Author Pove
Suara jeritan, tawa, tangisan begitu memenuhi ruang aula sekolah menengah atas ini. Tak lupa coretan demi coretan spidol di kain putih seragam abu abunya menjadi lukisan di siang menjelang sore. Tak henti henti nya mereka merangkul, menangis dan tertawa bersama di akhir masa sekolah ini, namun bukan akhir mereka menatap masa depan melainkan awal mereka menata hidup mereka lebih dewasa. Berganti memberi tanda tangan di seragam mereka masing dengan tawa yang renyah.
Bila di hari biasa bersekolah para siswi di larang keras berdandan menor namun beda dengan hari ini. Khusus siswi harus membawa lipstik merah cerah dan memakainya setebal mungkin di bibir dan memberi kiss di seragam teman lelakinya sebagai ungkapan persahabatan dan sebuah kenang kenangan sedangkan untuk para siswanya hanya membawa spidol berawarna.
Prilly tersenyum ketika randy memintanya memberi kiss di seragam sekolah miliknya tepat di dada samping kanan. Kata randy untuk kenang kenangan agar tepat selalu di hatinya.
"Kamu yakin? Minta di situ?"
"Iya ayolah prill, mumpung ali tak melihat..."
Prilly menoyor kepala randy namun sedetik kemudian ia memberi tanda kiss, tepat dimana randy memintanya. Ia pikir apa salahnya memberi kiss untuk sahabatnya toh hanya di seragam sekolah bukan bibir. Jadi tak masalah bukan?
"Ohh thank you piyi..." randy mencubit gemas pipi prilly "kalo gitu lo mau gue ngasih tanda lo dimana?" Tanyanya
"Ehm.. dimana yaa?" Prilly seolah berpikir "di sini aja deh ran" katanya setelah menemukan tempat yang tepat.
Randy mengangguk lalu memberi tanda tangannya dan sedikit tulisan di ujung seragam putih abu abu prilly.
"Selesai.." katanya, menegakkan tubuh karena tadi ia menunduk.
Prilly tersenyum dan membaca tulisan itu, tulisan yang hanya randy dan prilly yang tau.
"Oh iya rand, kamu tau ali dimana?" Randy menggeleng sambil mengedarkan pandangannya "dari tadi gue juga gak lihat ali prill." Ucap randy.
Prilly mendesah kecewa, pasalnya dari kemarin ali susah di hubungi dan sekarang batang hidungnya tak terlihat di sekolah.
"Jangan jangan..." kata randy menggantung seperti akan menebak sesuatu.
"Jangan jangan apa?"
"Jangan jangan ali gak lulus prill" prilly membulatkan mata terkejut. Tidak mungkin ali pasti lulus. Batinnya.
"Jangan ngomong sembarangan rand, ali pasti lulus.."
"Yaa kan gue nebak prill, soalnya dari tadi batang hidung nya gak keliatan tapi gue lihat motornya terparkir sih "
"Kalo gitu ali masuk dong.."
"Spertinya begitu, tapi gue gak tau itu anak ngilang dimana. Gue harap dia juga lulus.."
"Ali pasti lulus " tegas prilly "kalo gitu aku nyari ali dulu yaa rand"
Randy mengangguk lalu prilly melenggang begitu saja dari hadapan randy.
Prilly berjalan menelusuri lorong lorong sekolah dan sesekali ia di hentikan oleh teman seangkatannya untuk memberi tanda kenangan. Ia memang tak mengenalinya namun apa salahnya prilly memberikan kenangan pada mereka toh mereka juga teman satu sekolah dengannya. Prilly dengan senang hati meminta spidol mereka untuk memberi tanda tangannya. Ya. Prilly tidak sperti teman cewek lainnya yang akan memberi kiss pada setiap siswa yang meminta tanda kenangan di seragamnya, prilly beda. Ia tak akan memberi kiss itu pada setiap teman siswa yang memintanya hanya teman yang dekat yang akan di berinya. Ali dan randy mungkin. Tapi sekarang dimana Ali?
KAMU SEDANG MEMBACA
FULL KISS
Fanfiction"ali aku sayang kamu, ali aku cinta kamu, ali jawab dong...." -Prilly Latuconsina- *CUP* -Ali Syarief-