Part 22

55.6K 3.4K 29
                                    

Prilly pove

Aku berdiri canggung di samping mama resi, mama ali sambil mengamati ali yang sedang bermain dengan kelinci milik mama nya di halaman belakang rumah.aku canggung Bukan karna aku tak bisa berbahasa sopan dengan orang tua, bukan bukan karna itu. Ini pertama kalinya aku berada di rumah lelaki dan bertemu dengan mama nya, apa lagi posisi ku kali ini adalah pacar anaknya. Apa mama ali tau kalo aku dan ali pacaran?

Aku grogi sekali untuk membuka pembicaraan dengan mama ali, walau kelihatannya ia wanita yang baik tapi aku merasa takut salah ngomong. Sesekali ku lirik mama ali, ia juga sedang mengamati ali dengan senyum di bibirnya.

"Prilly, gak nyamperin ali? Sana gih samperin" ucap mama resi membuat ku terberagap.

"Enggak ah tan, takut ganggu ali..."

"Yaa gak lah, masak iyaa ceweknya sendiri ganggu"

"Jadi tante tau kalo ak.." ucapku menggantung.

"Tante tau lah, kamu itu cewek pertama yang ali sering ceritain ke tante terus kamu juga cewek pertama yang ali ajak sini, jadi dari sini tante bisa tebak kalo kamu cewek spesial buat ali mungkin lebih spesial dari pada gina.." jelas tante, membuat pipi ku merona. Apa yang tante resi bilang benar, kalo ali sering cerita tentang aku sama mama nya? Aaa ali.. ternyata kamu dingin dingin menghangatkan. Terus apa aku lebih spesial dari gina??

"Yaudah tante tinggal ke dalam yaa, sana samperin ali..." ucap tante resi sambil menepuk pundak ku sebelum ia berlalu pergi.

Dengan senyum sumringah aku berjalan menghampiri ali, yang tengah jongkok di depan kandang kelinci miliknya.

"Lucu yaa kelincinya..." kata ku stelah berdiri tepat di belakang ali.

Ali menoleh ke arah ku dengan pandangan datar lalu menghadap lagi ke arah kelincinya.

"Lo udah bangun??" Ucapnya tanpa memperhatikan ku.

Aku mengangguk "iyaa, maaf ya ngrepotin.." ucapku ikut duduk berjongkok di sampingnya.

"Yaa lo emang selalu ngrepotin hidup gue, gak sadar lo.." cetusnya.

"Maaf deh li, aku bener bener ngantuk tadi soalnya bangun kepagian, jadi mau di maafin kan ..." ucapku terhenti ketika ali berdiri dari jongkoknya "li mau kemana??" Lanjut ku melihat ali yang berjalan menjauh dariku.

"Mau masuk, bosen lama lama sama lo..."

Bosen lama lama sama lo? Apa ali bosen dengan ku?. Aku terdiam dan mematung, memandang punggung tegap itu yang lama kelamaan menghilang dari balik pintu.

Nyeri di dada ini, mungkin sudah sekian kalinya terjadi hingga membuatnya tak terasa nyeri. Tapi mata ini sungguh tak bisa di bohongi. Seketika pandangan ku nanar, mendengar ucapan ali barusan membuat aku tersadar lagi dan lagi. Bahwa aku bodoh sangat bodoh...

Air mata ini lolos, penolakan ali tak sekali ini terjadi tapi berkali kali tapi dengan bodohnya aku seperti tak memperdulikannya, aku bahagia dengan dunia ku sendiri tanpa memperhatikan dunia ali yang mungkin engap karna ku. Sungguh bukan ini yang aku inginkan, aku mencintainya sangat mencintainya tapi aku tak mau melihat ia tersiksa. Aku mundur kali ini aku mundur...

"Prilly ngapain di situ, ayo masuk sini..." teriak mama resi di ambang pintu, membuat aku terbangun dari pemikiran ku.

Aku mengangguk, sambil tangan kanan ku menghapus jejak air mata dan seluruh tenaga ku, aku kerahkan untuk mengangkat tubuhku yang terasa berat dan kaki yang terasa lentur. Ini yang terakhir kalinya, aku janji pada diriku setelah ini aku tak akan menganggu ali bahkan akan ku kubur cinta ini sangat dalam, hingga ketika aku mulai ingin mencintai ali aku tak mungkin bisa menemukan rasa itu lagi.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang