Part 4

66.8K 3.3K 15
                                    

Dengan langkah mengendap endap ku langkah kan kaki ku menelusuri lorong lorong sepi sekolah menuju belakang sekolah. Aku tau tempat ini sepi walau sekarang jam istirahat tak akan ada murid yang berkeliaran di tempat ini tapi aku harus waspada siapa tau ada yang mengikuti ku dari belakang. Aku takut ? Tidak sebenarnya aku tidak takut kalo aku ketahuan toh aku hanya akan memberikan tugas tugas ali dengan cara sembunyi sembunyi seperti ini. Hubungan ku yang berjalan 8bulan dengan ali begitu tertutup bahkan satu sekolahan tak ada yang tau. Ali yang menyuruhku diam dengan alasan kalo hubungan ini terbongkar akan membuat aku jadi bully bullyan cewek satu sekolah karna ali yang notaben nya kapten basket tertampan di sekolah dengan jumlah fans yang melebihi batas. Sebenarnya aku sedikit ragu dengan alasan ali, entah itu alibi karna dia malu pacaran dengan ku atau memang alasan itu benar karna dia tak ingin melihat aku jdi bahan bullyan tapi sampai saat ini aku masih mengikuti kata kata ali karna ada benarnya juga fikirku. Bisa aku bayangkan wajah garang fans fanatik ali ketika mengetahui aku cewek pendiam yang tak punya banyak teman karna aku memang tak mudah bergaul pacaran dengan idolanya pasti mereka akan membunuhku. Aku bergedik ngeri membayangkannya. Ku ambil ponsel ku di saku seragam setelah aku duduk di sebuah bangku yang memang sudah ada di belakang sekolah entah di fungsikan untuk apa. Aku menggeser layar ponsel ku dan sama sekali belum ada sms balasan dari ali. Ya.. walaupun aku tau ali tak kan membalas pesan pesan ku tapi setidaknya untuk kali ini dia memberi balasan karna aku hampir 10menit menunggu dia duduk di sini, di temani nyamuk nyamuk yang mungkin sudah kekenyangan meminum darah segarku. Aku menghela nafas berat, sambil fokus dengan kerikil kerikil di bawah yang aku mainkan dengan sepatu sekolah ku, ku taruh buku buku ali di sampingku. Kalo saja ali mengijinkan ku, untuk menemuinya di kelas atau di kantin atau di lapangan basket yang sering ada dia latian tentu aku tak akan selalu menunggunya seperti ini dan tentu akan membuat aku sedikit bahagia bukannya aku tersiksa dengan hubungan ini tapi aku sedikit merasa terasingkan dengan ali di sekolah. Bahkan aku ingin sekali menghabiskan waktu istirahatku bareng ali. Gumamku pelan. Memejamkan mata ku sejenak, merasakan hembusan angin menerpa wajahku. Tenang aku sedikit tenang melupakan sejenak kekecewaan ku. Obat paling mujarab ketika aku mulai gelisah dengan hubungan ku dan ali. Hubungan seperti teroris yang selalu bersembunyi sembunyi. Aku memicingkan mataku, ketika aku rasa ada seseorang yang tengah berdiri di hadapan ku. Mata ku mulai melebar ketika melihat sepasang sepatu yang begitu aku kenal. Ali.. ya ali sudah berdiri di hadapanku dengan wajah tampannya,mata indah dengan bulu bulu lentik, sedikit peluh yang menetes di dahinya membuat ali semakin terlihat sexi. Mungkin dia habis main basket. Aku tersenyum seketika rasa kecewa ku hilang.

"Kenapa baru kes...."

"Mana tugas ku..." potongnya, ternyata pandangan mata indahnya, tak seindah sifatnya. Bahkan dia tak meminta maaf karna membuatku menunggu.

"Ini..."
ku berikan buku bukunya yang sedari tadi aku taruh di sampingku. Aku masih duduk dengan wajahku yang mendongak ke wajah datar ali. Dengan senyuman kecil yang aku buat buat sesungguhnya aku mulai lelah dengan sifat dingin ali.

"Thank's.."

Aku mengangguk sambil tersenyum kecut mau ngomong apa lagi toh dia tidak akan peduli. Thank's selalu hanya kata itu yang dia ucapkan.

"Kalo gtu gue balik dulu, lo jangan lama lama disini nanti kerasukan makhluk halus..." ucapnya dengan candaan. Membuatku tersenyum apalagi jemari nya yang mengelus lembut pucuk kepalaku sebelum berlalu membuat hatiku terasa hangat. Ya...makhluk halusnya itu kamu li, kamu yang udah ngerasuki hatiku bahkan fikuranku. hilang semua rasa kecewa ku. Ku pandangi punggung tegak itu hingga menghilang di belokan.
Jam istirahat masih 20menit lagi ku putuskan untuk membeli sebuah minuman di kantin menunggu ali ternyata membuat aku haus.

"Mbak es jeruknya satu yaa..." ucapku pada penjaga kantin sebelum aku berlalu untuk mencari tempat duduk kosong.
Karna ini istirahat jadi susah sekali mencari tempat duduk semua sudah penuh, apalagi tempat duduk yang mengarah langsung ke lapangan basket hampir sudah terpenuhi. Padahal aku ingin sekali mengamati ali yang sedang main basket dari sini. Pasti ali main basket karna aku sangat hafal ali akan menghabiskan waktu istirahatnya di lapangan basket. Dan sepertinya dewi fortuna berpihak padaku karna sorot mataku melihat dina, temen sebangku dan akrab dengan ku sedang duduk sendirian, aku rasa di situ masih mengarah ke lapangan basket walau agak jauh sedikit tanpa berfikir lagi aku langsung menghampuri dina.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang