PART 24

55.5K 3.3K 15
                                    

Author pove

suara kekehan dua insan anak manusia ini, menggema di antara padat nya lalu lintas pagi. Beberapa menit lalu tiba tiba motor yang ia tumpangi mogok, membuatnya harus berjalan kaki menuju sekolah karna memang motornya harus di bawa ke bengkel. Dengan senang hati prilly menemani roby berjalan kaki menuju sekolahnya, walau roby ingin mengajaknya naik taxi tapi prilly menolaknya dengan alasan ia merasa rindu berjalan kaki menuju sekolah.

Prilly benar benar merasa nyaman dan merasa jadi dirinya sendiri jika bersama roby. Tak perlu menjadi diri orang lain untuk membuat nya terkesan hanya jadi diri sendiri dan itu akan membuat roby amat teramat terkesan. Tawanya mengembang saat sesekali roby berceloteh ria seperti bayi. Prilly baru sadar, kalo ada lelaki sehangat roby di kelasnya.

Bodohnya, kenapa aku tidak sadar selama ini.

"Maaf yaa prill, kesan pertamanya jadi ancur gini..." roby berjalan beriringan dengan prilly. Prilly tersenyum, tak ada yang ancur menurutnya lalu kenapa roby minta maaf.

"Apaan yang ancur, nih tuh keren antimainstream tau" celotehnya.

"Lo peres kan, bilang aja prill. Duuh gue jadi gak enak nih. Masak iyaa awal PDKT udah ancur gini..." prilly terkekeh melihat ekspresi roby yang hilang mood ini. Lucu.

"Jangan ketawa gitu prill, nanti gue bisa jatuh..."lanjut roby mencoba mensejajarkan langkah kecil kaki mungil prilly saat telah memasukki gerbang sekolahnya.

Prilly mengernyitkan kening "jatuh?" Ucapnya menoleh ke arah roby.

"Iyaa jatuh. Jatuh cinta sama lo.." roby tergelak setelah berucap dan ekspresi prilly berubah. Pipinya terasa panas dan sebuah senyuman mengembang di wajah ayunya, tak bisa menjawab lagi ucapan roby.

Roby berceloteh ria dan sesekali memberi gombalan pada prilly, membuat pipi prilly lagi lagi memerah. Tak perduli dengan puluhan pasang mata yang melihat ke arah mereka, roby terus saja menggoda prilly hingga memasukki ruang kelas mereka.

"Silahkan duduk tuan putri..." roby menarik kursi untuk prilly sambil menunduk hormat khas seorang pangeran yang memberi tempat duduk pada putrinya.

Prilly tersenyum simpul dan duduk di tempat yang telah roby siapkan. "Terima kasih" ucapnya dalam semyuman.

Roby mengerlingkan matanya "tak usah terima kasih tuan putri, itu sudah ke wajiban saya.." katanya lantang menarik sebuah kursi untuk di dudukinya agar dekat dengan prilly saat mengobrol "oke tuan putri, agenda kita hari ini apa? Apa yang harus saya lakukan untuk tuan putri..." lanjutnya.

Prilly terkekeh, serasa ada banyak jemari yang menggelitiki perutnya hingga terasa geli sekali saat roby menyebutnya dengan sebutan tuan putri.

"Baiklah pangeran, hari ini kita tak ada agenda apapun.." ucap prilly menyeimbangi gaya roby walau ia harus menahan tawa yang hampir pecah.

"Pangeran?? Apa gue gak salah denger prill," Ulang roby menyebut nama pangeran lalu ia terkekeh.

"Aku kan cuman nyeimbangi, gaya kamu rob, jangan ketawa gitu..." prilly mengerucutkan bibirnya pada roby. Ia tak tau niatnya yang hanya ingin menyeimbangi gaya bercandaan roby malah bikin roby tertawa mengejeknya.

"Jadi pangeran beneran lo gue mau kok.." roby tersenyum menggoda ke arahnya.

Prilly tak berucap sepatah kata pun hanya senyum yang menghiasi wajah ayu nya. Prilly tau roby ingin sekali menjadi bagian dari hidup prilly tapi prilly masih membatasi kedekatannya dengan roby, ada hati yang harus ia jaga walau ia tak tau sampai kapan.

Seperkian menit kemudian, jam pelajaran di mulai membuat roby kembali duduk di tempatnya.

Prilly pove

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang