Happy Reading!
Pagi ini aku sekolah, diantar Alan dengan jendela mobil terbuka yang membiarkan angin pagi lolos masuk menggelitik kulit wajahku. Memang terlalu cepat, mengingat aku izin kemarin karena sakit dan besoknya sudah masuk lagi.
Salahkan ulangan matematika dan fisika yang sangattttt tidak bersahabat
Toh setidaknya aku ikut ulangan, dan tidak perlu menyusul sendirian di ruang guru. Walau aku sangat optimis di ulangan kali ini akan remidial. Tapi kalau diingat-ingat lagi, hampir setiap ulangan aku remidial, sih.
Hehehehe
Kami berangkat jam 6 pagi, bahkan masih kurang sepuluh menit sebelum jarum jam panjang ada di angka 12. Kami memang sengaja datang pagi--eh bukan, lebih tepatnya Alan sengaja datang pagi untuk menyalin tugas fisika yang dia lupa buat kemarin.
Salah sendiri, dia ada di rumahku sampai jam delapan malam. Lalu pulang dan langsung tepar di atas tempat tidur--begitu dia bilang.
"Eh bagus lagunya!" kataku menghentikan gerakan tangan Alan yang hendak mengganti saluran radio.
"Gak, gak enak di telinga gue," dia sedikit melirik ke arahku. Tangannya kembali terjulur ingin mengganti saluran radio, dan lagi, aku menghentikannya.
"Itu suaranya Zayn Malik bagus kali! Jangan diganti!"
"Apa sih, lagu aneh gini juga," aku melotot, seakan-akan laki-laki di sampingku ini adalah mafia bejat yang baru saja melarikan diri dari penjara.
"Eh-apa maksu--no! Pillow Talk itu bagus! Selera musik lo aja yang jelek!" aku sama sekali tidak terima Alan menjelek-jelekkan lagu Pillow Talk milik Zayn Malik.
Memangnya dia bisa menciptakan sebuah lagu? Menyanyi sebagus Zayn? Sampai berhak menjelek-jelekkan lagunya?! Bahkan Alan bisa bernyanyi pun aku sedikit sangsi, melihat tampangnya yang sama sekali tidak meyakinkan. Tapi kemarin, ketika dia menyanyikanku lullaby, suaranya lumayan--emm terdengar lembut dan halus.
"Ck, gue butuh vitamin pagi-pagi."
Aku melongo, sama sekali tidak mengerti dengan apa yang diucapkannya. Sedetik kemudian Alan mendecakkan lidah, mengambil earphone yang ada di kursi belakang. Tanpa berpikir sama sekali kalau saja mobil oleng dan menabrak sesuatu yang bisa membuat kami berdua celaka.
"Lah saraf lo, Lan," celetukku sambil sesekali mengikuti lirik lagu Pillow Talk yang kutahu. Sisanya, hanya bergumam menyenandungkan iramanya saja.
Alan mengedikkan bahu acuh, memasang earphonenya ditelinga dan tampak asyik mendengarkan lagu yang diputarnya. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk stir, diikuti dengan anggukan kepala yang seakan mengikuti alunan lagu. Sekilas, aku melihatnya mirip kepala merak yang kalau jalan ngangguk-ngangguk gitu.
Lantunan lagu Pillow Talk mengantar kami sampai masuk ke parkiran sekolah yang sudah lumayan ramai. Aku turun duluan dari mobil. Meninggalkan Alan yang masih berkutat dengan tempat parkir untuk mobilnya itu.
Sambil menunggunya, aku mencari kesibukan dengan memperhatikan sekitar. Aku tidak tahu kenapa anak-anak tiba-tiba rajin datang ke sekolah. Biasanya, jam segini sekolah masih sepi melompong, kaya hati dd bang.
Engga ding
''Mau ke kantin dulu sarapan atau gimana?'' celetuk Alan yang tiba-tiba sudah ada di sampingku.
Aku menoleh ke arahnya, yang kini memandangku dengan sebelah alis terangkat.
''Lo kan bilangnya mau nyalin tugas fisika, Lan? Kenapa maunya ke kantin?'' sahutku sambil mengayun langkah meninggalkan parkiran.
![](https://img.wattpad.com/cover/49034295-288-k636204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
you again ✔
Teen Fiction❛❛Kita bertemu lagi. Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan? Begitu sederhana, namun dapat terpatri dengan indah di ingatanku. Kamu bukan hanya tentang masa laluku, bukan juga tent...