PART 34

64.6K 3.5K 62
                                    

Author Pove

Ali mempercepat langkah kakinya, ketika di rasa ada sebuah bus lewat ia menghentikannya, berganti bus satu dengan bus yang lainnya membuat keringat bercucuran di dahinya, nafasnya ngosngosan tapi ia masih kuat untuk melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Ya. Motor miliknya di bengkel, mobil ada di rumah mamanya tak mungkin juga ia mengambilnya dan randy? Randy tak akan mau di ajak berangkat sekolah pagi pagi sekali tanpa ada les. Lelaki itu memang tak memilih menaiki taxi hanya karena ia tak suka dengan sepi. Aneh.

Ia turun dengan merapikan seragam sekolahnya yang sedikit lungset. Pengalaman pertamanya tak begitu menyeramkan. Pikirnya. Di liriknya jam tangan yang menunjukkan pukul 6pagi itu tandanya ia masih ada waktu 15menit untuk ke kelas prilly untu menaruh sesuatu sebelum kekasihnya itu datang.

Ali bergegas berlari menuju kelas prilly. Suasana yang masih sepi membuat ia leluasa untuk mempercepat langkah kakinya. Di hitungnya deretan bangku dari depan meja guru untuk mengetahui letak bangku prilly. Ya ia memang tak hafal prilly duduk dimana, karena memang ia tak pernah masuk ke kelas kekasihnya itu. Hanya sekali dan itu cuman sekitar 15menit. Ali hanya mengingat kalo bangku prilly ada di urutan nomor 4 dari depan.

Yap. Ali tersenyum. Ia tak akan salah, pasti ini bangku prilly. Karena di pojok meja ada tulisan ALP Ali Love Prilly artinya, yang prilly tulis sendiri tentunya. Ya dulu prilly pernah bercerita tentang ini.

Di letakkan sebuah kotak kecil bewarna biru di meja prilly. Di dalamnya ada sebuah surat. Sebuah surat bukan dari ali tentunya. Tapi surat dari prilly, surat yang pertama kali ia kasih untuk ali dan ali masih menyimpan itu. Kali ini ali akan mencoba menggelarkan lagi kisah cintanya. Kisah cinta prilly padanya dan ali berharap dengan ini prilly akan kembali seperti dulu. Setelah meletakkan itu dan memastikan kalo bangku ini benar benar milik prilly, ia bergegas keluar sebelum ada yang mengetahui dirinya.

***************************

Prilly melambaikan tangannya pada randy sebelum ia masuk kelas. Ya tadi ia meminta randy menjemputnya kerana sopir pribadinya sakit dan papanya sudah duluan ke kantor. Roby? Prilly tak mau sering sering merepotkan lelaki itu.

prilly berjalan ke arah bangkunya. Suasana kelasnya sudah begitu bising karena memang teman temannya sudah melakukan rutinitas berjamaah alias bergosip. Duduk di bangku paling belakang tepatnya nomor 6 dari deretan depan, membuat ia sedikit kesulitan fokus saat pelajaran karena biasanya yang duduk di belakang akan lebih sering ngobrol sendiri atau tidur dan teman teman prilly seperti itu. Tapi mau gimana lagi wali kelasnya yang menyuruhnya pindah.

Di letakkannya tas di atas meja dan ia duduk. Pandangannya mengedar keluar jendela. Ini salah satu keuntungan ia duduk di belakang dari sini ia bisa melihat tepat di depan pintu kelas ali yang memang kelasnya bersebarangan. Ia tak melihat sosok itu. Dimana dia? Apa belum datang? Ia hanya melihat karin yang tengah berdiri di depan pintu kelas. Entahlah sepertinya karin sedang menunggu ali juga. Prilly membuang nafas, lalu mengeluarkan buku buku yang akan di pelajari di jam pertama ini.

Bukankah aku, menginginkan ali yang mengejarku? Seharusnya aku bisa sedikit tak perduli dengannya.

"Hai cantik.." sapa roby yang tiba tiba sudah duduk di bangku seberang.

Prilly tersenyum sambil menata buku bukunya "masih pagi, jangan ngegombal.." roby terkikik.

"Prill, apa ali..."

"Aku tidak mau bahas itu roby, mengerti.." potong prilly yang di balas anggukan dari roby.

"Baiklah sekarang kita bahas kita..." prilly mengernyit, menunggu lanjutan ucapan dari roby "Iya. Aku dan Kamu. Aku tidak apa apa di cap jadi orang ketiga toh hubunganmu dan ali tidak sehat kan? "Lanjut roby.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang