Part 5

61.9K 3.4K 15
                                    

Prilly Pov

Aku mulai lelah menangis dalam diam. Sebenarnya apa yang harus aku tangisi lagi, toh ini sudah sering terjadi dan lagi lagi aku akan kalah dan luluh ketika aku melihat senyum ali. Aku mengambil nafas dalam dalam, mengaturnya agar tak terasa sesak. Aku harus kuat ini konsekuensi pacaran sama kapten basket dengan fans yang bajibun, aku yakin semua akan indah pada waktunya. Aku berdiri dari duduk ku tadi sedikit merapikan seragamku yang tak rapi, setelah ku pastikan seragam ku rapi aku mulai berjalan keluar dari gudang tentu aku sudah menghapus jejak air mata ku tadi, walau jika di perhatikan dengan jelas pasti akan tetap terlihat habis nangis. Aku berjalan menelusuri lorong yang sepi ini, ku lirik jam tangan ku dan untung masih waktu istirahat, aku fikir aku akan telat masuk kelas karna sifat konyolku tadi. Aku tersenyun simpul. Mengingat kejadian itu, bisa bisanya aku nangis sesenggukan untuk yang ke sekian kalinya. Dan...

Deg....

Aku berhenti, jantung ku berpacu seperti biasanya ketika aku melihat sosok lelaki yang berdiri menyandar di tembok dengan satu kaki di tekuk dan melipat kedua lengannya di dada.

ALI...?

Benar itu ali, lalu kenapa dia ada di tempat sepi seperti ini?. Ku beranikan diri untuk mendekat ke arahnya dan sepertinya ia menyadari kehadiranku. Ia menegakan tubuhnya, lalu membalikkan badannya dan berhadapan dengan ku . Ali menatapku dengan pandangan apalah aku sendiri tak mengerti tapi mampu membuat aku menciut. Aku tertunduk.

"Ali.. kenapa disini..." lirihku sangat pelan sekali.

"........................"

Diam dia hanya diam. Membuat aku semakin kesulitan menelan salivaku. Ku remas ujung seragam ku. Aku gugup sekali. Dia masih menatapku dengan pandangan yang sama. Lalu tiba tiba ia menarik dagu ku, membuat aku mendongak dan mata ku langsung bertemu dengan mata elangnya mengunci semua pandanganku sesaat semua terasa berhenti, aku benar benar menikmati posisi ini. Nafasku benar benar terasa sesak sekali.

"Menangis lagi??" Tanyanya padaku seperti sudah terbiasa dengan sifatku. Aku menggeleng kecil, tentu aku berbohong.

*Cup*

Dengan cepat kilat benda kenyal dan hangat itu mengecup singkat bibirku. Mataku membulat, jantungku berdesir tak karuan. Ku rasakan banyak kupu kupu yang menari nari di perutku kini.
Ali mencium ku??
Ah.. aku senang sekali, walau hanya seperkian detik dan Blussshhhh pipi ku merona. Ini ciuman pertama ku.

"Kembali ke kelas...." perintahnya yang begitu tegas. Aku mengiyakan, dengan anggukan kecil. Aku benar benar malu untuk menatapnya.

-Ali Pov-

Cuaca hari ini begitu panas sekali, baru beberapa menit aku bermain dengan bola orange ini sudah membuatku begitu lelah. Aku lempar bola basket ini kesembarang arah, aku hendak duduk di bangku yang emang di sediakan di pinggir lapangan basket tapi aku melihat karin yang sudah duduk duluan disana. Sebenarnya aku begitu tak suka dengan cewek itu, untuk ukuran seorang siswi SMA dia terlalu agresif dengan kaum adam, apalagi denganku. Aku benar benar risih dengannya tapi yasudahlah toh saat ini banyak murid murid juga, jadi dia tidak akan terlalu agresif denganku. Lalu aku berjalan mendekati bangku itu, ku lihat dia tersenyum, manis sih, sexi juga tapi benar benar tak bisa membuat jantungku berdesir sedikit pun. Aku duduk di sampingnya dengan nafas yang ngongosan, ku lirik dia mengambil sebuah aqua dari sampingnya, mungkin ia sudah mempersiapkannya.

"Ini buat kamu..." ktanya sambil memberi ku aqua tadi. Ku balas dengan senyum mautku.

"Thank's.." balasku mengambilnya lalu meneguknya.

"Capek yaa, sini biar aku lap..." tanpa seijin ku, karin sudah mengusap keringat dari dahi ku dengan sapu tangan miliknya. Aku tertegun sejenak. Kenapa tiba tiba wajah cewek aneh itu yang ada di hadapanku..!! Kenapa aku membayangkannya.. aku menggelengkan kepalaku siapa tau setelah ini wajah cewek aneh itu hilang.

"Kenapa?" Tanya karin heran padaku dam berhenti mengusap keringatku.

"Enggak papa ko, aku ke....." aku belum menyelesaikan ucapanku ketika aku dengar sayup sayup ada yang meneriaki nama cewek aneh itu dan itu dari arah kantin. Langsung saja pandanganku menerawang ke kantin yang memang tak jauh dari sini dan memang benar. Ku lihat dina pacar toni dan juga teman sebangku prilly sedang berteriak memanggil nama prilly dan lihat prilly malah semakin berlari menjauh. Aku tersenyum kecut dan menaikkan satu alisku melihat pemandangan seperti itu sudah biasa buat ku. Aku kembali menatap karin yang sejak tadi aku abaikan karna melihat drama korea itu.

"Eh gue ke toilet dulu yaa..." aku berdiri dari sampingnya, ku lihat dia mendongak ke arah ku dengan wajah kecewa. Lalu apa peduliku. Aku berlalu saja dari hadapannya.

Dan disini lah sekarang aku berdiri,dengan tubuh yang menyandar di tembok. Entah setan apa yang menuntunku ke lorong sepi ini, sebenarnya aku tak ingin sekali mengejar cewek aneh itu yang aku yakini lari ke arah gudang. Kenapa aku tau? Karna cewek aneh itu selalu seperti ini dan anehnya kenapa aku sekarang menunggunya toh ini sudah ke sekian puluh kalinya mungkin dan baru kali ini aku mnegejarnya. Bodoh...!! Ini akan membuat cwek aneh itu besar kepala. Dan kenapa dia lama sekali bersembunyi di dalam gudang sana? Aku mulai bosan tapi setelah aku mendengar sebuah pintu terbuka aku tersenyum simpul. Pemain drama korea sudah keluar dari sarangnya. Ku lirik dia dari ekor mata ku, aku tak mungkin langsung mendekatiny tentu akan semakin membuat dia merasa di perhatikan. Dia berhenti?? Kenapa? Apa dia kaget dengan kedatanganku? Tapi dia melangkah lagi ke arahku dengan menunduk. Aku menegakkan tubuhku dan mengahadap ke arahnya.

"Ali kenapa disini???" Tanya dengan suara bergetar. Apa dia habis menangis.

Diam aku hanya diam, memperhatikan bentuk tubuh cewek aneh ini. Apa yang sebenarnya di lakukan cewek aneh ini setiap kali lari ke gudang. Apa dia benar benar menangis di sana?. Aku benar benar tak bisa melihat wajahnya untuk memastika kalo dia tidak menangis. Aku meraih dagunya, mendongakkan wajahnya ke arah ku agar aku bisa melihatnya. Melihat matanya? Kenapa mata ini indah sekali, kenapa aku baru menyadari nya dan tunggu mata ini bengkak, dan ada sisa air mata di pipinya. Benar sekali dia menangis.

"Menangis lagi??" Tanya ku memastikan, tapi dia menggeleng kecil. Bohong sekali dia.

*Cup*

Dengan cepat kilat ku kecup bibir merah dan tipis miliknya, entah setan apa lagi yang merasuki ku. Aku benar benar tak suka dia berbohong dan benar benar aku tak bisa melihat mata indah itu mengeluarkan air mata. Mungkin saat ini dia besar kepala lihat saja pipinya begitu merah sperti kepiting bakar dan melongo.

"Kembali ke kelas...." perintahku, sebelum aku muak melihat tingkahnya yang kekanak kanak kan karna ciuman singkat ku tadi terlihat ia sperti tak pernah berciuman padahal bullshiit....!!! Dia menggangguk lalu berlalu dari hadapanku. Aku tau dia tidak akan membantah perintahku karna aku tau selama ini dia mengejar ngejar ku, itu mempermudah permainan ku.

------------

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang