Author pove
Suara riuh penonton, saling bersaut sautan memberi semangat tim kesayangan mereka. Tak jarang teriakan teriakan histeris sporter wanita melengking di udara tatkala bola masuk ke ring dengan mudah.
Baru setengah permainan, namun suasana sudah begitu sengit. Saling menjaga pertahanan masing masing yang sedari dulu sudah di akui kalo SMA DARMA dan SMA BAKTI merupakan musuh bebuyutan.
Hap !
Shoot !!
Kali ini ali memasukkan bola dengan lihai, membuat skor untuk timnya bertambah dan teriakan histeris sporter wanita yang datang untuk memberi semangat semakin menggema.
"Hebat ..!" Randy menepuk pundak ali. Ali tersenyum kecil tapi pandangannya mengedar ke seluruh penjuru tempat ini.
Dia belum melihat sosok mungil, yang biasa menontonnya tanding dengan sembunyi sembunyi. Dimana dia sekarang? Apa dia tidak melihat ku? Apa dia benar benar marah padaku? Pikir ali.
Tapi sedetik kemudian pemikiran itu lenyap sudah, senyum kecil menyungging di bibirnya ketika sosok mungil yang ia cari sejak tadi sedang duduk di deretan bangku paling depan. Tumben. Biasanya gadis itu akan memperhatikan ali di setiap pertandingannya dengan duduk di deretan bangku paling belakang, dan sembunyi sembunyi untuk memberi semangat ali, tentu saja setelah ia menaruh botol minuman di tas ali dengan cara yang sama.
Ali semakin bersemangat menggiring bola dan memasukkannya berkali kali di ring lawan, musuh nya begitu mudah untuk ia lewati dan entah di sadari atau tidak, kedatangan prilly membuat dirinya semakin bersemangat ingin menunjukkan ke gadis mungilnnya itu kalo dirinya memang seorang kapten basket hebat.
Shoott !!
Ali tersenyum bangga, sekali lagi ia memasukkan bola itu ke ring dengan mudah dan tentu saja membuat timnya menang dalam pertandingan ini. Sorak kemenangan pun begitu menggema, jeritan histeris para sporter wanita pun tak kalah melengking seiring tepukan tangan penonton.
"Woyy !! Kita menang bro..." randy memeluk ali dengan jingkrak jingkrak "lo hebat lo hebat, lo emang kapten the best...!!" Lanjut randy melepas pelukannya dan tersenyum bangga ke arah ali.
Di sisi lain, senyum bangga terukir jelas di bibir prilly. Ternyata tak jauh dari sebelumnya, pacarnya itu selalu membawa nama baik sekolahnya. Ali menang. Tentu. Prilly sudah bisa menebak itu.
Abel yang ternyata duduk di samping prilly, menyikut lengan prilly sambil berbisik
"Lo enggak samperin cowok lo?"
Prilly terbelagap baru kemudian ia menggeleng kecil."Enggak, enggak perlu. Toh kedatanganku tak ada artinya.." bisik prilly kepada abel. Ucapannya di pelankan ia takut roby yang tengah duduk di sampingnya mendengarkan itu.
"Gue faham..." abel mengangguk angguk sambil menerawang ke depan "dan menurut gue, lo harus buka hati lo buat cowok yang duduk di sebelah lo.." lanjut abel pelan mungkin hanya abel dan prilly yang mendengarnya.
"He is my friend.." ucap prilly "aku sudah coba membuka hatiku tapi entah kenapa begitu sulit.." lirihnya.
"Gue percaya lo bisa prill, jangan lemah !! Buktikan kalo lo bisa tanpa cowok kadal itu.." abel berdiri dari duduknya "yaudah gue samperin cowok gue dulu yaa, kasian dia kecapean" abel menepuk bahu prilly sebelum ia berlalu dari hadapannya.
Prilly tersenyum melihat abel dengan bersemangat menghampiri pacarnya yang masih di tengah tengah lapangan basket. Sahabatnya itu tak ada malu malunya mengumbar umbar ke mesraan di depan umum.
"Prill, kita samperin tim sekolah kita yukk.." prilly menoleh ke arah roby yang sudah berdiri "ayook, itung ngasih selamat ke mereka..." tanpa menunggu persetujuan prilly, roby sudah menarik salah satu lengan prilly membuat prilly mau tak mau mengikuti langkah roby.
KAMU SEDANG MEMBACA
FULL KISS
Fanfiction"ali aku sayang kamu, ali aku cinta kamu, ali jawab dong...." -Prilly Latuconsina- *CUP* -Ali Syarief-