PART 15

50.6K 3.2K 60
                                    

Prilly Pov

Dengan membawa sebungkus makanan sea food siap saji ini, aku berlari kecil menuju apartement ali, abel memutuskan untuk menunggu ku di mobil saja karna dia malas bertemu ali.

Aku tau ali akan marah padaku nantinya, karna sudah beberapa kali ali menelfon ku menanyakan keberadaan ku. Tapi apalah restoran tempat ku memesan makanan begitu rame membuatku lama menunggu.

Awalnya aku bingung, kenapa ali meminta ku membeli sea food padahal aku tau jelas ali alergi dengan makanan itu dan aku sempat menolak permintaan ali dan menyarankan untuk membeli makanan lainnya tapi ali terus meminta itu membuat aku tak bisa menolaknya.

Nafas ku terengah engah di depan pintu apartemen ali, membukkukan tubuh ku sedikit untuk mengatur nafas agar kembali normal. Ternyata lama tak berolahraga membuat ku merasa begitu lelah ketika harus berlari beberapa meter saja.

Ku usap peluhku dengan punggung tangan kiri dan jemari tangan kanan ku menekan password apartement ali.

*ceklek*

Ku masukkan tubuhku ke dalam apartement ali dengan tangan kiri ku menutup pintu nya kembali dan ku edarkan pandangan ku ke seliling ruangan ini. Sepi? Dimana ali.

Terdengar sayup sayup suara dari arah ruang tv yang memang di sekat dengan sebuah almari besar yang di fungsikan untuk pembatas ruang tamu dan ruang tv. Oh.. pasti ali sedang nonton tv.

Dengan tersenyum simpul, aku berjalan menuju ruangan itu tak lupa dengan membawa makanan pesanannya.

"Ali...." panggilku sambil berjalan tapi tak ada jawaban.

"Ali ini maka........" suara ku tercekat di tenggorokan,mata ku membulat, tubuhku menegang dan ribuan jarum jatuh tepat di hatiku. Sakit.

aku sudah berdiri di samping sofa ruang tv dengan tubuh gemeteran menahan sakit di hati. Sakit ketika melihat seorang wanita yang tak lain orang yang begitu ali cintai tengah tidur dengan nyaman walau beralaskan sebuah karpet bulu dan berbantalkan lengan kokoh ali. Dan apakah gina sering menginap disini?

Mata ku terasa nanar. Bahkan ali tak menyadari kehadiranku. Aku tak kuat, tubuku terasa ingin limbung saja dan...

*BUUUKKKK....*

Makanan itu jatuh saja dari gengaman jemari ku seolah olah ia menggambarkan diriku yang begitu jatuh sangat dalam.

Ali terkejut seketika menoleh ke arahku. Ternyata dia belum tidur.

"Ali..." kataku memanggilnya yang bahkan suaraku pun ikut menghilang hanya gerak mulutku saja berucap.

Ali dengan pelan menggeser kepala gina dari lengannya. Lalu berdiri dengan jari telunjuk menyentuh bibirnya seakan akan mengisyaratkan aku untuk tidak menganggu tidur bidadarinya.

Apa dia tidak merasa bersalah dengan ku? Hei aku sakit aku sakit, kenapa seolah pandangan matamu menyalahkan aku.

Dia berjalan ke arah ku sambil merapikan bajunya dan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Ku tahan air mata ku yang hampir jatuh di hadapannya ku tahan sakit di dadaku. Aku tak mungkin menangis. Aku kuat !! Aku cinta ali !!.

"Mana makanannya?" Tanya nya pelan setelah ia berdiri di hadapanku.

Aku tersenyum simpul kearahnya, entah kenapa aku masih saja bisa tersenyum padahal dengan jelas dia berselingkuh di depanku.

"Maaf tadi aku terkejut jadi jatuh..." kataku sambil memungut makanan siap saji yang tergeletak di lantai. Untung ada plastik yang membungkusnya jadi masih bisa di makan.

"Ini ali..." ku berikan makanan itu padanya. Tapi ali malah menarik tangan ku, membawa aku ke ruang makan.

Suasana hening. Hanya ada ali yang tengah duduk di kursi meja makan dan aku yang berdiri di sampingnya.

"Apa kamu ingin aku menyiapkan makanannya?" Tawarku memecah keheningan.

"Buang aja, lagian gina sudah tidur..."

JLEBBB...... sebuah gelati menyayat tepat di hati..

"I...inni buu...at gina?" Tanyaku terbata memastikan tak ada yang salah dengan pendengaranku.

Ali mengangguk semakin membuat hatiku terasa nyeri. Aku benar benar tak mengerti dengan keadaan ini keadaan yang begitu menyakitiku dan aku masih tetap saja bertahan. Bodoh !

Dengan kasar aku taruh makanan itu di meja. Ku lihat ali menoleh dan terkejut melihat tindakan ku yang tak seperti biasa. Aku tak peduli !! ku balikkan badan hendak menuju pintu keluar tapi sebuah lengan melingkar di leherku membuat aku terhenti dan menegang.

Merasakan hawa nafas hangat yang menyembur di pucuk kepalaku membuat aliran darah ku berdesir dan air mata yang sedari tadi aku tahan kini tumpah.

Kenapa ali melakukan ini? Kenapa dia menahanku? Aku hanya ingin pulang dan menenangkan hatiku lalu besoknya aku akan tetap sama dengan cinta yang mengebu gebu untuknya.

Aku semakin terisak, sejujurnya perlakuan ali sperti ini yang aku inginkan selama ini tapi tidak dengan kondisi seperti ini. Kondisi dimana aku seperti selingkuhan ali yang hanya memiliki raganya dan seluruh hatinya di miliki pacarnya yang tak lain adalah gina.

Tangan ali beralih di pinggangku memeluk erat tubuh ku dari belakang. Menopangkan dagunya di bahuku. Diam.

Kenapa ali? Kenapa kamu sperti ini? Kau acuhkan aku seditik kemudian kau terbangkan aku seditik kemudian bahkan aku tak pernah terlihat untukmu. Sebenarnya permainan seperti apa ini.

"Ali...." ucapku serak, mencoba melepaskan tangan ali yang memelukku erat tapi nihil dia semakin memelukku.

"Sebentar saja biarkan seperti ini..."




*************************








FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang