Part 37

77.4K 3.8K 84
                                    

Author Pove

"Li, ayolah fokus ke pelajaran.." sungut prilly.

"Iyaa yii, ini udah fokus.." ali menjawabnya dengan santai dan sesekali polpen miliknya mengetuk ngetuk meja kaca hingga membuat suara nyaring.

"Kamu tak fokus !!"

"Aku sudah fokus yi.." ali menopang wajahnya menghadap ke arah prilly, yang sudah tersulut emosi.

"Fokus apa? Ini saja kau tak bisa.." tunjuk prilly pada soal kimia yang mereka kerjakan.

"Fokus melihat mu..." ali tersenyum tanpa dosa. Prilly mendengus bahkan ia sudah jengah di tatap ali seperti itu.

"Ayolah li, hilangin bercanda kamu..."

"Ayolah yii, aku sangat merindukanmu, aku rindu mata hazelmu.."

"Omong kosong apa kamu li, setiap hari kita hampir bertemu..." prilly merapikan bukunya. Ia sudah merasa capek hati, karena dari tadi ali tak memperhatikan ajarannya.

"Mau kemana yii??" Tanya ali ketika prilly berdiri dari duduknya.

Tanpa membelas prilly melenggang saja ke arah jendela kaca apartement milik ali. Ia membuka setengah tirainya agar ia bisa melihat suasana sore dari sana, di lipatnya ke dua lengan di dada dan mengatur emosi agar sedikit mereda matanya menerawang jauh ke depan tanpa memperdulikan kekasihnya lagi.

Ali bergerak untuk mendekat, ia tau prilly marah padanya tapi ia benar benar merindukan prilly. Bukan karena akhir akhir ini tidak ketemu bukan tapi untuk satu bulan ke depan mungkin ia kan merindukan kekasih munginya ini, karena waktu ujian semakin dekat dan mungkin akan menyita waktu mereka untuk bersama.

"Yi, kamu marah??" Ali memeluk gadisnya dari belakang, menopangkan dagunya di bahu prilly.

"Hem...."

"Jangan marah dong, aku tau aku salah.."

"Lalu.."

"Lalu aku gak akan ngulangin lagi yii.." lelaki itu merubah posisi kepalanya hingga kini kepalanya berada di atas pucuk kepala prilly "aku begitu karena aku tau, aku akan merindukan mu nantinya" lanjut ali dan sesekali mengecup pucuk kepala prilly.

"Merindukan ku?" Tanya prilly yang kini sudah membalikkan tubuhnya, wajahnya menengadah menatap wajah ali "memangnya kamu mau kemana? Apa kamu akan meninggalkan ku?" Selidik prilly dengan posesif ia memeluk kekasihnya.

"Enggak..." lelaki itu menggeleng kecil menanggapi pertanyaan prilly, sambil tersenyum ia mencubit hidung kekasihnya itu "siapa yang bilang aku mau ninggalin kamu yi"

"Tadi katanya, kamu akan merindukan ku. Lalu kalo gak ninggalin kenapa rindu rinduan." Prilly mengerucutkan bibirnya.

Dan dengan cepat ali mengecup sekilas bibir kekasihnya itu, membuat gadis itu menarik senyum malu, yang ia yakini sekarang pipinya sudah merah seperti tomat.

"Masih merona aja kalo di cium.." kekeh ali mengelus pipi prilly yang merona "mau lagi atau mau yang lebih lama lagi?" Lanjutnya.

Prilly semakin merona atas ucapan ali itu, ia memukul pelan dada bidang kekasihnya sambil mencibir tak jelas. Ali meringis kesakitan namun sedetik kemudian ia mempererat pelukannya dan membawa kepala gadisnya mendekat di dadanya.

"Nanti yaa setelah menikah aku janji akan mencium mu lebih lama dan tanpa jeda semenit pun. Kau mau?" ucap ali tanpa sensor sedikit pun yang membuat gadis di dekapannya merona semerona mungkin merasakan perutnya geli karena banyak kupu kupu berterbangan di sana.

"Kenapa diam, apa kamu tak mau menikah dengan ku?" Ali mendongakkan wajah prilly agar menatapnya, tapi prilly menepisnya dan menelungsupkan wajahnya di dada bidang ali, menempelkan pipi kanannya di sana.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang