Part 12

53.5K 3.2K 25
                                    

ALI POVE

Kejadian kemarin sore, benar benar memutar terus di otak ku seperti kaset yang sengaja di putar terus menerus.

Aku sendiri benar benar bingung pada diriku sendiri. Kenapa akhir akhir ini aku sering mengecup bibir cewek aneh itu. Apa lagi ketika ia terus terusan berucap atau mengerucutkan bibirnya membuat aku semakin ingin mengecupnya bahkan melumatnya ! Sungguh sebenarnya aku tak ingin sama sekali menyentuhnya tapi lagi lagi seperti ada hasrat yang menarikku.

Ku rasakan bibirnya seperti candu buat ku. Aku benar benar tak bisa berpaling dari dirinya !! Shit ! Maksut aku bibirnya. Tipis, sangat merah dan lebih manis dari bibir gina. Sifatnya yang manja dan kekanak kanakan membuat aku gemas sekali beda sekali dengan sifat gina yang terlalu lebih dewasa di bandingkan umurnya.

Shit..!! Kenapa aku jadi membandingkannya dengan gina ?. Tidak tidak aku tidak menyukainya hanya ada gina seorang di hati ku !!

Aku menggelengkan kepalaku. Mengusir pemikiran pemikiran aneh di otakku. Dan tepukkan gina di pundakku membuyarkan semua lamunanku.

"Ali, ngelamunin apa sih di ajak ngomong malah geleng geleng" cerocos gina. Aku baru sadar kalo aku sedang berjalan jalan di sebuah mall dengan gina.

"Maaf maaf, kepalaku agak pening..." kilahku. Gina menautkan alisnya ke arah ku, mungkin dia kesal karna aku tak menanggapinya. Gara gara cewek aneh itu !!

"Kalo kamu sakit kita pulang aja..."

"Enggak enggak , gak pp kok. Kita kesana yukk,.." tunjukku pada sebuah toko yang menjual berbagai macam pernak pernik doraemon.

"Kesana??" Tanyanya menunjuk arah toko itu.

"Yaa, kamu kan suka doraemon..." aku menggenggam tangannya erat sambil tersenyum lebar.

"Ali !! Sejak kapan aku suka doraemon !!" Sungutnya menepis genggaman tanganku.

Aku membulatkan mataku menepuk jidat ku. Oh Tuhan kenapa aku bodoh sekali. Jelas jelas yang suka doraemon cewek aneh itu. Issh... kenapa aku jadi gini sih !! Shit lihat bidadarimu sekarang membuang mukanya malas.

"Yaa kan doraemon lucu juga gin, siapa tau kamu tertarik.."

"Enggak !! Itu mainannya anak anak ali !!"

Aku mulai berfikir, kalo sudah marah seperti ini pasti sulit sekali untuk mendamaikannya.

"Kalo gitu, gimana kalo ke toko sepatu atau tas? Aku belikan deh... " rajukku. Kali ini gina akan memaafkanku karna aku tau apa kesukaan gina, berbelanja sepatu dan tas. Yaa seperti ibu ibu sosialita

"Ehmmm oke tapi janji di belikan..?" Ucapnya manis sekali menjentikan jari kelingkingnya di hadapanku. Raut marahnya sudah hilang dan di ganti dengan binar binar kebahagiaan dan itu menambahkan ke ayuannya.

"Janji..." aku menautkan jari kelingkungku di jari nya. Pertanda aku tak boleh ingkar janji.

"Kalo gitu, come on.." katanya bersemangat.

Memasukki satu persatu toko toko kesukaannya dan tentu tidak kesukaanku tapi aku menyukainya, menyukai menemaninya. Memberi saran untuknya dan walaupun aku tau saran ku tak pernah terpakai.

Sepanjang berjalan mengelilingi mall yang besar ini, ku selipkan jari jari ku ke jari jarinya. Menggenggamnya erat, bahkan aku tak ingin melepasnya. Melihatnya tersenyum ke arahku membuat hati ku hangat. yaa senyum yang sudah lama tak aku lihat setelah ia memutuskan pindah ke london bersama orang tuanya.

Dan hampir saja karna memikirkan cewek aneh itu moment berharga ku rusak.

Drt...drrtt..drrrttttt

Drt.....drrtt...drrtttttt

Ku rasakan ponselku bergetar pertanda ada sebuah pesan masuk oh aku rasa buka sebuah tapi beberapa pesan masuk. Ku ambil ponsel ku di saku celana dengan tangan kiri. Yaa karna tangan kanan ku menggenggam tangan gina.

Aku menghela nafas ketika nama cewek aneh itu bertengger di depan layar ponsel ku dan 3pesan sekaligus darinya. Tak bisa kah dia sekali saja jangan menganggu hari ku.

From : Cewek Aneh

Ali, aku mau ijin sore ini aku mau jalan sama temen temen aku ke mall.

From : Cewek Aneh

Aku janji gak bakal pulang malam kok li

From : Cewek Aneh

Aku sayang kamu, jangan lupa makan yaa

Ku baca malas pesan dari prilly. Kalo mau pergi pergi saja ngapain minta ijin segala emangnya dia pikir aku bokapnya. Lagi pula gak usah di ingetin makan, aku juga udah makan sendiri.

Aku memasukkan kembali ponsel ku ke saku celana sambil berdecak kesal. Membuat gina menoleh ke arah ku

"Pesan dari siapa?"

"Hah? Itu pesan dari operator biasalah.." jawabku enteng. Gak mungkin juga aku bilang kalo dari prilly. Karna yang dia tau prilly rekan kerja belajarku dan hanya teman sebatas sapa doang gak lebih itu yang aku bilang ke gina gak lebih. Kalo lebih bisa bisa ngerusak moment aku PDKT lagi sama gina.

"Oh...." gina mengangguk mengerti dan sepertinya dia percaya.

"Li, nonton yukk..." ajak gina yang bergelayut manja di lengan ku dan aku tak bisa menolak itu.

Ku biarkan gina mengantri tiket masuk ke bioskop karna dia yang memintanya dan katanya dia ingin memilih filmnya dan yang pasti film romantis yang penuh dengan drama dan nangis.

Aku bergidik mambayangkan film yang di pilih gina pasti sangat melankolis tapi apalah aku tak bisa menolak kalo gina sudah memintanya.

Sambil menunggu gina, ku edarkan pandanganku ke seluruh mall ini. Dan terlihat sepi untuk hari sabtu seperti.

Dan sepertinya mata ku menangkap sosok gadis mungil dengan menggunakan rok abu abu selutut dan kaos putih rambut di gerai sebahu.

Prilly dia disini !! Pekikku dalam hati. Ku amati dia dari kejauhan yang sedang memesan ice cream. Dan dari sini aku bisa lihat dia sendirian memesan ice? Dimana teman temannya?

Tapi apa peduliku mau dia sama siapa. Yaa memang aku tak peduli tapi lain dengan hati dan mata ku seperti tak ingin lepas dari sosok cewek aneh itu.

Ku lihat terus tingkahnya. Dia terlihat kesal dengan penjual ice cream yang menggodanya menarik ulur ice cream yang akan di berikannya pada prilly. Dan shit !!! Kenapa dia harus merucutkan bibirnya seperti itu ke penjual ice cream dan penjual ice cream itu cowok !!

Bagaiman kalo penjual ice cream itu gemas melihat bibirnya seperti itu dan bagaimana kalo cowok penjual ice itu mengecupnya !! Shit... bisa gak sih cewek aneh itu ngerucutin bibirnya cuman sama aku !!

Aku hendak menghampiri dan menarik paksa prilly dari tukang ice cream yang menggodanya terusan. Tapi baru selangkah aku terhenti.

Aku melihat abel sahabatnya yang menghampiri prilly dan siapa lelaki yang di belakang abel itu? Tunggu itu seperti randy? Yaa itu randy teman sekelasku. Sejak kapan randy kenal dengan prilly dan bahkan bisa jalan bareng dengannya. Bukankah prilly terkenal pendiam di sekolah dan tak punya teman selain teman sebangkunya.

Dina. Pacar toni teman sekelas aku juga. Bukankah cuman itu temannya.

"Ali...." ucap seseorang menepuk pundakku dari belakang membuat aku terpekik kaget.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang