan bergerak ke arah sofa mengambil majalah .

''Cowok yang pernah dia ceritain itu?" tanyanya lagi.

"Iyak." aku membuka majalah yang baru kupinjam dari Dara tadi. Untung saja, adikku itu sedang baik hingga ia mau meminjamkannya untukku.

''Aiya! Gue lupa nama cowoknya."

"Namanya Al."

"Al?" Lavine memutar kursi ke arahku dengan sebelah alis yang terangkat bertanya.

"Iya, Al. Emang kenapa?" aku masih sibuk membaca majalah, tanpa berniat mengalihkan pandanganku pada Lavine yang tampak berpikir keras saat mendengar nama itu.

''Aneh aja sih, kok kayanya gue pernah denger nama itu," Lavine menumpukkan dagunya pada tangan yang dilipatnya di pundak kursi.

"Coba deh inget-inget, kali aja lo pernah denger nama Al itu," dia mengedikkan dagunya ke arahku.

you again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang